Tidak hanya merambah lahan yang dikelola Perhutani Sukabumi, aktivitas tambang ilegal juga membuat emak-emak petani cabai dan lengkuas merana. Pasalnya kebun mereka rusak dilindas gurandil alias penambang liar.
Keluhan emak-emak itu tergambar saat detikJabar melintasi akses jalan dari Kampung Cibuluh menuju kawasan tambang, Jumat (19/5/2023).
"Ini rusak semua, lengkuas, cabai diinjak gurandil," keluh Enih (55), petani cabai kepada detikJabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memperlihatkan beberapa batang lengkuas dan cabai yang tumbang terlindas motor grandong, sebutan motor manual yang dimodifikasi untuk melintasi jalan ekstrem. Posisi batang pohon memang berada tepat di tepi jalan yang rusak.
"Bingung, hampir setiap hari para gurandil melintas. Pagi siang dan malam, nggak tahu waktu. Sudah hasil panen nggak seberapa, rusak juga dilindas motor grandong," ungkapnya.
Belum lama berbincang, suara knalpot bising motor grandong hendak melintas. Diduga pengemudi motor adalah gurandil yang akan ke lokasi tambang.
Namun, laju sepeda motor itu tertahan begitu melihat polisi berseragam di tepi jalan. "Putar arah-putar arah, tidak boleh adalagi aktivitas tambang. Putar arah saja," teriak seorang petugas.
Pantauan detikJabar, hampir semua jalur lintasan menuju lokasi tambang ditanami cabai, lengkuas dan jahe. Posisinya hanya sekitar 1 kilometer dari lokasi Blok Cibuluh yang dirambah para gurandil.
Aktivitas tambang hingga saat ini sulit dihentikan, sejumlah gurandil kucing-kucingan dengan petugas baik itu dari kepolisian maupun polisi hutan. Bahkan warga menyebut ada personel Brimob yang kerap datang ke lokasi untuk memantau dan mengusir aktivitas pertambangan di blok Cibuluh.
"Ada dari Brimob juga, mereka melarang gurandil beraktivitas. Ia saat itu pergi, tapi setelah para petugas pulang mereka datang lagi. Biasanya mereka (gurandil) tidak benar-benar pergi, tapi bersembunyi di balik semak-semak," kata Nn, salah seorang gurandil.
(sya/mso)