Stasiun Cicalengka, Kabupaten Bandung akan dibangun. Bangunan Gedung bersejarah yang umurnya sudah mencapai 139 tahun ini terancam dibongkar.
Stasiun yang lokasinya ada di Timur Kabupaten Bandung ini, syarat akan sejarah dan tidak terlepas dari perjalanan sejarah Presiden Soekarno. Hal itu diungkapkan Sejawan Atep Kurnia.
"Paling kentara itu Soekarno ketika ditangkap di Yogyakarta Tahun 1929 kemudian dibawa pakai kereta ke Bandung dan diturunkan di Stasiun Cicalengka. Dari Stasiun Cicalengka diangkut pakai mobil ke Bandung," kata Atep via sambungan telepon, Minggu (18/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tokoh seperti Ir H Djuanda dan Umar Hadi Wirakusuma juga memiliki cerita tersendiri di Stasiun Cicalengka.
"Tokoh nasional lain misalnya Ir H Djuanda, itu ketika masa sekolah beliau tinggal di Cicalengka sekolah menengahnya di Bandung, pakai kereta api dari Stasiun Cicalengka, jadi pulang pergi Cicalengka-Bandung, pergi pagi dan pulang sore," ungkapnya.
"Tokoh lain Umar Hadi Wirakusuma juga tinggal di Cicalengka, kemudian tokoh Internasional ada Edward, dia ini sastrawan Belanda dan tinggal di Cicalengka ketika masa usia sekolahnya dan sekolahnya sama seperti Ir H Djuanda pulang pergi dari Cicalengka ke Bandung," tambahnya.
Atep menjelaskan, dalam cerita sejarah perkeretaapian awalnya Cicalengka itu satu dari dua stasiun di Bandung Raya yang punya status stasiun. Satu di Padalarang dan satu di Cicalengka, sementara gang lain tahun 1884 itu statusnya baru halte dan stoplas.
"Stasiun Cicalengka dibangun 1883, tapi diresmikan Bulan September 1884," ucapnya.
Sejumlah elemen masyarakat Cicalengka dan pegiat literasi di Cicalengka menolak pembongkaran bangunan itu. Bahkan, mereka menggelar diskusi untuk membahas bangunan Stasiun Cicalengka yang bersejarah.
"Ini kan kalau kemarin di diskusi ada yang mengemukakan pendapat kalau sudah lebih dari 50 tahun cagar budaya, Stasiun Cicalengka berarti Cagar Budaya.
Kalau menurut saya kalau ada opsi lain, saya pikir harus dipertahankan karena syarat akan sejarah dan terkait sejarah bangsa ini sendiri, tokoh-tokoh nasional, bahkan internasional bertaut dengan Stasiun Cicalengka," jelasnya.
Menurut Atep, PT KAI sendiri melalui web KAI Heritage, Stasiun Cicalengka diakui sebagai heritage. "Kalu KAI sendiri mengakui itu heritage, berarti ya heritage kan. Coba saja lihat di situsnya KAI Heritage, itu ditempatkan di heritage," ujarnya.
Atep juga mengisahkan, sejak kecil dulu ia kerap diajak ayah dan ibunya bepergian naik kereta api melalui Stasiun Cicalengka dengan tujuan rekreasi ke Padalarang dan turun di Stasiun Padalarang. Hal itu, kerap dilakukan di kala libur lebaran.
"Jelas, saya sendiri sejak kecil pengalaman paling berkesan ke Bandung atau ke Padalarang misal untuk rekreasi, dulu dari kampung saya kalau Lebaran ke Padalarang naik kereta api, di Padalarang kaya rekreasi dan makan-makan, setelah itu pulang lagi ke Cicalengka," paparnya
Atep kembali berharap bangunan utama, khususnya di Stasiun Cicalengka ini tidak dibongkar, meskipun ada regulasi yang mengaturnya.
"Itu dikembalikan lagi ke aturan dan regulasi mengenai heritage, itu gimana, menurut saya. Kalau gitu bertentangan dengan regulasi yang ada kecuali ada ketentuan lain yang mungkin memaksa itu. Intinya tidak dibongkar, intinya itu. Bangunan utama itu ya. Ternyata dalam rentang waktu 100 tahun arsitekturnya relatif sama, bangunannya kokoh," pungkasnya.
(wip/mso)