Momen 'Panen' Kosan per Jam di Majalengka

Momen 'Panen' Kosan per Jam di Majalengka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Senin, 12 Jun 2023 07:40 WIB
ilustrasi
Ilustrasi. (Foto: Dok.Detikcom)
Majalengka -

Di Kabupaten Majalengka ada fenomena 'bisnis' kos-kosan per jam. Biaya sewa kamar kosnya cukup variatif. Ada yang harganya Rp 20 ribu per jam hingga tertinggi Rp 30 ribu per jam.

Dari penelusuran itu detikJabar, kamar kos yang disewakan dengan biaya per jam itu biasa disewa terlebih dahulu oleh pengekos dengan bayaran tiap bulan. Para pengekos 'nakal' itu mencari keuntungan tambahan tanpa sepengetahuan pemilik indekos.

Salah seorang warga Kabupaten Majalengka yang pernah menjalankan bisnis tersebut, sebut saja Pitak (25). Pitak menawarkan jasa sewa kamar kosnya itu dengan harga Rp 25 ribu per jam, Rp 50 ribu paket per tiga jam dan Rp 150 ribu per hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisnis sewa kos-kosan per jam juga ternyata mempunyai momen marema (ramai). Hari-hari besar adalah momen para 'pebisnis' kosan per jam itu, banjir pendapatan.

Para pelanggan memanfaatkan jasa sewa kamar kos itu di hari-hari tertentu, salah satunya malam minggu. Mereka memanfaatkan keberadaan kosan dengan biaya per jam untuk memadu kasih dengan pasangannya yang belum terikat tali perkawinan.

ADVERTISEMENT

"Biasa yang paling ramai itu malam minggu. Yang nyewa mayoritas dari daerah luar Majalengka kota. Biasanya bawa pasangan ke dalam kamar kos," kata Pitak saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

"Banyaknya pelajar dan mahasiswa (yang sewa kamar kos). Pekerja mah jarang. Keliatan lah dari wajahnya kalau pelajar mah, terus kalau mahasiswa mah kan banyaknya temen. Ya, pernah ada juga yang cuma pengen istirahat aja, nggak bawa pasangan. Cuma kalau itu jarang, kebanyakan bawa pasangan. Ya nggak tahu lah ngapain di dalemnya mah, tapi ya apalagi kan, ha-ha-ha," sambungnya.

Selain malam minggu, hari besar seperti perayaan Malam Tahun Baru dan Hari Valentine adalah momen yang paling banyak diminati penyewa. Pitak memastikan, di hari besar itu kamar kosnya tidak pernah kosong.

"Momen Tahun Baru memang lumayan penghasilannya. Cuma resikonya tinggi karena suka ada razia. Hari Valentine itu nggak mungkin sepi, pasti ramai. Full seharian disewa," ujar dia.

Pitak sendiri pernah menjalankan bisnis tersebut dari 2018-2019. Bisnis itu pernah ia geluti saat masih duduk di bangku kuliah.

Dalih Pitak menjalankan bisnis tersebut tak lain untuk kebutuhannya sehari-hari. Hal itu ia jalankan, karena Pitak mengaku tidak ingin membebani orang tuanya.

"Pemilik kos nggak tahu. Dia tahunya saya mahasiswa yang nyewa kosan. Saat itu kebetulan saya masih kuliah. Inisiatif aja itu mah, buat tambahan bayar kosan sama biaya hidup sehari-hari. Terus saya enggak mau membebani orang tua juga," jelasnya.

Saat masih menjalankan bisnis tersebut, Pitak mempunyai empat kamar kos. Pitak pernah mendapatkan penghasilan Rp 8 juta dalam satu bulan.

"Itu pas punya empat kamar kos sehari bisa menghasilkan Rp 400 ribu, itu teh sepi-sepinya. Kalau ramai mah bisa Rp 600 ribu. Pengalaman dapat penghasilan terbanyak sampai Rp 8 juta sebulan dari empat kamar itu," ujar Pitak.

Dalam menjalankan bisnisnya, Pitak memanfaatkan media sosial (medsos) sebagai sarana untuk promosi. Hal itu guna mengantisipasi transaksi secara langsung.

"Biasanya saya bikin dulu akun fake (palsu) di FB. Masuk ke grup-grup sewa kosan perjam. Terus diiklankan di sana. Biasa saya nyantumin fasilitas. Ada tisu, kipas dan kamar mandi di dalam," kata Pitak.

"Jarang kalau transaksi langsung, kecuali sama yang kenal. Bahaya juga kalau langsung mah takutnya orang yang lagi ngejebak buat nangkep. Kalau online saya bisa cari tahu dulu tuh profil orangnya kayak gimana," pungkasnya.

(orb/orb)


Hide Ads