Rata-rata Lama Sekolah (RLS) warga di Pangandaran hanya sampai 8 tahun belajar. Dengan demikian dari 433 ribu penduduk Pangandaran yang berusia 25 tahun ke atas hanya kuat sekolah hingga kelas 2 SMP.
Sekretaris Disdikpora Pangandaran Dodi Djubardi mengatakan RLS merupakan rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 25 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan yang pernah dijalani.
"Di Kabupaten Pangandaran tahun 2022 RLS warganya hanya kuat sekolah hingga kelas 2 SMP. Perhitungannya jumlah penduduk Pangandaran usia 25 tahun ke atas dibagi dengan usia sekolah SD, SMP hingga SMA dan hasilnya 8,03 tahun," kata Dodi kepada detikJabar, Rabu (1/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, kata Dodi, capaian RLS Kabupaten Pangandaran mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan.
"Pada tahun 2020 RLS Pangandaran hanya 7,74 tahun, 2021 7,85 tahun dan tahun 2022 8,03 tahun," kata Dodi.
Sementara, Dodi memaparkan jika tingkat Jawa Barat RLS Pangandaran ada di posisi ke 13, karena provinsi Jabar RLS-nya 8,9 dan secara nasional 8,7.
Dodi menargetkan tahun 2022 pencapaian RLS Kabupaten Pangandaran mengalami peningkatan. "Targetnya tahun 2022 ini RLS Pangandaran menjadi 9 tahun," katanya.
Untuk meningkatkan RLS Disdik Pangandaran melakukan upaya peningkatan melalui sosialisasi ke pemerintah desa.
"Karena desa mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di warganya. Dengan cara mendorong warga yang lulusan SMP ikut paket C setingkat SMA," ucapnya.
Dodi mengatakan kades harus mendorong masyarakat untuk ikut paket a, b, c, karena semuanya gratis ada dana BOS. "Meskipun gurunya relawan tapi mempunyai kapasitas seperti guru pada umumnya," ucap Dodi.
"Angka rata-rata lama sekolah (RLS) akan menjadi salah satu komponen pembentuk indikator indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) yaitu pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia," paparnya.
Dodi menjelaskan jika IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang, dan juga mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup suatu wilayah.
"Angka rata-rata lama sekolah akan menjadi salah satu dari 4 komponen yaitu, angka harapan hidup, angka melek huruf, angka rerata lama sekolah serta pengeluaran per kapita," ucapnya.
Sementara Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Disdikpora Pangandaran, Undang Suhendar, mengatakan Jumlah SD di Pangandaran 287 SD, PAUD 260, SMP 53, sudah memenuhi jumlah sekolah di Pangandaran.
"Tidak ada alasan kurang jumlah sekolah atau apapun. Pemdes harus menjadi stakeholder pendukung dalam meningkatkan kualitas pendidikan warganya," kata Dodi.
Menurutnya banyak alasan warga di Pangandaran tidak melanjutkan sekolah diantaranya pengaruh pendidikan orang tua, pola asuh, faktor ekonomi dan menganggap tidak penting belajar. "Kan tidak mungkin juga usia 25 tahun ke atas dipaksa melanjutkan, sementara sudah bekerja ataupun dagang," ucapnya.
Undang mengatakan alternatif sekolah untuk melanjutkan jenjang SMP hingga SMA bisa melalui paket a,b,c melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
"PKBM di Pangandaran ada 13 tersebar di 10 kecamatan. Jadi tidak hanya belajar kalau PKBM, mereka mendapatkan vokasi keahlian. Jadi selain sertifikat ijazah dan keahlian teknis seperti membuat kerajinan, menjahit, berkebun dan bertani," katanya.
Dia mengatakan ke depan pendidikan kesetaraan ini merupakan alternatif, di samping pendidikan dapat juga mempunyai vokasi.
(yum/yum)