Pondok Pesantren Al-Zaytun terancam ditutup setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar merekomendasikan ponpes yang dipimpin Panji Gumilang itu agar ditutup, imbas dari berbagai polemik yang terjadi.
Menyikapi hal tersebut, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Jabar juga telah menyiapkan langkah jika hal itu benar-benar dilakukan. Salah satu langkah yang disiapkan adalah upaya untuk menyelamatkan ribuan santri di Al-Zaytun.
"Kita masih dalam membahas mitigasi saja, harus punya langkah-langkah dan kesiapannya seperti apa nanti di proses selanjutnya," kata Plh Kakanwil Kemenag Jawa Barat Ali Abdul Latief, Selasa (4/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali mengungkapkan, saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat terkait penanganan polemik Al-Zaytun. Karena itulah, mitigasi adalah hal yang paling memungkinkan dilakukan saat ini.
"Misalnya kelanjutannya apakah akan terus berjalan, pembekuan, atau bahkan ada pembubaran kita belum tahu. Langkah-langkah itu kita harus mitigasi dari sekarang oleh kita," ungkapnya.
Namun jika pemerintah memutuskan untuk menutup Al-Zaytun, Kemenag Jabar sudah punya ancang-ancang untuk memindahkan ribuan santri Al-Zaytun ke beberapa pondok pesantren lain yang ada di Kabupaten Indramayu.
"Pertama kalau tidak memungkinkan lagi pembelajaran pada ponpes tersebut, ya kami distribusikan ke ponpes terdekat atau pada lembaga madrasah yang terdekat," katanya.
Untuk diketahui, menurut data Kemenag Jabar, Al-Zaytun memiliki 5.014 orang santri di tahun ajaran 2022/2023 untuk jenjang MI, MTs dan MA.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga mendukung rekomendasi MUI untuk menutup Ponpes Al-Zaytun. Namun dia meminta agar penutupan dilakukan dengan bijak, dengan memikirkan nasib para santri.
"Tetapi harus secara bijak memberi solusi agar ribuan anak yang sudah berstatus murid atau santri di sana, bisa diberikan solusi pendidikan seadil-adilnya," kata Ridwan Kamil, Senin (3/7/2023).
"Jadi penyelesaian Al-Zaytun tidak boleh mengorbankan hak pendidikan dari anak-anak Jabar yang memang sudah terlanjur bersekolah di sana," tegasnya menambahkan.
(bba/mso)