Jalan kehidupan terkadang menuntun seseorang dalam kondisi terpuruk dan kesulitan. Seperti yang dialami oleh Encar (58) warga Kampung Cempakawarna Kelurahan Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.
Sudah bertahun-tahun Encar hidup dalam keterbatasan. Di kawasan permukiman padat penduduk itu, Encar hidup menumpang di rumah petak yang dikontrak adiknya. Luasnya tak lebih dari 2 x 3 meter. Adiknya yang seorang janda tidur di ranjang, Encar yang menumpang tidur di lantai.
"Ngontrak Rp 300 ribu sebulan, yang bayar adik saya," kata Encar, Kamis (15/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara Encar sudah tak jelas, dia pun tampak kesulitan untuk berjalan. Sudah hampir 8 tahun dia terserang penyakit stroke.
Selama itu pula dia sudah tak berpenghasilan. Untuk bertahan hidup atau sekedar makan, Encar mengandalkan pemberian adik atau tetangganya.
Saat ditanya keberadaan keluarganya, rona wajah Encar berubah. Dia langsung terisak menangis. Dia memberi isyarat geleng kepala dan lambaian tangan tanda tak ada.
Rupanya dalam kesusahan hidup yang dialaminya saat ini, dia juga memendam rasa sakit hati akibat ditinggalkan istri dan anaknya.
"Jadi saat terkena stroke dan susah berjalan, rumah tangganya juga berantakan. Istrinya meminta cerai," kata Dewi Asmanah, tetangga dekat korban.
Waktu itu Encar juga masih punya rumah, kemudian dijual dan hasilnya dibagi dua dengan istrinya.
"Hartanya habis, dulu punya rumah di sini. Ludes semua, terus istrinya pergi. Jadilah seperti ini," kata Dewi. Sebagai tetangga Dewi mengaku sering membantu sekedar memberi makanan untuk Encar.
Encar mengaku yang membuatnya sakit hati adalah ketika istrinya terlihat bersama lelaki lain. "Selingkuh," kata Encar.
Meski demikian Encar mengaku masih bersemangat menjalani hari-harinya. Ungkapan semangat memang tak terucap dari mulutnya, tapi gestur tangan terkepal dia tunjukan.
Sebelum sakit Encar tergolong pekerja keras, puluhan tahun dia membuka kios di depan sebuah mall Jalan Veteran Tasikmalaya. "Sejak SMP dagang di depan matahari, sampai punya kios," kata Encar.
Dia mengaku masih memiliki keinginan untuk berdagang agar bisa kembali berpenghasilan. Meski dia sendiri masih kebingungan mencari modalnya dan tak yakin dengan kondisi fisiknya. Tapi anggukan kepala Encar menyiratkan semangat untuk kembali bangkit.
(dir/dir)