Memupuk Nostalgia Meluncur di Atas Kereta Peti Sabun

Memupuk Nostalgia Meluncur di Atas Kereta Peti Sabun

Rifat Alhamidi - detikJabar
Minggu, 18 Jun 2023 12:00 WIB
Kereta peti sabun yang dipamerkan di CFD Dago, Kota Bandung, Minggu (18/6/2023).
Kereta peti sabun yang dipamerkan di CFD Dago, Kota Bandung, Minggu (18/6/2023). (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar)
Bandung -

Car free day (CFD) di kawasan Jalan Ir H Juanda atau Jalan Dago, Kota Bandung, pagi ini, Minggu (18/6/2023), terasa lebih istimewa. Sejuknya cuaca Kota Kembang banyak dimanfaatkan warga untuk berolahraga atau hanya sekedar jalan-jalan melepas penat di sepanjang jalanan legendaris tersebut bersama keluarga.

Di salah satu pelataran jalannya, kehangatan tali kekeluargaan makin terasa spesial. Sejumlah orang yang berusia 40-50 tahunan, berkumpul untuk saling bercengkerama maupun menceritakan kembali masa-masa remajanya dulu di Kota Bandung. Salah satu tajuk obrolan yang dibahas yaitu tentang permainan unik zaman dulu bernama kereta peti sabun.

Ya, permainan ini dulunya begitu digandrungi anak-anak maupun remaja pada medio tahun 50-80an. Bermodal peti bekas kemasan sabun atau bahkan dirancang sendiri menggunakan kayu yang dilengkapi dengan roda, permainan ini bisa memacu adrenalin siapapun yang mengendarainya, sekaligus mengasah kelincahan anak-anak zaman dulu yang menggunakannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya jadi permainan semata, kereta peti sabun pamornya dulu bahkan terkenal ke seantero Kota Bandung. Sejumlah perlombaan pun pernah dicetuskan untuk bisa melestarikan permainan unik yang mengandalkan lintasan menurun sebagai landasannya tersebut.

Semenjak pertama kali digelar pada tahun 1951, 1952 hingga 1957 dan mulai diaktifkan kembali oleh Damas pada 1975, lomba kereta peti sabun terakhir kali digaungkan pada 1988. Lintasan sepanjang 300 meter di depan Mal PVJ, Jalan Sukajadi, Kota Bandung, menjadi saksi terakhir kalinya lomba ini digelar. Selepas itu, ajang ini vakum dan perlahan mulai ditinggalkan peminatnya.

ADVERTISEMENT

Sekarang, sejumlah orang yang berasal dari Korps Alumni Daya Mahasiswa Sunda (Damas) bersama Alumni SMP 2 Bandung angkatan 1983, mencoba menggagas kembali supaya perlombaan kereta peti sabun ini bisa digelar. Selain menjadi ajang pebalapnya pada zaman dulu, mereka juga ingin mengenalkan permainan unik ini kepada generasi saat ini.

"Ini kan event heritage yang sudah lama, dari semenjak 1950-an, ini temu alumninya peserta-peserta dulu. Jadi ajang dulunya menjadi driver, masih anak kecil, sekarang ketemu sudah menjadi orang tua," kata Heldi Heryansyah, wakil ketua panitia penyelenggara saat berbincang dengan detikJabar.

Di lokasi tersebut, Damas dengan para alumni SMP 2 Bandung juga memajang sejumlah kereta peti sabun yang bisa masuk kriteria lomba. Namun yang paling memikat perhatian yaitu 2 kereta peti sabun berwarna merah maroon dan warna biru muda.

Meski bentuknya sudah modern dengan berbalut besi dan roda penggerak yang makin kekinian, kedua kereta peti sabun itu bahkan tak luput dari sasaran pengunjung CFD Dago untuk berswafoto. Mayoritas merupakan para orang tua yang mengajak anak-anaknya mengabadikan momen sekaligus bernostalgia dengan permainan unik tersebut.

"Kita punya edukasinya untuk anak-anak supaya tidak ketergantungan dengan gadget. Nanti bapak-bapaknya yang buat kereta peti sabun, anaknya yang menjadi driver-nya. Jadi dari proses pembuatan si anaknya mengikuti," ucapnya menambahkan.

Event bertajuk 'Gorolong On the Road' ini rencananya digelar pada 26-27 Agustus 2023, sekaligus menjadi rangkaian memeriahkan Hari Jadi Kota Bandung. Panitia pun sudah memilih track yang akan menjadi lokasi perlombaan balap kereta peti sabun di depan Balai Kota Bandung, tepatnya di Jalan Merdeka.

Kereta peti sabun yang dipamerkan di CFD Dago, Kota Bandung, Minggu (18/6/2023).Kereta peti sabun yang dipamerkan di CFD Dago, Kota Bandung, Minggu (18/6/2023). Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar

Namun karena lintasannya yang datar, panitia bakal menyiapkan start ramp sebagai alat bantu peluncuran kereta peti sabun tersebut. Heldi pun sudah membayangkan dari sekarang bagaimana perlombaan ini nantinya akan menarik perhatian warga Bandung yang ingin bernostalgia dengan permainannya semasa kecil dulu.

"Jadi ini track-nya beda dengan waktu kita selenggarakan tahun 70an di Jalan Sukajadi. Dulu Jalan Sukajadi itu yang jadi track-nya kan menurun, tapi sekarang mah sudah tidak bisa dipakai lagi karena arus lalu lintasnya padat. Kita pindahkan ke Jalan Merdeka di depan Balai Kota sekaligus buat memeriahkan Hari Jadi Kota Bandung nanti," ungkapnya.

Bagi Heldi, kereta peti sabun saat ini perlu diperkenalkan kembali ke generasi milenial. Selain sebagai ajang untuk bernostalgia bagaimana orang tua zaman dulu beradu gengsi di perlombaan tersebut. Kereta peti sabun juga punya banyak kisah yang bisa diceritakan ke anak-anak zaman sekarang sebagai bentuk kecintaan warga Bandung akan kreativitasnya.

"Karena kan perlombaan seperti ini di luar negeri ada yang sama bentuknya. Di Bandung juga ada, bahkan dari zaman dulu. Makanya sekarang, kita perkenalkan lagi ke generasi saat ini. Nanti di acaranya, selain lomba, bakal ada pawai kereta peti sabun supaya bisa dilihat sama warga Bandung. Nah hari ini kita pamerkan beberapa kereta peti sabun supaya anak-anak sekarang ini bisa lihat ini loh permainan orang tuanya dulu yang sekarang harus dilestarikan lagi," pungkasnya.

(ral/iqk)


Hide Ads