Kata NII Crisis Center soal Al-Zaytun dan Panji Gumilang

Kata NII Crisis Center soal Al-Zaytun dan Panji Gumilang

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Senin, 26 Jun 2023 19:16 WIB
Ken Setiawan pendiri NII Crisis Center sedang diskusi di forum Silaturahmi Kebangsaan
Ken Setiawan pendiri NII Crisis Center sedang diskusi di forum Silaturahmi Kebangsaan (Foto: Istimewa).
Indramayu -

Kontroversi pernyataan Panji Gumilang, pimpinan Ponpes Al-Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat kian mencuat. Jauh dari sebelum polemik itu, Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center menyebut bahwa ada upaya makar yang digerakkan.

Seorang pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan menyebut bahwa Panji Gumilang sejak awal mendirikan Al-Zaytun dinilai sudah menyimpang. Bahwa di dalamnya terdapat sebuah sistem negara yang dimulai dari tingkat RT hingga menteri.

Namun menurutnya, upaya itu terbungkus rapih dengan berkedok pondok pesantren. Penyelewengan itu dianggap Ken hanya takiyah atau menyembunyikan jati diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang namanya mendirikan negara dalam negara ya jelas nyeleweng lagi itu kan dilarang Agama dan negara, makar itu kan. Terlepas itu santun atau tidaknya itu kan bicara personal tapi dari awal memang membuat sistim negara kan, NII walaupun faktanya dibungkus dalam pesantren, dibungkus dalam hal-hal yang sifatnya toleransi, perdamaian, menghadirkan tokoh-tokoh lintas agama, itu kan hanya takiyah kalau bahasa NII, atau menyembunyikan jati diri," kata Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan, Senin (27/6/2023).

Ken Setiawan bahkan sempat terlibat dalam barisan itu. Dia bisa mengetahui dan mengalami secara langsung. Setelah tahun 1999 Al-Zaytun diresmikan, Ken bergabung di sekitar tahun 2002 dan menjabat di tingkat Desa.

ADVERTISEMENT

"Dulu saya di bawah masih di Kecamatan atau di Desa lah. Dulu saya menggantikan semacam Plt di Desa jadi tugasnya ya wara wiri di Kecamatan jadi masih rendah lah. Seperti senior saya kan ada yang gubenur, wakil Bupati," katanya.

Dijelaskan Ken bahwa antara Al-Zaytun dan Panji Gumilang harus dilihat dari dua sisi atau saling berkaitan. Bahkan, disebut nya banyak pengurus pondok pesantren yang juga merangkap sebagai anggota NII.

"Ini yang seolah dua wajah ini tidak saling berhubungan jadi pengurus NII ya pengurus Al-Zaytun, pengurus Al-Zaytun ya pengurus NII juga. Cuman memang kalau dilihat secara dalem di sana tidak semua guru NII, ada guru yang didatangkan dari luar setelah ngajar mereka pulang. Ada juga santri yang kita kategorikan jadi korban Al-Zaytun melihat pesantren megah kan orang tua udah sekolah di sana gitu," jelasnya.

"Tapi mayoritas di sana (Al-Zaytun) santri yang memang orang tuanya anggota NII mencapai 80 sampai 90 persen. Kan hampir semua," imbuhnya.

Upaya makar yang dilakukan Panji Gumilang dan Al-Zaytun dikatakan Ken Setiawan masih berlangsung sampai saat ini. Namun, mereka lanjut Ken lebih rapih dengan balutan organisasi dan pendekatan ekonomi.

"Masih sampai sekarang, cuma sekarang lebih pendekatan nya menggunakan organisasi. Mereka bikin yayasan, bikin yayasan yatim piatu, koperasi, bahkan bikin perusahaan. Jadi pendekatannya lewat jaringan ekonomi dan itu lebih sukses. Mereka tahu bahwa orang Indonesia tuh baik-baik, dermawan dermawan," ujarnya.

Dari pergerakan itu, Ken menyebut bahwa pihak Al-Zaytun dan Panji Gumilang bisa meraup dana Miliaran Rupiah per bulan hanya bermodalkan profil yayasan.

"Jadi cukup bikin profil yang bagus sodorkan lah ke pemerintah, instansi atau ke perusahaan. Mereka pernah dapat dana CSR sebesar Rp500 Juta satu yayasan sampai sekarang tuh masih ada itu satu bulan bisa dapat Rp1 Miliar dan mereka punya ratusan bahkan ribuan yayasan tersebar di seluruh Indonesia," ujar Ken Setiawan.

(mso/mso)


Hide Ads