Cerita Indrahadi Nyaris Kehilangan Nyawa 2 Kali Saat Padamkan Api

Kisah Sang Penakluk Api

Cerita Indrahadi Nyaris Kehilangan Nyawa 2 Kali Saat Padamkan Api

Whisnu Pradana - detikJabar
Sabtu, 08 Jul 2023 16:00 WIB
Kisah Damkar Cimahi
Foto: Whisnu Pradana
Cimahi -

18 tahun lamanya, Indrahadi mengabdikan diri menjadi petugas pemadam kebakaran (damkar) di Kota Cimahi. Tak terhitung berapa banyak peristiwa kebakaran yang sudah ditanganinya.

Selama itu juga, ia setia melakoni profesi yang bagi sebagian orang dianggap amat berisiko. Ya, tidak salah. Tatkala orang menjauhi api, Indrahadi dan regunya justru menerobos masuk TKP demi memadamkan si jago merah.

Pria 46 tahun itu punya pengalaman yang sampai saat ini selalu membuatnya bergidik. Dua kali, ia nyaris menghadap Sang Ilahi saat menjalankan tugas kemanusiaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai petugas kita sudah biasa, istilahnya sudah siap pulang tinggal nama meskipun amit-amit ya kalau terjadi. Tapi saya sendiri 2 kali hampir kehilangan nyawa saat tugas," kata Indrahadi saat berbincang dengan detikJabar, Jumat (7/7/2023).

Pertama, saat ia kebagian membantu memadamkan kebakaran pabrik kasur pegas di Cimareme, Kabupaten Bandung Barat. Saat itu, ia nyaris kehilangan nyawa jika tidak segera keluar dari sebuah bangunan yang sudah dilalap si jago merah.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu saya sendiri sudah habiskan 4 tangki, sementara refill unit belum datang. Saya kemudian keluar ke bangunan sebelahnya, saya tutup pintu besar dengan asumsi biar oksigen nggak masuk. Di situ posisinya seperti gudang tapi isinya palet," ujar Indrahadi.

Di situ, api sudah membakar semua bagian bangunan termasuk atapnya. Atap yang sudah terbakar sedikit demi sedikit mulai berjatuhan. Sementara saat itu ia masih berupaya mencari cara agar api tak membesar.

"Di situ dalam hati saya dapat bisikan keluar, keluar, keluar, sampai tiga kali. Kalau saya nggak nurut, mungkin saya sudah nggak ada di sini. Tapi kemudian saya ikut kata hati, saya keluar, dua langkah dari situ tiba-tiba bangunan rubuh," ucap Indrahadi.

"Kalau saya bertahan sudah beda cerita. Jadi diikuti suara kereket dari atap yang mau ambruk. Kebayang kalau saya tertimpa. Itu nyata, pengalaman saya pribadi," tambahnya.

Kejadian kedua yang sama-sama masih teringat dengan jelas di benaknya, yakni saat proses pemadaman api dan evakuasi korban di toserba yang ada di wilayah Kota Cimahi. Saat itu, ia mendapat informasi ada orang terjebak di dalam bangunan yang terbakar.

"Jadi saya waktu itu dengar kabar ada yang terjebak, saya terobos lantai satu sampai lantai empat tapi korban tidak ditemukan korban. Di lantai empat, saya terkurung asap karena asap naik semua dari lantai satu. Saya kesulitan penglihatan, sudah sesak napas dan mata berair," tutur Indrahadi.

Segala pikiran mulai terbayang, termasuk apakah ia akan berakhir kehilangan nyawa di situ. Namun tekadnya menyelamatkan orang seperti selama ini, membuatnya juga harus mampu menyelamatkan diri. Sambil merangkak, ia berusaha mencari jalan keluar.

"Saya ingat pelajaran waktu diklat di Jakarta, 10 sentimeter dari permukaan lantai itu udara bersih dan tidak terjadi, semua sudah terkepung asap. Saya merangkak mencari jalan keluar, Kemudian saya temukan pelat besi saya coba cari gagangnya, dan saya keluar ternyata di situ teras lantai empat. Alhamdulillah masih selamat," tutur Indrahadi.

Menurutnya, risiko nyaris kehilangan nyawa dialami semua petugas pemadam kebakaran. Beberapa rekannya turut mengalami kejadian serupa akibat risiko pekerjaan.

"Belum rekan-rekan lainnya, terperosok ke genangan limbah, masuk ke genangan minyak terbakar sampai lehernya terbakar juga. Ada yang tertimpa bangunan, tergigit ular, tersengat listrik, tersengat tawon. Jadi risiko ini mengintai kami," kata Indrahadi.

Semua risiko yang mengintai itu, tak jarang justru berbuah respons negatif dari masyarakat. Ada cemoohan, sorakan, hingga cacian kalau mereka terlambat datang ke lokasi kebakaran.

"Itu cerita yang nggak banyak orang tahu soal pekerjaan kami di damkar. Tapi kadang disoraki, dihina. Belum lagi sebagian berpikir pemadam nggak ada kerjaan kalau nggak ada kebakaran," ucap Indrahadi.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads