Sebanyak 31 santri Pondok Pesantren Al Islamiyah, Kampung Warung Domba, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang keracunan semuanya dinyatakan sudah sembuh.
Mereka dirawat di dua lokasi, yakni Puskesmas dan RSUD Cikalongwetan. Para santri pulang secara berangsur. Mulai dari empat santri pulang terlebih dahulu, kemudian disusul 16 santri keesokan harinya, lalu 11 santri menyusul santri lainnya pulang dari tempat perawatan.
"Alhamdulillah kemarin malam semuanya sudah dinyatakan sembuh. Terakhir empat orang masih bergejala ringan, tapi sudah boleh pulang dari rumah sakit juga," kata Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto saat dihubungi detikJabar, Rabu (28/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para santri itu tidak sampai mengalami gejala dehidrasi. Itu karena daya tahan dan kondisi tubuh mereka masih bagus mengingat semua yang keracunan masih berusia muda.
"Kalau yang sampai dehidrasi akut nggak ada, kebetulan semuanya masih muda jadi penanganan dan pemulihannya bisa lebih cepat," tutur Hernawan.
Saat ini pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel makanan yang diduga menjadi penyebab para santri keracunan. Seperti nasi, ayam suwir, dan air putih.
"Kemarin kita sudah ambil sampel muntahan dari korban keracunan. Kemudian sudah tes usap alat masak, tinggal menunggu hasilnya saja," ucap Hernawan.
Diberitakan sebelumnya 31 santri Pondok Pesantren Al Islamiyah, Kampung Warung Domba, Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan makanan, Minggu (25/6/2023).
Para korban kemudian dilarikan ke dua lokasi, yakni RSUD dan Puskesmas Cikalongwetan untuk mendapatkan penanganan medis lantaran mengalami gejala muntah-muntah serta pusing.
Keracunan massal itu dirasakan para santri usai mengonsumsi makanan dari kantin pesantren. Sejak setelah makan, para santri mengalami gejala keracunan hingga selepas Magrib.
"Sekitar jam 7 sampai jam 9 pagi mereka sarapan dari kantin pesantren, kemudian jajanan dari luar. Kejadiannya itu selepas makan sampai setelah Magrib," ujar Hernawan.
Selepas Magrib itu, para santri mengalami berbagai gejala seperti mual, muntah-muntah, hingga diare. Mereka lalu dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas.
"Kemudian santri mengalami muntah- muntah dan BAB terus menerus. Kemudian total 31 santri menjalani observasi di puskesmas dan rumah sakit," ujar Hernawan
(orb/orb)