Cerita pahit dialami Rinah Yuliarti (34). Tenaga kerja wanita (TKW) asal Indramayu ini hidup memprihatinkan di Riyadh, Arab Saudi.
Rinah menjadi TKW usai diberangkatkan seorang sponsor atau penyalur pada Oktober 2022 lalu. Jauh sebelum berangkat ke Arab Saudi, Rinah memang kerap berangkat ke Dubai, Uni Emirat Arab (UAE) melalui calling visa di tahun 2012. Namun, setelah adanya pandemi COVID-19, Rinah tak lagi bekerja di Dubai.
Rupanya kemauan Rinah untuk bekerja di wilayah Timur Tengah masih tinggi. Hingga ia pun akhirnya menerima tawaran dari salah seorang sponsor yang kerap datang ke warung adiknya. Singkatnya pada bulan Oktober 2022, Rinah berangkat ke Riyadh Arab Saudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Emang kemauan sendiri lewat sponsor (penyalur). Dia (penyalur) kan sering main ke sini, barangkali kakak mau berangkat lewat saya aja," kata Sri Wasriah (32) adik kandung Rinah saat ditemui detikJabar, Senin (12/6/2023).
Tak seperti sebelumnya, di Riyadh, Rinah hanya bekerja selama 3 bulan. Sebab, Sri mengungkap bahwa kakaknya itu tidak bisa melanjutkan kerja karena upah atau gaji yang diterima tidak sesuai dengan janji. Yaitu hanya menerima sekitar Rp3,5 juta dari yang dijanjikan sekitar Rp5 juta.
Sejak Januari 2023, Rinah dikembalikan di agensi tempat perusahaan penyalurnya.
"Udah kerja 3 bulan. Mau pulang tapi sampai sekarang belum pulang, dari Januari sampai sekarang," katanya.
Sri mengungkapkan kondisi kakaknya itu. Menurut Sri, kondisi Rinah amat memprihatinkan. Selain itu, di dalam penampungan agensi di Riyadh Arab Saudi, Rina juga tidak memiliki aktivitas yang cukup, bahkan cenderung seperti hidup dalam tahanan.
"Kasian sekarang kurus, makan tidak teratur, cuma makan mie," tutur Sri.
"Gak enak katanya ingin pulang, soalnya kayak di penjara di sananya," kata Sri menambahkan.
Tak tega mendengar kondisi kakaknya, Sri pun berupaya untuk bisa memulangkan Rinah ke kampung halaman. Bahkan, Sri sempat mengirimkan uang sebesar Rp4 juta untuk biaya kepulangannya. Namun hingga saat ini, Sri belum mendapat kepastian tersebut.
"Sampai sekarang belum pulang, dan belum lapor ke polisi baru lapor ke SBMI aja," katanya.
Sementara, DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Indramayu mengaku sudah melakukan somasi terhadap pihak perekrut yang ada di daerah maupun di Jakarta. Bahkan, pihaknya berencana akan melanjutkan pelaporan ke SBMI pusat agar segera memulangkan Rinah.
"Kalau prosesnya, SBMI sudah saya somasi perekrut dari daerah maupun di Jakarta. Tapi yang perekrut di sini sudah merespon dan mengiyakan untuk memulangkan. Tapi masih molor. Dan sekarang sudah kami teruskan ke SBMI pusat," kata Ketua DPC SBMI Indramayu, Akhmad Jaenuri.
(dir/dir)