Pemerintah melalui Kementerian ESDM menggulirkan subsidi Rp 7 juta bagi yang membeli motor listrik baru atau mengkonversi motor berbahan bakar bensin ke motor listrik.
Lebih efektif mana, membeli motor listrik baru atau mengkonversi motor bensin ke motor listrik?
Owner AA Bacip Moto Shop Robi Barokah atau karib disapa Aa Bacip menilai, ia lebih memilih konversi motor bensin ke motor listrik. Menurut Robi, konversi listrik benar-benar dapat mengurangi penggunaan bahan bakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di samping itu, harga untuk mengkonversi motor bensin ke motor listrik sendiri masih dinilai tinggi ada di kisaran Rp 9 jutaan termasuk dengan surat-surat, belum termasuk baterai dan charger.
"Memang di lapangan perihal harga banyak yang beranggapan mending beli motor listrik yang baru, yang Rp 9 juta atau Rp 10 juta, memang kalau menurut saya kalau tujuan transisi motor bakar ke listrik ini mengurangi tingkat polusi udara tentu konversi ini sangat efektif, kenapa? Karena bila mana motor bakar ini dikonversi pembelian bahan bakar bakal berkurang," kata Aa Bacip kepada detikJabar, Selasa (4/7/2023).
Baca juga: Jabar Berseri Tanpa Emisi |
"Apalagi orang beli motor listrik yang baru tidak mungkin motor bakar yang sebelumnya ada dibakar gak mungkin, pasti minimal kalau gak di kasih ke orang dijual lagi dan nanti ujung-ujungnya akan pakai bahan bakar bensin," tambahnya.
![]() |
Sebagai bengkel yang sudah diganjar 'Grade A' sebagai bengkel konversi binaan BRT dan mendapatkan penghargaan dari CEO Bintang Racing Team Tomy Huang, sudah banyak jenis motor bebek dan matik yang bisa dikonversi.
"Paling banyak bebek, sekelas Revo, Supra X 125, Kharisma, Jupiter, F-1 bisa, matik Honda seperti Beat, Vario sudah bisa," ujarnya.
Tapi, menurut Aa Bacip untuk metik jenis Yamaha belum dapat dikonversi. "Tapi untuk metik Yamaha belum, kalau metik Honda sudah siap dan banyak," tuturnya.
Kelebihan Motor Listrik
Aa Bacip menyebut, kelebihan dari motor konversi dari motor bensin ke motor listrik bisa menekan pengeluaran bahan bakar karena motor listrik dinilai irit.
"Kalau masalah batre dan bensin irit mana, kita ambil contoh punya saya, saya punya kurir tiap hari bensin minta Rp 30-50 ribu untuk pertalite, semenjak ada motor listrik ini sebenarnya tidak minta lagi bensin dan untuk seharian cukup charger full saja, sudah pulang tutup bengkel dicas, pagi-pagi diambil dan bisa dipakai seharian," jelasnya.
"Misal rata-rata Rp 40 ribu se hari, ini full batre hanya sekitar Rp 2 ribuan, kaya hp saja," tambahnya.
Meksi hemat, Aa Bacip menilai modal pertama untuk mengkonversi harus merogoh kocek lebih dalam, sehingga diharapkan subsidi dari pemerintah bisa mengcover kebutuhan batre dan charger.
"Lebih hemat jelas, beratnya di awal keluar uang banyak, kesannya banyak. Punya saya juga ini dicas di rumah, bisa dicas di warung kopi atau di mana saja dan listriknya pun di 450 kwh aman, enggak ngejepret," pungkasnya.
(wip/yum)