Kejujuran yang Selalu Dipegang Sarjana, Pedagang Perabot di Sumedang

Serba-serbi Warga

Kejujuran yang Selalu Dipegang Sarjana, Pedagang Perabot di Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Sabtu, 27 Mei 2023 10:00 WIB
Penjual perabotan di Sumedang.
Penjual perabotan di Sumedang (Foto: Nur Azis/detikJabar).
Sumedang -

Kejujuran dalam berjualan adalah prinsip yang dipegang oleh Sarjana (53). Dia selalu memegang prinsip kejujuran agar pundi-pundi Rupiah yang dihasilkanya bisa dirasakan secara baik oleh keluarganya.

Sarjana merupakan pedagang perabotan tradisional di Pasar Inpres Sumedang. Dia juga menjual cobek berbahan batu alam dan cobek berbahan semen.

Secara jujur dan terbuka ia mengaku, selalu memberi tahukan kepada pembelinya mana cobek berbahan batu alam dan mana cobek berbahan semen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau jualan ingin barokah maka kita harus jujur kepada pembeli," ungkapnya kepada detikJabar, Jumat (26/5/2023).

Ia menunjukan bagaimana cara membedakan mana cobek berbahan batu alam dan mana cobek berbahan campuran semen. Salah satunya dengan cara menyiramkan air ke permukaannya.

ADVERTISEMENT

"Kalau cobek berbahan batu alam, saat disiram itu maka airnya akan terlihat seperti menyerap dan permukaan cobek akan tampak terlihat basah," terangnya.

"Sementara kalau cobek berbahan semen, saat disiram itu maka airnya seperti tidak menyerap dan air yang mengenai permukaan cobeknya itu tampak terpisah-pisah saat menempel di permukaannya," paparnya menegaskan.

Selain dengan cara disiram, cara lain membedakannya yakni dengan cara memperhatikan kondisi pori-pori permukaan batu.

Cobek berbahan batu alam akan terasa sedikit kasar saat disentuh telapak tangan. Sementara cobek berbahan semen permukaannya akan terasa lebih halus.

"Kalau cobek berbahan semen, warnanya juga sedikit hitam, sementara kalau cobek berbahan batu alam itu lebih terang," ujarnya.

Sarjana menyebut, cobek batu alam yang dijualnya berasal dari daerah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Sementara untuk cobek berbahan semen merupakan kiriman dari daerah Kuningan.

"Cobek batu alam yang saya jual, batunya itu berasal dari batu gunung, bukan batu kali," terangnya.

Sarjana menjual cobek batu alam plus ulekan dari ukuran sedang hingga ukuran besar dengan kisaran harga Rp70.000 hingga Rp250.000.

Sementara harga cobek berbahan semen jauh lebih murah atau dalam ukuran sedang hanya berkisar Rp30.000. Harga ini juga yang membedakan antara kedua cobek tersebut.

Selain cobek berbahan batu, ia pun menjual cobek berbahan kayu dan tanah liat. Untuk cobek kayu plus ulekan dihargai pada kisaran Rp15.000 hingga Rp25.000.

"Sementara kalau cobek berbahan tanah ukuran sedang harganya sekitar Rp15.000," ujarnya.

Beragam perabotan tradisonal lain yang dijual Sarjana di antaranya kendi, kored, boboko, tampah, kembang ziarah dan sebagainya.

Di era serba digital seperti sekarang, Sarjana mengaku atensi pembeli pada perabotan tradisional masih cukup eksis. Sarjana sendiri telah menekuni profesinya tersebut sudah 4 tahun lamanya.

"Dulu saya itu dagang kelontongan di pasar inpres. Namun saat itu ada revitalisasi pasar, saya pun akhirnya berganti jadi pedagang alat-alat tradisonal," tuturnya.

Dari profesinya tersebut, ayah empat orang anak ini telah mampu menghidupi keluarganya. Bahkan salah satu anaknya, kini tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

"Kunci saya berjualan adalah kejujuran biar barokah buat keluarga," ucapnya.

(mso/mso)


Hide Ads