Circle stone atau susunan batu berbentuk melingkar di kompleks makam keramat Tuan Alam, Cipeujit, Desa Jahiang, Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, mendadak menjadi sorotan. Bebatuan itu diklaim bisa menyambungkan gawai secara langsung ke internet meski tanpa kuota ataupun koneksi WiFi sekalipun.
Rupanya, bebatuan melingkar atau circle stone itu ditemukan tokoh masyarakat Jawa Barat, sekaligus mantan Kapolda Jabar Irjen (Pur) Anton Charliyan. Anton bersikukuh fenomena tersebut sudah ia buktikan secara langsung setelah ia sendiri yang menggali bebatuan itu bersama tim ekspedisinya.
Saat dikonfirmasi detikJabar, Anton meyakini bebatuan yang ditemukannya itu merupakan situs budaya masa lalu. Ia menyebut, beberapa orang yang datang ke lokasi itu sudah membuktikan sendiri gawainya bisa terhubung ke dunia maya tanpa mengaktifkan kuota atau tanpa wifi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah diteliti perusahaan telekomunikasi bahwa memang di sana ini wifi selulernya dimatikan, HP bisa jalan. Tower HP dimatikan tetap bisa nyambung. Ini kayak bohong, makanya silakan saja coba di lokasi. Malahan untuk gagdet walau datanya mati bisa 3G, 4G, sampai 5G," kata Anton, Minggu (28/5/2023).
Circle stone yang Anton sebut sebagai Situs Batu Melingkar itu ia yakini sebagai peninggalan teknologi masa lalu. Hingga sekarang, ia dan tim ekspedisinya sudah menemukan 30 susunan batu melingkar di lokasi tersebut. Ia pun memprediksi batu yang tersusun secara alami ini berjumlah hingga 300-an.
"Ini adalah peninggalan masa lalu melalui medianya lewat batu. Kita tidak tahu ternyata zaman dulu mungkin canggih juga. Ada 300 lebih circle stone, baru ada 30an yang keungkap. Baru 30 batu saja udah kaya gitu, apalagi sudah 300 saya gak bisa bayangin," ucap Anton.
Lebih lanjut, Anton menyimpulkan circle stone itu menggambarkan keberadaan leluhur masyarakat Sunda yang berada di komplek makam keramat Lemah Tuan Alam, Cipeujit, Desa Jahiang, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Lemah Tuan Alam sendiri diyakini masyarakat sekitar sebagai leluhur yang berhubungan dengan Kampung Adat Naga.
Sesuai namanya, Situs Batu Melingkar ini terdiri dari deretan batu yang bentuknya melingkar. Ukuran batunya berbeda beda mulai kecil hingga ukuran batu sedang. Posisi batu tertata rapi dalam keadaan berdiri tegak.
Lingkaran batu ini ada yang satu lingkaran saja dengan batu ukuran besar di tengahnya. Terdapat juga lingkaran batu yang berurutan, seolah berderet dari lingkaran besar, mengecil sampai terpusat satu batu saja.
Bisa untuk Koneksi HT. Simak di halaman selanjutnya.
Selain bentuknya unik, terdapat temuan lain yang berkaitan dengan frekuensi sinyal alat komunikasi handy talky atau HT. Penggunaan alat komunikasi genggam di lokasi ini diklaim bisa semakin jauh jangkauanya hingga 150 kilometer meskipun berada di pegunungan yang minim sinyal.
"HT yang harganya 200 ribu paling jauh pemancarnya hanya 400 meter. Tapi ini bisa 20 sampai bisa 40 kilometer. Terakhir malahan dicoba ada bisa komunikasi melalui HT dengan yang berada di Gunung Ciremai yang jaraknya hampir 150 kilometer," ucap Anton.
Sementara itu, Kepala Desa Jahiang Gandi Sugandi mengakui baru mengetahui keberadaan circle stone tersebut. Puluhan tahun ia dan warganya hanya punya informasi tentang makam keramat di lokasi sekitar, sebelum akhirnya Anton Charliyan dan tim ekspedisinya menemukan susunan batu melingkar itu.
"Kami masyarakat Desa Jahiang awalnya tidak tau ada batu melingkar. Puluhan tahun kami mengetahui makam yang dikeramatkan warga, nggak ada yang tahu tersimpan batu melingkar. Tapi pas ada tim ekspedisi yang digagas Pak Anton Charliyan, tokoh Sunda yang juga mantan Kapolda Jawa Barat, akhirnya ditemukan," Kata Gandi.
Namun ternyata, klaim Anton banyak diragunakan warga Tasikmalaya. Sejumlah warga akhirnya menguji klaim tersebut dengan cara mematikan data seluler di gawainya. Hasilnya, tidak ditemukan koneksi atau sinyal internet dalam layar gawai.
"Saya pernah ke situs circle stone, dimatikan data HP ternyata enggak terhubung ke internet. Gak bisa dipakai menghubungi nomor lain, atau sekedar kirim pesan. Jadi tertahan aja," kata Mulyana, warga Tasikmalaya pada detikJabar, Senin (29/5/23).
Hal yang sama disampaikan Wili. Gawainya tak bisa terkoneksi ke internet di kawasan makam keramat tersebut. Walau begitu, untuk sinyal handy talky (HT) cukup kuat. "Sinyal aja enggak ada. Gak nyambung jadinya. Kalau HT lumayan kuat karena memang posisinya kan ada di ketinggian juga," ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Dinas Perhubungan dan Informatika Kabupaten Tasikmalaya meminta masyarakat bijak dalam bermedia sosial. Terkait informasi adanya batu melingkar atau Circle Stone yang bisa menjadi transmisi seluler atau internet harus mendapat penelitian ahli.
Namun dari amatannya, sejauh ini kabar tersebut dirasakan mustahil jika batu bisa menghadirkan jaringan internet. "Jadi kalau dari kami untuk menentukan batu bisa antarkan jaringan internet itu harus diteliti ahli," kata Pejabat Fungsional Prata Komputer Dinas Perhubungan dan Informatika Kabupaten Tasikmalaya David Ismail Marzuki saat dihubungi detikJabar, Senin (29/5/23).
"Tetapi memang selama ini dirasa tidak mungkin batu bisa menghadirkan jaringan untuk seluler. Tapi sekali lagi ini harus ada penelitian lebih lanjut dari para pakar dan ahli telekomunikasi. Jadi kalau mati datanya atau tidak ada kuota pasti gak akan berfungsi," ungkapnya menambahkan.
Di jagat maya sendiri, warganet banyak yang turut menyoroti penemuan circle stone atau batu melingkar tersebut. Namun mayoritas, mereka menulis komentarnya dengan nada candaan.
"Wah jigana bakal seueur barudak anu mabar didinya (sepertinya bakal banyak anak-anak yang mabar di sana)," tulis akun Deirwasofiana99.
"Omat hostpotken min (ingat hotspot kan min)," tulis akun I.r.m.a.nd
Ada juga yang menulis kekhawatiran batu diserbu anak-anak yang berman game serta tiktokan hingga batu menjadi rusak. "Kade bisi diserbu ku bocil maen ff dan tiktokan rusak ke batuna (awas diserbu oleh bocil (anak kecil) main FF dan Tiktokan rusak nanti batunya)," tulis akun Sigitmulio.
(ral/orb)