Di era modern saat ini banyak anak dan remaja yang enggan bekerja atau menjadi petani penggarap sawah. Ketidaktahuan mereka terhadap pertanian menjadi salah satu penyebab kurangnya regenerasi petani. Sehingga setelah lulus sekolah, banyak remaja di Ciamis memilih merantau bekerja ke kota besar.
Menyikapi hal itu, Pemerintah Desa dan Pemerintah Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, meluncurkan inovasi Anjani Merakit Gamis. Program ini untuk mengajarkan anak usia dini bertani menuju Rancah bangkit untuk Ciamis Agraris.
Dalam program ini, anak-anak dari 13 desa di Kecamatan Rancah dilatih menanam padi di sawah bengkok (milik desa). Mulai dari tandur atau menanam padi, merawat hingga panen. Hasil panen tersebut dilombakan dan anak-anak yang terbaik akan mendapat penghargaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Ciamis Herdiat Sunarya datang langsung meluncurkan program Anjani Merakit Gamis tersebut. Dilaksanakan di lahan sawah Desa Janggalaharja, Jumat (19/5/2023).
"Ini inovasi dari pemerintah desa dan Kecamatan Rancah, untuk mengajarkan anak-anak sejak dini dibiasakan bertani, bercocok tanam. Ini sesuai dengan potensi alam yang kita miliki, Ciamis memiliki tanah agraris," ujar Herdiat.
Program ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dengan menjadi petani. Sehingga anak-anak setelah lulus sekolah tidak lagi bekerja pergi ke luar daerah tapi mengelola lahan sawah.
"Di Desa Janggalaharja ini sebanyak 40 persen, remaja, bapak-bapaknya, mereka berangkat kerja merantau ke kota besar. Dengan inovasi ini, ke depan tidak perlu lagi ke luar daerah, tapi bisa mengelola lahan. Akan sangat bermanfaat untuk ke depannya," ungkap Herdiat.
![]() |
Sementara itu, Camat Rancah Agus Susilo menambahkan, inovasi ini berawal dari persoalan banyaknya lahan sawah di Rancah yang tidak digarap. Padahal di Rancah ini potensi alam dan airnya sangat melimpah.
Berawal dari persoalan itu, Pemerintah Kecamatan Rancah kerja sama dengan Apdesi menciptakan program untuk mengajarkan anak-anak bertani sejak dini.
"Sejak dini, para remaja milenial, mereka akan diajarkan bertani. Ini kekhawatiran kami juga tidak adanya regenerasi petani. Setelah dikaji ke lapangan, ternyata yang salah bukan anak-anak tetap kita sendiri. Salah tidak mengenalkan, memotivasi sejak dini untuk bertani," kata Agus.
Menurut Agus, di setiap desa di Rancah disediakan lahan sawah bengkok yang nantinya akan digunakan untuk anak-anak berlatih menanam padi. Luas lahannya tergantung masing-masing desa, dari 100 bata sampai 300 bats.
"Diharapkan dengan penuh tanggung jawab dan kesabaran, anak-anak termotivasi mau bertani. Jadi setelah selesai sekolah tidak harus ke kota, karena di sini juga ada lapangan pekerjaan. Tidak harus bekerja di orang lain," ucapnya.
Demi kelancaran program ini, Pemerintah Kecamatan Rancah pun akan kolaborasi dengan Dinas Pendidikan Ciamis. Nantinya penalaran bertani masuk dalam muatan lokal atau pun praktek dalam mata penalaran.
"Anak-anak dilatih dari mulai menanam, memelihara, memberikan pupuk sampai panen. Nantinya kita sediakan reward untuk memotivasi," pungkasnya.
(iqk/orb)