Santana, petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bandung yang juga merupakan seorang atlet bela diri kempo. Santana tercatat sebagai atlet berprestasi pada cabang olahraga (cabor) yang digelutinya.
Santana merupakan atlet kempo yang aktif untuk Kabupaten Bandung. Berbagai prestasi diraihnya dalam berbagai kejuaraan seni bela diri kempo. Santana menyabet berbagai medali.
Santana tercatat sebagai tenaga honorer di Disdamkar Bandung. Ia bertugas sebagai anggota Regu 2 Comand Center Pusdalops. Saban hari, Santana sibuk menerima laporan warga. Selain itu, ia juga bertugas mendokumentasikan setiap kegiatan dan mencatat berbagai aset yang rusak di kantornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum menjadi Sang Penakluk Api, Santana menjadi atlet sejak 2007 silam. Pria asal Kampung Sadangsari, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, itu mulai terjun sebagai atlet saat masih berstatus sebagai pelajar di SMKN 3 Baleendah.
"Pas masih kelas 2 SMK tahun 2007. Awalnya karena penasaran kempo itu apa. Terus saya coba masuk kempo yang ada di SMKN 3 Baleendah. Biasa kalau laki-laki mah suka berantem-berantem kan, saya coba mengikuti kempo biar dapet prestasi. Alhamdulillah gurunya Pak Catur Sujatmiko, orang Banjaran," ujar Santana kepada detikJabar, Senin (10/7/2023).
Dua tahun kemudian Santana mencoba mengikuti kejuaraan Bupati Cup pada tahun 2009. Pada kesempatan tersebut dirinya bisa mengantarkan sekolahnya menyabet juara 2 Bupati Cup.
"Tahun 2009 ada Bupati Cup, saya coba ikutan. Terus masuk juara 2 antar-SMKN," katanya.
Saat masuk kuliah di STKIP Cimahi, dirinya sempat kesulitan dalam berlatih. Sehingga dirinya sempat vakum beberapa tahun. Kemudian pada tahun 2012 dirinya memutuskan kembali aktif di seni bela diri kempo.
"Dua tahun sempat vakum, tahun 2012 atau 2013 gabung lagi kempo pas akhir-akhir skripsi," jelasnya.
Setelah itu dirinya kembali mengikuti berbagai kompetisi kempo. Titik awalnya adalah pada tahun 2013. Namun pada kesempatan tersebut belum juara.
"Nah, tahun 2014 alhamdulillah juara di Porda di Bekasi, juara 3. Pada tahun 2017 alhamdulillah juara 1 Pra-Porda. Tahun 2018 alhamdulillah juara 1 lagi," ucapnya.
Santana mengungkapkan saat dirinya aktif mengikuti kejuaraan. Ia menerima informasi terkait penerimaan karyawan Disdamkar Kabupaten Bandung. Kemudian dirinya mencoba melamar dan berhasil masuk melalui jalur prestasi.
"Alhamdulillah masuk Pra-PON di Kalimantan tahun 2018 juga, pas saya udah masuk di damkar ini. Alhamdulillah dari kantor mendukung saya sebagai atlet. Di sana alhamdulillah masuk delapan besar. Soalnya saingannya banyak banget," tuturnya.
Saat masuk menjadi petugas damkar, Santana kembali banjir dukungan. Terutama dari Kepala Disdamkar Kabupaten Bandung Hilman Kadar. "Setelah itu ada tahun 2021 alhamdulillah Pra-Porda juara satu lagi. Pas Porda alhamdulillah juara lagi. Alhamdulillah dibantu ayah angkat sama Pak kadis langsung sama Pak Hilman Kadar. Terus tahun 2022 pun alhamdulillah bisa juara satu di Porprov Jabar," bebernya.
Kembali pada saat masuk damkar, Santana mengaku tak memiliki pengalaman apapun menjadi petugas damkar. Bahkan dirinya mengaku sempat mengalami kepanikan saat melihat kobaran api.
"Saya masuk di damkar betul-betul dari nol. Dari nol saya belajar di mulai latihan menggulung selang, cara mematikan api gimana, dididik belajar hampir satu tahun lah. Saya pertama pasti panik. Terus bingung saja pertama yang dilakukan itu apa. Cuma saya ikutin instruksi dari senior-senior saja we," bebernya.
Pada saat awal dirinya bekerja sebagai helper. Kemudian pada tahun 2019 meningkat menjadi anggota Pusdalops. Berbagai tugas di damkar terus dirinya pelajari.
"Terima laporan, keluar laporan, terus melakukan BAP setiap ada kejadian di lapangan. Pusdalops saat kebakaran pasti sibuk juga, dua orang berangkat, satu untuk dokumentasi dan satu lagi untuk BAP. Kemudian ada satu orang yang stand bye di kantor," kata Santana.
![]() |
Santana menjelaskan sejauh ini bisa membagi waktunya ketika menjadi altet kempo dan petugas damkar. Menurutnya hal tersebut dilakukan berkat banyaknya dukungan dari sejumlah pihak.
"Saya biasanya latihan kempo itu Sabtu dan Minggu. Nah ketika ada masuk pekerjaan, saya meminta izin untuk latihan sebentar dari pagi sampai siang. Langsung siangnya kerja yang penting komunikasi aja. Damkar nya juga alhamdulillah mendukung dan keluarga juga mendukung. Kita soalnya kerja dua hari masuk, dua hari lepas atau libur," bebernya.
Dia berharap ke depannya kesejahteraan para pegawai honorer bisa lebih diperhatikan. Pasalnya kata dia, pekerjaan menjadi petugas damkar memiliki risiko yang besar.
"Apalagi sekarang ada PPPK. Semoga senior-senior saya yang masih kaya saya bisa diangkat karyawan," ungkapnya.
"Gaji sesuai dengan UMR Kabupaten Bandung aja, ya sekitar Rp 2,4 juta per bulan. Alhamdulillah dibantu sama uang piket tambahan," pungkasnya.