Rombongan motor listrik melintas di Jalan Merdeka, Kota Bandung. Para bikers itu menuju Gedung Bank Indonesia (BI) Jabar.
Saat rombongan ini masuk Halaman Gedung BI Jabar, tidak ada suara kebisingan yang ditimbulkan dari sepeda motor yang dikendarai para bikers. Terlihat pimpinan rombongan itu merupakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dia mengendarai motor gede (moge) berwarna hitam versi listrik.
Ridwan Kamil bersama rombongan telah melakukan Electric Vehicle (EV) Trip dari Gedung Sate ke Gedung BI Jabar dengan melintasi Jalan Diponegoro - Jalan Ir H Djuanda dan berakhir di Jalan Merdeka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menanti Metropolitan Baru di Jawa Barat |
Selain itu, kehadiran orang nomor satu di Jawa Barat ini untuk menjadi narasumber dalam acara Temu Pimpinan untuk Aspirasi Masyarakat (Tepas) bersama komunitas dan masyarakat pengguna kendaraan listrik, Minggu (25/6/2023). Dalam acara Tepas tersebut, Kang Emil --sapaan karib Ridwan Kamil-- menjelaskan soal keunggulan kendaraan listrik yang dapat menghemat energi.
Dia mengimbau warga yang belum membeli motor listrik, bisa mengkonversi menjadi kendaraan listrik. Hal itu dilakukan demi Jabar berseri tanpa emisi.
"Sampaikan ke masyarakat, tolong subsidi Rp 7 juta untuk motor listrik, segera dimanfaatkan. Baik subsidinya dengan cara membeli motor listrik baru atau mengkonversi motor yang biasa dipakai sehari-hari dengan subsidi yang sama," katanya.
Menurut Emil, saat ini Jawa Barat sudah punya peraturan daerah tentang Transisi Energi. Hal tersebut harus jadi kepedulian bersama karena dunia ini semakin lama makin panas, di mana air laut makin meningkat, tanah daratan makin tergerus, bencana iklim seperti gelombang panas juga sudah mulai hadir.
"Mudah-mudahan jangan telat, dengan kita bersama-sama untuk mempromosikan gaya hidup menuju respons terhadap krisis pemanasan global," ujar Emil.
Sewa Mobil Listrik
Emil mengungkapkan Pemprov Jabar memilih sewa mobil listrik dibandingkan pengadaan kendaraan baru. Melalui cara menyewa, Kang Emil menyebut, banyak keuntungan yang didapatkan.
"Iya, mulai tahun ini saya melarang ada pembelian mobil dinas, semuanya bentuknya sewa dan sewanya wajib mobil listrik. Pokoknya rata-rata kepala dinas kepala biro," ucapnya.
"Kalau beli mobil sudah kita hitung nilai mobil mengalami depresiasi, dan dalam catatan BPK sering kali tiba-tiba mobilnya hilang (dibawa dan tidak dikembalikan) oleh pejabat-pejabat, jadi susah nariknya lagi. Tapi kalau sewa, kan dikembalikan dan kalau rusak ya dikembalikan dan diganti mobil baru. Jadi menghemat anggaran, menyelesaikan potensi aset yang sering hilang, dan ramah lingkungan hemat energi dan lain-lain," tutur Emil menambahkan.
![]() |
Menurutnya, saat ini peralihan kendaraan konvensional ke kendaraan listrik masih berproses. Salah satunya, sistem pengisian daya baterai kendaraan listrik dan infrastruktur tempat isi baterai yang dapat diakses masyarakat umum.
"Target ada, 2050 kita berjanji ke dunia, kita net zero emisi, di rentang itu kita target hidup dengan teknologi ramah lingkungan bisa tercapai," ucap Emil menegaskan.
Dampak Ekonomi
Kepala BI Jabar Erwin Gunawan Hutapea mengatakan penggunaan kendaraan listrik berdampak baik pada perekonomian Indonesia. Menurutnya dalam konteks pengembangan transisi energi tentu saja membutuhkan investasi.
"Investasi di Jawa Barat itu sekitar Rp 27 triliun, itu digunakan untuk investasi di area terkait kendaraan bermotor dan Jabar punya potensi yang sangat besar, menjadi leading province untuk melakukan transisi energi sebagaimana menjadi kebijakan nasional," ucapnya.
Berbicara masa depan, Erwin menjelaskan, ada tiga hal yang akan menentukan kemajuan dari sebuah ekonomi. Pertama soal ketahanan pangan, kedua mengenai ketahanan energi dan ketiga soal digitalisasi.
"Sehingga dalam konteks menuju Indonesia maju, ketahanan energi menjadi suatu hal yang menjadi fokus pemerintah. Termasuk di dalamnya adalah melakukan transisi energi agar kita tidak tergantung dari sumber energi yang dari luar, tapi kita relay on sumber energi yang ada di domestik," kata Erwin.
![]() |
Menurut dia, Indonesia punya sumber yang sangat melimpah terkait energi baru yang terbarukan, yaitu geothermal, pembangkit listrik tenaga air, tenaga bio, dan dalam konteks hilirisasi juga memiliki critical minerals yang bisa mendukung industri electric vehicle.
"Sehingga dalam konteks itu Bank Indonesia sangat mendukung program pemerintah dan khususnya Pemprov Jabar. Bagi kami, selain pertumbuhan ekonomi, ini juga sejalan dengan stabilitas daripada rupiah. Karena kalau kita bisa konversi energi, impor BBM yang kita sudah rencanakan sekitar Rp 297 triliun, ini akan membuat rupiah lebih stabil," tutur Erwin.
(wip/bbp)