Jopie Arkeen Ariesandey dikeroyok sekelompok orang di Kampung Pasawahan, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Korban mengaku mengalami memar di sekujur tubuhnya.
Sejumlah warga mengaku sempat melerai saat pengeroyokan terjadi, namun para pelaku tetap membabi buta melayangkan pukulan ke arah korban. Warga menyebut sedikitnya ada 10 orang yang melakukan penyerangan.
"Korban diserang kurang kebih 10 orang, sampai dua kelompok yang nyerang itu. Di sini (menunjukan lokasi) dipukulin terus dibawa lagi agak geser ke sana, Yopi (Jopie) enggak melawan soalnya mereka banyakan," kata Daryanto, warga di sekitar lokasi kepada detikJabar, Kamis (15/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daryanto melihat langsung saat korban ditarik-tarik oleh para pelaku. Ia juga tidak berdiam diri dan berusaha melerai, namun banyaknya pelaku membuat Daryanto kesulitan menarik korban dari kerumunan pelaku.
"Saya narik-narik mau misahin, tapi para pelaku terus mukulin korban. Sampai akhirnya si korban tergeletak di batu, baru setelah itu mereka berhenti," imbuh Daryanto.
Daryanto mengaku mengenal beberapa orang pelaku, bahkan antara korban dan pelaku saling mengenal. "Pemicunya soal tanah, korbannya juga kang Yopi kenal dengan yang menyerang," imbuhnya.
Isa Budiman, teman korban menunjukan beberapa lokasi tempat penyerangan korban. Menurut Isa, para pelaku juga merusak pondasi yang sudah dibuat.
"Dihajar di sini, pas di pondasi. Setelah itu ditarik ke sana sekitar 3 meteran lalu dipukuli lagi. Setelah selesai mereka juga merusak pondasi yang baru dibuat, itu sengaja di jebol begitu," ungkap Isa.
Sempat Dimediasi
Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede membenarkan peristiwa dugaan kekerasan yang menimpa warga bernama Jopie Arkeen Ariesandey warga Kampung Jamban, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Diketahui, Jopie mengaku dikeroyok sekelompok orang di Kampung Pasawahan, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu pada Rabu (14/6/2023) hingga sekujur tubuhnya memar.
"Kemarin bapak Kapolsek dengan bapak Danramil Palabuhanratu akan menyelesaikan permasalahan dugaan kesalahpahaman sehingga ada dugaan pemukulan yang diduga diperbuat oleh warga. Bermula dari perebutan persengkatan lahan di daerah Patuguran, Majlis," kata Maruly saat dikonfirmasi detikJabar, Kamis (15/6/2023).
Langkah mediasi disebut Maruly sempat akan ditempuh oleh kedua belah pihak, namun saat itu Jopie meninggalkan lokasi usai menerima telepon.
"Saat berjalannya mediasi kedua belah pihak yang hadir dan sudah ada kata sepakat. Namun saat berlangsung Jopi (Jopie) menerima telepon. Langsung meninggalkan tempat mediasi," jelas Maruly.
Maruly mengatakan hingga saat ini kepolisian belum menerima laporan dari korban terkait dugaan kekerasan tersebut.
"Sampai saat ini Polsek Palabuhanratu belum menerima laporan polisi atau pengaduan. Untuk tindakan Reskrim belum ada kegiatan upaya lain-lain," pungkas Maruly.
(sya/yum)