Kepala Dinas Ketahanan Pangan Peternakan dan Perikanan Kota Sukabumi Andrian Heriadi mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim pemantauan hewan kurban per kelurahan. Laporan hewan positif LSD dan PMK itu pun ia terima dari petugas pemantau di lapangan.
Berdasarkan pemantauan di 119 titik ditemukan jumlah sapi sebanyak 1.137 ekor, kerbau 2 ekor, domba 1.323 ekor, dan kambing 27 ekor dengan total keseluruhan mencapai 2.489 hewan kurban.
"Dari total tersebut, yang terindikasi PMK ada 10 ekor dan LSD 4 ekor. Ya masih banyak PMK, yang LSD sapi semua," kata Andrian saat ditemui detikJabar di kantornya, Kamis (22/6/2023).
Dia mengungkapkan, hewan yang terjangkit rata-rata berasal dari luar kota. Diketahui, Kota Sukabumi menerima kedatangan hewan kurban dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali.
"Kalau itu dari luar karena mungkin dalam perjalanan sapinya drop ya akhirnya virus ini muncul. Kita coba isolasi, beri vitamin dan pengobatan antibiotik," ujarnya.
Dia menerangkan kedua penyakit hewan itu memiliki perbedaan ciri-ciri. Untuk PMK muncul gejala pada bagian mulut dan kaki sapi, sedangkan LSD terdapat benjolan seperti cacar pada sapi. Meski demikian, kata dia, penyakit itu tak dapat menular pada manusia dan masih aman untuk dikonsumsi.
"Untuk kurban masih boleh, asalkan pada saat disembelih sudah sembuh," jelasnya.
600 Vaksin Disiapkan
Menanggapi adanya laporan sapi positif LSD dan PMK, pihaknya mendapatkan stok vaksin dari pemerintah pusat sebanyak 600 untuk masing-masing jenis penyakit. Rencananya vaksin itu tak hanya diberikan pada hewan kurban saja, tetapi juga seluruh hewan ternak lainnya.
"Kita ada diberi bantuan vaksin di 2023 sebanyak 600 vaksin, penandaan 600 dan berdasarkan monitoring kemarin juga kita cek. Setiap sapi itu sudah dipasang ear tag, jadi kalau ada yang belum (dipasang ear tag) kita langsung vaksin PMK," kata Andri.
"Baru kemarin kita juga dapat bantuan vaksin LSD sejumlah 600-an. Mulai disuntikan untuk yang bukan hewan kurban karena efeksivitasnya 21 hari, khawatir kalau disuntikan sekarang dipotong untuk hewan kurban nggak ada manfaatnya. Yang disuntik yang sehat," sambungnya.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Riki menambahkan, kasus itu ditemukan di dua titik. Pihaknya mengimbau agar peternak yang menemukan sapi bergejala PMK dan cacar dapat segera diisolasi.
"Kita imbau kepada para peternak atau pedagang untuk memisahkan sapi yang terindikasi PMK dan LSD supaya tidak menyebar," kata Riki.
"Kalau keluar masuk kita lihat di SKKH saja dari daerah asal sapi tersebut. Tidak seperti tahun kemarin, kalau kmarin kan harus ada pos check nya, kita juga cek di lapak-lapak, memenuhi standar kurban atau tidak," tutupnya. (mso/mso)