Siang itu, Jalan Kopo Cirangrang, Kota Bandung, arus lalu lintas tampak ramai. Dari kejauhan terlihat seorang lansia yang duduk di ember bekas cat yang dimodifikasi menjadi tempat duduk.
Sambil menyandar ke tembok, pria yang menggunakan kacamata hitam sesekali melihat arus lalu lintas di jalan itu. Kacamata itu digunakannya agar tidak silau, karena matahari di siang itu sedang terik-teriknya.
Baca juga: Kisah Utis dan Jalan Hidupnya di Kota Nanas |
Bukan sedang mengatur arus lalu lintas atau menghitung kendaraan yang melintas, pria bernama Ade Suhendi (60) itu, sedang menunggu pembeli buku yang dijualnya di sebuah rak kaca yang dibuat secara sederhana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada iqro, juzama, berjualan sudah lama dari tahun 2015," kata Bah Ade sapaan karibnya saat membuka perbincangan bersama detikJabar.
Selain menjual, iqro, juzama, Ade juga menjual Al-Quran hingga buku cerita Islam. Menurutnya, buku yang dijualnya dari mulai harga Rp 10-Rp 50 ribu.
"Ini juzama yang besar Rp 30 ribu, kalau yang kecil Rp 25 ribu. Kalau iqro Rp 10 ribu," kata Bah Ade.
Meski tidak banyak, Ade menyebut setiap harinya ada saja yang membeli buku di lapak miliknya.
"Penghasilan nggak tentu, sehari ada Rp 100 ribuan, ada saja yang kejual," ujar Bah Ade.
Bah Ade mengaku, sebelum berjualan buku, sempat berjualan teka-teki silang (TTS). Karena TTS dinilainya sudah tak laku lagi, akhirnya berjualan buku-buku islam.
Ia milih berjualan buku, karena sempat mengalami gangguan penglihatan.
"Sebelumnya keliling jualan TTS di Banceuy. Setiap hari di sini saja, duduk, kalau sudah tua ya gini, apalagi mata ini sebelah sudah dioperasi katarak," pungkasnya.
Belajar Semangat dari Abah Ade
Usianya memang sudah renta, tapi semangatnya untuk mencari nafkah untuk keluarga masih berkobar bak kobaran api abadi.
Bah Ade mengaku, saat ini tinggal di sebuah kontarakan masih di daerah Kopo Cirangrang bersama istri dan anaknya.
Ia harus terus berjualan buku untuk menafkahi keluarga. Bah Ade menyebut, dari hasil pernikahannya bersama sang istri berma Iis yang usianya lebih muda darinya telah dikaruniai sembilan anak. Namun yang masih ada sebanyak enam orang anak.
Dari enam anaknya itu, beberapa di antaranya sudah menikah dan Bah Ade juga memiliki anak yang umurnya masih kecil, yakni usia empat tahun dan anak yang masih duduk di kelas 2 SD.
"Anak ada 6, di Bandung semua, suka ngelongok, Alhamdulillah, kalau sudah gajian datang ke kontrakan, abah juga punya anak yang masih kecil umur 4 tahun, ada juga yang kelas 2 SD," ujarnya.
Bah Ade menyebutkan, ia masih semangat bekerja meski umurnya tak muda lagi karena dorongan anak-anaknya. "Alhamdulillah, kedorong sama anak," pungkasnya.
(wip/mso)