Warga Desa Sukamekar, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi dibuat resah dengan kemunculan kawanan monyet ke permukiman. Ratusan monyet yang belum diketahui spesiesnya itu kerap merusak lahan pertanian, menaiki atap rumah hingga masuk ke dapur rumah warga.
"Sebetulnya ini kejadiannya tidak baru-baru ini ya, kejadiannya itu sebetulnya yang mulai mencuatnya itu dari Agustus 2022. Waktu itu dari segerombolan keranya itu hanya datangnya itu ke wilayah satu kampung, satu RW, yaitu di Pamoyanan Girang saja," kata Kepala Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi Ernalia kepada detikJabar, Selasa (23/5/2023).
Namun, saat itu tak ada tanggapan serius dari pihak terkait. Hingga akhirnya pada tiga hari ke belakang, ia mendapatkan laporan dari warga jika kawanan monyet itu sudah turun sampai tiga wilayah perkampungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sekarang semakin melebar ke beberapa RW. Di Pamoyanan Kidul, kemudian Cijeruk Kidul, sekarang sudah mendekati ke sini, ke wilayah Pamoyanan Girang, dekat desa di atas kantor desa. Berarti itu RW 7, 9, dan RW 10," ujarnya.
Akibat kawanan kera itu, para petani mengalami gagal panen. Di sisi lain, mereka juga kebingungan bagaimana harus menanggapi kawanan kera saat memasuki permukiman maupun lahan pertanian.
![]() |
"Yang menjadi masalahnya masyarakat ini bingung harus bagaimana mengevakuasi ataupun menyingkirkan kera-kera ini. Tanaman pertanian ya seperti jagung, umbi-umbian, pepaya, dan segala macam buah-buahan yang belum waktunya dipanen itu sudah habis apalagi tanaman seperti alpukat dan buah-buahan mangga yang mudah di itu habis dimakan gitu," ungkapnya.
Beruntung hingga saat ini tak ada korban luka. Warga cenderung menghindar saat kawanan monyet itu turun ke permukiman. Menurutnya, monyet itu berasal dari kaki Gunung Gede Pangrango.
"Kemarin saya sudah sempat dengan BKSDA bertemu dan saya meminta untuk tindaklanjutnya. Jadi saya tunggu untuk tindaklanjut selanjutnya mengenai ya menghentikan inilah keresahan dan kondisi yang tidak baik untuk masyarakat," tutupnya.
Sekadar informasi, kawanan monyet ini sempat turun ke lokasi yang sama pada Oktober 2022 lalu. Hanya saja, kawasan yang dijarah monyet pada tahun ini lebih luas.
![]() |
Saat itu, Kepala Resort Goalpara Sobirin Yuliawan mengatakan, berdasarkan analisa sementara, kehadiran kawanan monyet itu karena kelebihan populasi. Terlebih, monyet merupakan spesies hewan yang hidup secara berkelompok.
"Itu monyet sampai keluar dari kawasan gara-gara overpopulation. Habitatnya mereka kan hidup di tempat-tempat baik di hutan atau di perkebunan juga bisa, apalagi tempat yang banyak bambu dia senang sekali karena makan pucuknya," kata Sobirin, Sabtu (27/8/2022).
(orb/orb)