9 Hal soal Ponpes Al-Zaytun: Ada Istana Beras, Dulu Tak Menyimpang

Round-up

9 Hal soal Ponpes Al-Zaytun: Ada Istana Beras, Dulu Tak Menyimpang

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 18 Jun 2023 08:32 WIB
Sosok wanita di shaf depan salat id di Ponpes Al Zaytun
Sosok wanita di shaf depan salat id di Ponpes Al Zaytun (Foto: istimewa)
Bandung -

Ajaran di Ponpes Al-Zaytun di Indramayu, Jabar, menuai kontroversi. Saat ini, MUI tengah bergerak untuk menginvestigasi apa yang terjadi di Al-Zaytun, ponpes megah yang berada di bagian barat Indramayu itu. Namun, MUI menemui kendala.

Tak hanya MUI yang bersikap, alumni ponpes itu pun ikut bersuara. Tim detikJabar merangkum fakta terkini soal Ponpes Al-Zaytun. Berikut deretan faktanya.

1. Herannya Alumni

Salah satu alumni, Mukhlis (30) yang menyayangkan kalau ponpes besutan Panji Gumilang itu dikatakan menyimpang. Kepada detikJabar, pria asal Bandung, Jawa Barat itu memaparkan bahwa saat mengikuti pendidikan di Al-Zaytun, ia mengaku tidak mengalami persoalan apapun terkait ajaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun seiring waktu, Al-Zaytun yang terus berkembang sejak tahun 1999 sampai saat ini justru harus tercoreng dengan isu ajaran menyimpang.

"Ya menyayangkan juga. Karena selama ini ketika kita di sana itu tidak ada persoalan apa-apa. Tapi ketika kita keluar, akhirnya tercoreng dengan isu-isu yang menyimpang ajaran di sana. Karena secara tidak langsung juga mengganggu alumni di luar," kata alumni Al-Zaytun, Mukhlis, Sabtu (17/6/2023).

ADVERTISEMENT

2. Tak Pernah Dapatkan Ajaran Menyimpang

Diceritakan Mukhlis, pengalamannya belajar di Al-Zaytun dari tahun 2004 silam, tidak melihat adanya pendidikan atau ajaran yang menyimpang. Bahkan, sampai ia lulus Madrasah Aliyah di tahun 2010, Mukhlis tidak melihat ajaran atau perbedaan cara ibadah yang mencolok.

Namun, Mukhlis mengingat ada satu perbedaan pada saat pelaksanaan salat Jumat. Dimana, salat yang diwajibkan untuk kaum laki-laki itu juga diikuti oleh santri perempuan.

"Waktu itu tidak ada perbedaan yang mencolok baik dari segi akidah, pendidikan dan sebagainya. Mungkin yang paling mencolok itu di salat Jumat aja sih. Kalau di Al-Zaytun tuh perempuan juga diharuskan, bukan diwajibkan ya," kata Mukhlis.

3. Alumni Soroti Shaf untuk Perempuan

Bahkan lanjut Mukhlis, tata cara salat pun berjalan seperti umumnya. Dimana saat itu, perempuan hanya berada di shaf ada di belakang jamaah laki-laki dan tidak berjarak seperti yang sempat viral.

"Makanya aku kaget yang kemarin rame di masjid shaf nya sampai selebar itu. Sebenarnya dulu gak pernah ya sampai kayak gitu untuk salat biasa normal, shaf rapat. Karena setiap salat pun diinginkan untuk rapat barisan," jelasnya.

4. Ponpes Megah

Kabarnya, ponpes yang berada di daerah berjuluk Kota Mangga itu sangatlah megah. Berdasarkan citra satelit melalui Google Earth, kawasan Ponpes Al-Zaytun begitu luas. di dalam kawasan itu terdapat taman, masjid, stadion, dan lainnya.

Di sana juga ada Danau Tirta Kencana. Danau ini lokasinya bersebelahan dengan Taman Setan Al-Zaytun. Di Samping danau, seperti ladang. Bentuk danaunya persegi panjang. Jika dihitung luas areanya menggunakan Google Earth, sekitar 50 ribu meter persegi.

Sementara jika ditarik garis lurus dengan menggunakan alat pengukur jarak Google, jarak dari gerbang masuk Al-Zaytun hingga ke masjid utama pesantren berjarak sekitar 2,07 kilometer.

5. Masjid Berkubah Warna Emas

Masjid utama kawasan Ponpes Al-Zaytun. Masjid dengan kubah warna keemasan dan menara yang tinggi. Area halaman masjid berbentuk persegi. Luasnya sekitar 65 ribu meter persegi.

Di samping masjid yang luas itu terdapat beberapa bangunan. Ada yang bernama Asrama Annur, dan ada Asrama Al Musthofa. Kemudian, di kawasan ini juga terdapat gedung serbaguna Al Akbar.

6. Istana Beras

Setelah kawasan pendidikan, ada satu masjid lagi bernama Masjid Al Hayat. Sementara di barat daya terdapat sebuah bangunan yang dinamai Istana Beras Mahad Al Zaytun.

Dilihat dari foto-foto yang beredar, istana beras diduga merupakan tempat pesantren memproduksi beras dari hasil panen sawahnya sendiri.

7. Luas Ponpes Al-Zaytun

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Ponpes Al-Zaytun, ponpes ini dibangun di atas lahan seluas 1.200 hektare. Sekitar 200 hektare di antaranya untuk sarana kompleks pendidikan, seperti gedung pembelajaran, gedung asrama siswa putra maupun putri, masjid, hingga sarana olahraga.

Al-Zaytun juga menggunakan bahasa internasional dalam aktivitas pembelajaran. Bahasa Inggris dan Arab diajarkan dengan dukungan laboratorium-laboratorium bahasa dan sistem pengajaran bahasa.

Untuk program pendidikan yang dijalankan di Al-Zaytun, mengacu pada standar kualifikasi internasional. Program ICDL (International Computer Driving License) dan ICCS (International Certificate in Computer Studies) dilaksanakan dengan jaminan standar internasional.

8. Gunakan Dolar

Terlihat biaya yang perlu dikeluarkan untuk mengenyam pendidikan selama enam tahun pembelajaran adalah sebesar USD 3.500. Biaya itu bisa dibayarkan melalui beberapa teknis pembayaran, baik tunai maupun dicicil.

Namun, apabila dibayar secara dicicil, biaya sebanyak USD 3.500 akan ditambah 5 persen faedah per tahunnya dengan rincian dibayar tiga tahunan untuk tahap pertama yaitu pada saat akad USD 2.275 dan tahap kedua pada saat memasuki jenjang aliyah (tahun ke-4) USD 2.275.

Selain itu, diperlukan lagi biaya lainnya untuk keperluan pembayaran listrik, perawatan asrama, perlengkapan kamar, pembuatan buku izin tinggal, biaya lain-lain, dan biaya penunjang.

9. Sempat Didemo

Ponpes Al-Zaytun sempat didemo oleh Forum Indramayu Menggugat (FIM) pada Kamis (15/6/2023) kemarin. Dalam tuntutannya mereka mendesak agar MUI dan Kemenag bergerak dalam mengusut kontroversi di pesantren tersebut.

(sud/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads