Kampung Panjang Umur di Cianjur, Ada Warganya Hidup Lebih dari Seabad

Kampung Panjang Umur di Cianjur, Ada Warganya Hidup Lebih dari Seabad

Ikbal Selamet - detikJabar
Senin, 19 Jun 2023 08:30 WIB
Potret Kampung Adat Miduana yang masih terjaga tradisi dan kebudayaannya
Potret Kampung Adat Miduana yang miliki banyak warga berusia lebih dari seabad. (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terdapat kampung yang sangat unik karena banyak penduduk memiliki usia panjang bahkan hingga di atas 100 tahun.

Kampung bernama Kampung Adat Miduana ini berada di pelosok Cianjur, tepatnya di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul. Jaraknya sekitar 172 kilometer dari pusat perkotaan Cianjur.

Kampung ini berada di tengah pegunungan dengan dihimpit dua aliran sungai besar yakni Sungai Cipandak Hilir dan Cipandak Girang yang kemudian bertemu menjadi Sungai Cipandak. Lokasinya yang berada diantara dua sungai itu yang juga menjadi alasan kampung ini dinamakan Miduana atau Midua yang berarti mendua atau terbagi dua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kampung ini terdiri dari 21 rumah yang dihuni oleh 21 keluarga. Rumah di Kampung Miduana juga masih sangat tradisional berupa rumah panggung dengan dinding berupa bilik bambu.

Uniknya lagi, semua rumah berbentuk sama yaitu bagian pintu harus menghadap ke arah selatan. Warga Kampung Adat Miduana mayoritas merupakan petani, hektaran sawah di sekeliling kampung menjadi mata pencaharian utama warga. Selain petani padi, ada juga warga yang menjadi penyadap aren.

ADVERTISEMENT

Aktivitas bertani di medan yang terjal di tengah pegunungan itu membuat warga tanpa sadar terbiasa olahraga keras membuat tubuh mereka bugar. Ditambah lagi udara segar dengan alam yang masih terjaga tanpa polisi atau kebisingan kendaraan seperti di perkotaan membuat warga semakin hidup sehat.

Hal itu juga yang diduga membuat mayoritas warga di Kampung Adat Miduana berusia panjang. Ma Icih salah satunya, warga Kampung Adat Miduana ini sudah berusia sekitar 120 tahun.

Meski sudah berusia lebih dari seabad, Ma Icih masih mampu beraktivitas mulai dari jalan-jalan di sekitaran rumah hingga aktivitas lainnya.

"Pami ka sawah mah tos teu kiat, mung ka jamban atanapi mapah ka payun bumi mah kiat keneh (kalau ke sawah mah sudah tidak kuat, tetapi kalau ke jamban atau jalan ke depan rumah masih kuat)," ungkap Ma Icih, Minggu (18/6/2023).

Selain itu, walaupun pendengarannya sudah tak lagi baik, Ma Icih ternyata tidak pernah sakit parah apalagi hingga dirawat di puskesmas ataupun rumah sakit.

"Paling muriang, lebet angin. Teu pernah ka rumah sakit mah (paling meriang, masuk angin, tidak pernah ke rumah sakit)," ungkapnya.

Tidak ada rahasia khusus yang dijalankan warga Kampung Adat Miduana. Pola hidup sehat yang tidak secara sadar dijalankan masyarakat membuat mereka tetap bugar dan berusia panjang.

"Sebenarnya dari pola makan, pola hidup, dan pikiran yang sehat yang membuat warga tetap bugar dan berusia panjang. Didukung lingkungan tempat tinggal yang juga sehat karena alamnya yang masih terjaga," ungkap Dewan Adat Kampung Mudiana Rustiman.

Rustiman mengatakan selain keunikan dari usia warganya yang panjang, masyarakat Kampung Adat Miduana juga memegang dan melestarikan kebuduyaannya, seperti Dongdonan Wali Salapan, Lanjaran Tatali Paranti, Mandi Kahuripan, Opatlasan Mulud, dan berbagai kesenian buhun yang masih diajarkan ke generasi muda.

Selain itu, kesenian yang masih dipertahankan hingga saat ini seperti Wayang Gejlig, Nayuban dan Lais selain wayang golek, calung, rengkong, reog, tarawangsa, patun buhun dan lain-lain yang merupakan warisan dari para leluhurnya.

"Kebudayaan dan kesenian ini masih tejaga dan dilestarikan secara turun-temurun sampai sekarang," kata dia.

Rustiman menambahkan, Kampung Adat Miduana sempat muncul sebagai daftar Kampung Adat di Jawa Barat pada 1980, namun eksistensinya redup lantaran minimnya perhatian.

Warga juga menjadi kembali tertutup agar tidak terpengaruh kebudayaan luar yang menghilangkan tradisi yang sudah terjaga selama ini.

Namun, ungkap Rustiman, kini Kampung Adat Miduana kembali terbuka dan akan ditata sebagai wisata kebudayaan.

"Kita masih tata agar menjadi tujuan wisata sejarah dan kebudayaan. Namun tetap wisatawan yang berkunjung harus mengikuti larangan atau pantangan agar kemurnian adat di sini tetap terjaga," kata Rustiman.

(iqk/iqk)


Hide Ads