Sulitnya Petugas Jinakan Semburan Api di Rest Area Tol Cipali

Sulitnya Petugas Jinakan Semburan Api di Rest Area Tol Cipali

Dwiky Maulana Vellayati - detikJabar
Rabu, 24 Mei 2023 22:15 WIB
Semburan api di Tol Cipali Subang.
Semburan api di Tol Cipali Subang. (Foto: Dwiky Maulana Vellayati)
Subang -

Petugas gabungan terus berupaya untuk menjinakan semburan api yang masih muncul di Rest Area KM 86B Tol Cipali wilayah Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Dalam pengecekan terakhir, petugas masih mendapati kandungan gas jenis metan.

Diketahui, munculnya semburan api terjadi pada Rabu (26/4/2023) sekira pukul 09.30 WIB. Dengan demikian, hampir satu bulan semburan api masih berkobar di Rest Area tersebut.

Kemunculan semburan api diketahui disaat pengelola Rest Area 86 B Tol Cipali hendak meningkatkan kapasitas kebutuhan air bersih di Rest Area KM 86 B Tol Cipali sejak 10 April 2023 lalu dengan melakukan pergantian pipa. Namun saat dalam pengerjaan tersebut, secara tiba-tiba api pun langsung muncul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasi Kedaruratan BPBD Subang Komara mengatakan, petugas gabungan dari BPBD, Damkar, Pertamina EP, pengelola Tol Cipali dan unsur TNI, Polri terus memantau setiap harinya dalam penanganan semburan api di Rest Area 86 Tol Cipali tersebut.

"Satgas penanganan yang terdiri dari unsur gabungan yang dipimpin BPBD saat ini terus memantau perkembangan kobaran api setiap hari, dengan melakukan pengecekan kandungan gas di seputaran sumur air," ujar Komara saat dihubungi detikJabar, Rabu (24/5/2023).

ADVERTISEMENT

Dari hasil pengecekan sementara petugas gabungan, menurut Komara, semburan api masih mengandung gas berupa metan dan oksigen, dan tidak ditemukan kandungan gas lain.

"Kandungan gas yang keluar dari sumur air tersebut masih berupa gas metan dan oksigen, serta tidak ditemukan kandungan gas jenis lain," katanya.

Komara mengungkapkan, di sisi lain petugas gabungan juga perlu kehati-hatian dalam menangani semburan api yang masih berkobar itu. Pasalnya, gas dari permukaan karakteristik tidak dapat diprediksi dalam hal besaran lapisan tanah di bawah sumur.

"Kami sangat berhati-hati dalam proses penanganan kobaran api ini karena gas yang keluar bersama air pada sumur tersebut adalah jenis gas shallow, atau gas rawa, gas permukaan yang memiliki karakteristik yang tidak dapat diprediksi besaran volume dan kondisi di lapisan tanah di bawah sumur," ungkapnya.

"Oleh karena itu, tim ahli yang berkompeten hal ini dibantu oleh berbagai unsur seperti tim Pertamina, Kementerian ESDM, Kementerian PUPR dan BNPB sangat membutuhkan banyak informasi dan kajian-kajian atas data perkembangan kobaran api di area tersebut, sehingga penanganan dapat dilaksanakan dengan tepat dan meminimalkan resiko yg dapat merugikan lingkungan setempat," pungkas Komara.

Sementara itu, untuk rencana pemasangan capping yang sudah direncanakan oleh petugas gabungan dan pengelola Tol Cipali masih belum dilakukan hingga saat ini.




(dir/dir)


Hide Ads