PMK Masih Ada, Warga Majalengka Diminta Selektif Pilih Hewan Kurban

PMK Masih Ada, Warga Majalengka Diminta Selektif Pilih Hewan Kurban

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Sabtu, 24 Jun 2023 00:35 WIB
Ilustrasi sapi (Sholihin-detikcom)
Ilustrasi sapi (Sholihin-detikcom)
Majalengka - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Majalengka memberikan imbauan menjelang Idul Adha. Masyarakat diminta tetap waspada terhadap wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Itu karena, wabah PMK masih menjadi teror bagi hewan ternak. Di Majalengka, ada sebanyak 6 ekor sapi yang terindikasi sakit dengan gejala mirip penyakit tersebut.

6 sapi tersebut merupakan hasil temuan DKP3 Majalengka usai melakukan pemeriksaan terhadap 379 ekor sapi kurban dari berbagai tempat yang ada di Majalengka. Menurut Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKP3 Majalengka, drh Siti Norini Patimah, 6 sapi tersebut saat ini kondisinya mulai berangsur membaik.

"Kemarin dari 379 (sapi kurban yang diperiksa), ada 6 ekor yang sakit. Tapi sudah menuju arah kesembuhan. Gejala tidak mau makan," kata Siti, Jumat (23/6/2023).

Oleh sebab itu, Siti mengimbau masyarakat agar waspada terhadap wabah PMK. Selain wabah PMK, penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) juga perlu diwaspadai.

Siti meminta masyarakat agar segera melapor kepada pihaknya jika kedapatan hewan ternak kurang sehat. Pihaknya, kata dia, dipastikan langsung menindaklanjuti laporan tersebut.

"Masyarakat diimbau, sekarang ini masih ada penyakit hewan Mulut dan Kuku atau PMK. Dan penyakit LSD (Lumpy Skin Disease). Jadi kalau masyarakat menemukan ternak dengan gejala lumpuh, kaki sakit, kemudian ada bentol-bentol segera melapor ke dinas atau petugas," ujar dia.

Kendati ada ancaman wabah penyakit tersebut hewan kurban, masyarakat diimbau agar selektif dalam memilih hewan untuk kurban. Oleh karena itu, Siti berharap masyarakat mempunyai pemahaman tentang kesehatan hewan.

"Jadi untuk ternak yang akan digunakan sebagai hewan kurban, kita harus memastikan bahwa ternak itu sehat. Dilihat dari mulut, hidung, anus, dan kulitnya. Misal di hidungnya ada laleran, mulutnya ada luka-luka, atau anusnya ada kotoran yang menempel, bisa dinyatakan itu dia belum sehat atau sakit," jelas dia.

"Kemudian yang perlu diingat oleh masyarakat, bahwa selain sehat hewan kurban itu harus cukup umur. Bisa melihatnya dari gigi. Kalau giginya sudah ganti dari gigi susu menjadi gigi tetap, itu sudah layak untuk kurban," sambungnya.

Sementara itu, tim DKP3 Majalengka pada Jumat (23/6) telah melaksanakan pengecekan kesehatan hewan kurban jenis kambing di Pasar Hewan Maja. Di sana, sebanyak 500 ekor kambing diperiksa.

Dari pemeriksaan itu, satu ekor kambing ditemukan terpapar penyakit Orf. Orf sendiri merupakan penyakit hewan menular pada kambing dan domba yang ditandai dengan terbentuknya popula, vesikula dan keropeng pada kulit di daerah bibir/di sekitar bibir.

"Dari 500 ekor kambing yang kami periksa ditemukan satu ekor yang memiliki penyakit Orf. Kambing yang Orf kita pisahkan karena kemungkinan bisa menularkan. Setelah dipisahkan kita lakukan pengobatan," kata dia.

"Perlu diketahui Orf ini penyakit yang disebabkan oleh virus. Kemungkinan muncul perjalanan jauh sehingga berdampak ke daya tahan tubuh dan timbul bintik-bintik, menular. Penyakit Orf kalau dibiarkan saja semakin parah, makin luka," jelas dia menambahkan.

(yum/yum)



Hide Ads