Ancaman Mengintai Periode Suhu Terpanas Bumi 5 Tahun ke Depan

Kabar Internasional

Ancaman Mengintai Periode Suhu Terpanas Bumi 5 Tahun ke Depan

Tim detikHealth - detikJabar
Jumat, 19 Mei 2023 09:30 WIB
SHANGHAI, CHINA - JULY 10: A woman stands in front of a fountain amid high temperature on July 10, 2022 in Shanghai, China. Shanghai issued a red alert for high temperatures on Sunday. (Photo by VCG/VCG via Getty Images)
Ilustrasi (Foto: VCG via Getty Images/VCG)
Jakarta -

Suhu global dalam lima tahun ke depan diprediksi bisa menjadi periode terpanas bumi. Perkiraan ini dirilis Badan Meteorologi Dunia (WMO).

Melansir detikHealth, kondisi tersebut bahkan sudah diwanti-wanti Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Pasalnya, perkiraan ini dikaitkan dengan perubahan iklim ekstrem, sementara tahun terpanas saat ini terjadi di 2016.

"Ada kemungkinan 98 persen bahwa setidaknya satu tahun ke depan, dan periode lima tahun secara keseluruhan, akan menjadi rekor terpanas," kata laporan itu, dikutip dari ABCNews sebagaimana disadur detikJabar, Kamis (16/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut WMO, akan ada kemungkinan 66 persen antara tahun 2023 dan 2027 rata-rata tahunan suhu bumi dekat permukaan akan melampaui 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri selama setidaknya satu tahun. Otomatis, efek perubahan iklim pada manusia, satwa liar, dan ekosistem makhluk hidup berisiko lebih parah.

Tren di Asia Tenggara

ADVERTISEMENT

Laporan The Guardian menunjukkan tren suhu panas juga terjadi di Asia Tenggara. Bahkan, Singapura mencatat rekor terpanas dalam 40 tahun terakhir berada di angka 37 derajat Celcius, Sabtu lalu.

Sementara Malaysia terus mencatat kasus heatstroke atau 'sengatan' panas. Ada 14 kasus baru yang dilaporkan dan satu di antaranya meninggal yakni bocah laki-laki berusia 11 tahun.

Menyusul Vietnam yang sempat melaporkan suhu tertinggi 44,2 derajat C pada awal Mei, dan Filipina memangkas jam pelajaran setelah indeks UV mencapai zona bahaya.

Dengan perubahan iklim dan pergeseran pola menuju kondisi El Nino, gelombang panas dan badai besar bisa menjadi lebih sering atau lebih intens.

Heatstroke bisa berujung serius jika tak segera ditangani, seperti merusak otak, jantung, ginjal, dan otot. Kerusakan semakin parah jika pengobatan ditunda lebih lama, meningkatkan risiko komplikasi serius atau kematian.

Pasalnya, kondisi ini memicu tubuh seseorang terlalu panas akibat kontak dan aktivitas fisik di suhu tinggi.

Dikutip dari Mayo Clinic, cedera panas paling sering terjadi saat suhu tubuh naik hingga 40 derajat celcius atau 104 derajat fahrenheit bahkan lebih. Kondisi ini paling umum terjadi pada bulan-bulan musim panas.

Gejala Heatstroke

- Suhu tubuh tinggi
- Tanda utama adalah suhu inti tubuh 104 fahrenheit (40 celcius) atau lebih tinggi, diperoleh dengan termometer rektal.
- Kondisi mental atau perilaku yang berubah
- Kebingungan, agitasi, bicara cadel, lekas marah, delirium, kejang, dan koma, semuanya bisa diakibatkan oleh sengatan panas atau heatstroke.
- Perubahan pada kulit
- Pada heatstroke yang disebabkan oleh cuaca panas, kulit akan terasa panas dan kering saat disentuh. Namun, pada sengatan panas yang disebabkan oleh olahraga berat, kulit mungkin terasa kering atau sedikit lembab.
- Mual dan muntah
- Saat mengalami heatstroke, seseorang mungkin merasa mual atau muntah.
- Kulit memerah
- Kulit mungkin memerah saat suhu tubuh meningkat.
- Pernapasan cepat
- Pernapasan mungkin menjadi cepat dan dangkal.
- Denyut jantung terasa lebih cepat
- Denyut nadi dapat meningkat secara signifikan karena tekanan panas memberikan beban yang luar biasa pada jantung untuk membantu mendinginkan tubuh.
- Sakit kepala
- Akibat dari heatstroke bisa membuat kepala seseorang mungkin terasa berdenyut.

Artikel ini sudah tayang di detikHealth, baca selengkapnya di sini




(ral/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads