Nasib Richo Idol Kini, Jadi Pengamen Selepas dari Penjara

Dede Richo Ramalinggam, menenteng gitar akustik miliknya. Setelannya terlihat modis, sepatu putih, celana pendek, kaus hitam dan kaca mata di wajah. Siapa sangka, pria itu dulunya adalah mantan finalis ajang pencarian bakat di salah satu televisi nasional.

Kehidupan Richo 'Idol' demikian namanya dulu dikenal, sungguh berliku. Sempat tampil memikat dengan suara khasnya, Rico bahkan sempat masuk sebagai finalis 10 besar di ajang pencarian bakat tersebut. Namun arus nasib saat itu membawanya ke tempat lain.

Masa gemerlap Richo terjadi ketika ia lolos audisi ajang pencarian bakat, lagu Ku Cinta Kau Apa Adanya yang dilantunkan Richo berhasil memukau para juri saat itu. Dede Richo pun akhirnya berkompetisi di ajang pencarian bakat seri ke 4 pada 2008 silam, mewakili Medan, Sumatera Utara.

"2008 ikut idol, saat itu sampai spektakuler 4, sudah di sembilan besar, sudah finalis. Waktu itu sempat karantina kurang lebih 6 bulan, dari Medan, terbang ke Jakarta pertama di hotel kan. Saat itu saya perwakilan Medan, audisi ke Medan, tembus untuk perwakilan Medan yang terbang ke Jakarta itu 20 orang," kata Richo, mengawali ceritanya dengan detikJabar, Selasa (27/6/2023).

Keberuntungan benar-benar menghampiri Richo saat itu, dia lolos dari ratusan peserta audisi. Perjalanan Richo di ajang pencarian bakat sebenarnya terbilang mulus, karena suaranya yang khas membuat juri menyukainya. Namun perjuangan Richo harus pupus di spektakuler 4 dia tersingkir dari idol.

"Jadi pertama saya lolos di 100 besar, kemudian lolos ke 24 besar, lalu ke 12 besar dan kalah di 9 besar finalis ya namun saya tidak lolos ke 3 besar. Saya gugur," ujarnya.

Dede Richo Ramalinggam, mantan finalis Indonesian Idol yang sekarang jadi pengamen di Sukabumi Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Lepas dari ajang pencarian bakat itu, karier menyanyi Richo redup dan tak terpantau. Jejak nyanyian Richo terlihat di kanal youtube yang ia buat, dalam aplikasi video berbagi itu ia memperlihatkan kesehariannya dengan mengamen dan mengcover lagu, suara indahnya tetap tak luntur. Namun masa kelam tiba, nasibnya berubah 360 derajat 10 tahun kemudian.

Richo yang kini tinggal di pesisir Pantai Cikembang, Desa Pasir Baru, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi itu menunjukan catatan dari situs wikipedia kepada detikJabar. Dalam catatan ensiklopedia bebas yang bisa dibuat oleh penggunanya itu memperlihatkan sebagian riwayat singkat tentang dirinya.

"Ini benar catatan di sini, yang salah hanya tanggal lahir saja ditulis 22 yang benar 23. Selain itu, semuanya memang seperti itu, apa adanya. 2018 sempat terjerumus di dunia kriminal, gara-gara ada teman. Saya pecahin kaca mobil," ungkap Richo.

Saat itu Richo bersama salah seorang saudaranya ditangkap polisi gegara membobol mobil dan mencuri drone di dalamnya di kawasan Serpong. "Apa yang ditulis di situ (wikipedia) memang begitu, saya melakukan aksi itu karena terdesak kebutuhan membayar sekolah anak," lirihnya.

Richo saat ini menikah dengan gadis asal Kabupaten Sukabumi bernama Aas Asiah dengan usia pernikahan 7 tahun. Sebelumnya Richo lebih dulu menikah di kampung halamannya di Medan dan dikaruniai putra kembar. Selepas itu dia berpisah dengan istri pertamanya itu.

"Saya kena putusan 2 tahun 6 bulan namun karena berkelakuan baik, saya hanya kena 1 tahun 6 bulan. Saya bebas April waktu Covid tahun 2020. Saya pulang ke Palabuhanratu," imbuh Richo.

Kini keseharian Richo masih menekuni bidang tarik suara, ia mengamen dari satu tempat ke tempat lainnya. Dari satu cafe ke restoran dan tempat-tempat keramaian di kawasan wisata pesisir Teluk Palabuhanratu.

"Aktivitas sehari-hari mengamen, dari rumah makan ke rumah makan terus sesekali dapat pekerjaan di acara di event-event. Ulang tahunan, kawinan, acara corporate juga pernah," kata Richo.

Richo memasang tarif untuk penampilannya di acara-acara itu, mulai dari Rp 500 ribu dalam kota, dan keluar kota sampai Rp 3 juta.

"Minimum itu di dalam kota Rp 500 ribu sekali show, keluar kota kadang Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Rezeki ya yang penting halal, kalau ngamen sehari paling kecil dapat Rp 200 ribu,"pungkasnya.

Richo bersenandung, jari-jemarinya lincah menari di atas senar gitar. Suara khasnya sedikit serak, namun tetap mengena di nada tinggi. Ia tidak pernah merasa berada di titik terendah, masa kelam yang pernah ia jalani ia kubur dalam-dalam jadikan sebagai pelajaran. Mimpinya masih tinggi, berharap suatu saat ada yang membawanya untuk kembali mencapai impian di dunia musik.