Mak Iis dan Mak Eyoh sang Pemburu Ogong di Sukabumi

Serba-serbi Warga

Mak Iis dan Mak Eyoh sang Pemburu Ogong di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 15 Jun 2023 09:30 WIB
Mak Iis dan Mak Eyoh sedang berburu keong ogong di pesisir Sukawayana, Kabupaten Sukabumi.
Mak Iis dan Mak Eyoh sedang berburu keong ogong di pesisir Sukawayana, Kabupaten Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Mak Iis (52) dan Mak Eyoh (51) terlihat lincah berlompatan di antara bebatuan karang di Pesisir Sukawayana, Desa/Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Keduanya adalah pencongkel keong Ogong.

Keong ogong adalah siput laut bentuknya mirip keong sawah atau dikenal dengan bahasa lokal tutut. Hewan-hewan bercangkang itu menempel di batuan atau karang tepi laut.

Keong yang mereka dapat akan disesuaikan dengan kondisi. Jika ada yang ingin membeli mereka akan menjual. Jika tidak, akan dibawa pulang untuk diolah dan disantap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ada yang mau (beli), ya jual. Kalau nggak ada, ya dimakan sendiri buat keluarga di rumah. Kalaupun dijual kan harus dapat banyak, satu kilo itu dihargai Rp 30 ribu," kata Mak Iis membagikan ceritanya kepada detikJabar, Rabu (14/6/2023).

Sesekali tangan Iis merogoh ke dalam lubang di antara karang. Tangannya lincah mengorek lorong-lorong kecil yang hanya berukuran pas dengan tangannya. Tidak lama, ia menarik tangannya, dua buah ogong ia dapatkan.

ADVERTISEMENT

"Apanan anu kieumah ubar, ubar beuki lamun didahar (yang begini itu obat, obat kesukaan kalau di makan)," candanya seraya terkekeh.

Mak Iis dan Mak Eyoh sedang berburu keong ogong di pesisir Sukawayana, Kabupaten Sukabumi.Keong ogong. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)

Mak Eyoh, teman Iis kemudian menjumput sedikit Ogong di dalam ember kecil. Ia lalu memperlihatkan keong itu kepada detikJabar. Ia berucap jika rasa keong itu sangat gurih kalau di masak dengan benar. Rasanya menurutnya lebih daripada masakan laut lain.

"Gurih, apalagi kalau banyak, terus dibumbu kecap. Rebus dulu biar keong keluar dari cangkangnya. Kalau bumbunya pas, pasti rasanya dijamin enak dan bikin ketagihan," ujar Eyoh.

Kedua emak-emak itu terlihat cekatan, berlomba dengan pasang surut ombak di pesisir Sukawayana. Ketika ombak surut, mereka bergegas mendekati karang, tangannya menarik beberapa Ogong yang menempel. Setelah itu, mereka kembali ke tepi.

Terkadang mereka sengaja berjongkok di antara air laut hingga pakaian yang mereka kenakan basah. Hari ini baru sedikit Ogong yang didapat. Ember mereka terlihat masih kerontang.

"Kalau saya dan Mak Eyoh tinggal di dekat situ, Muara Sukawayana. Setiap hari ya selalu aja dapat, soalnya nikmat rasanya. Hadiah dari laut, tidak sekedar untuk nelayan tapi juga untuk mereka yang tinggal di pesisir," tutur Mak Iis.

Mak Iis dan Mak Eyoh sedang berburu keong ogong di pesisir Sukawayana, Kabupaten Sukabumi.Mak Iis dan Mak Eyoh sedang berburu keong ogong di pesisir Sukawayana, Kabupaten Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)

Tiba-tiba hujan gerimis turun, kondisi itu tidak menyurutkan semangat kedua emak-emak itu untuk tetap mencongkel ogong. Seraya bercanda, Mak Iis mengatakan ia hari ini punya target untuk pulang bawa ogong satu ember.

"Kalau belum dapat seember nggak bakalan pulang, biar bisa dimakan sekeluarga di rumah," teriak Iis.

(sya/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads