Seorang penambang liar alias gurandil tewas di lubang emas, jasadnya tertimbun material tanah dan batu. Meskipun begitu, perburuan emas di lahan milik Perhutani Sukabumi terus menjadi-jadi.
Hal itu semakin runyam setelah viralnya lubang-lubang yang diklaim menghasilan emas hingga 1 kilogram. Lubang itu sengaja diviralkan di media sosial.
Gurandil alias penambang emas yang tewas bernama Aenudin (58) ia tertimbun di lubang galian emas di lahan milik Perhutani, Blok Cibuluh, Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi diperoleh detikJabar, korban tertimbun pada kedalaman 4 meter. Proses evakuasi melibatkan kepolisian, personel TNI dan aparat kecamatan setempat. Kabar itu dibenarkan Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede.
"Seorang penambang emas tewas di area penambangan emas tanpa izin Blok Cibuluh Desa Ciemas. Pagi tadi sekitar pukul 08.15 WIB, anggota kami bersama unsur TNI, pihak kecamatan, dan tenaga kesehatan melakukan evakuasi terhadap korban," kata Maruly, Rabu (17/5/2023).
Korban diketahui sebagai warga Kampung Cibangban, Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas. Lubang disebut ambruk saat korban berada di dalam lubang 4 meter, material tanah dan batu menimbun korban.
"Perkiraan kami korban ini masuk areal pertambangan pada malam hari guna menghindari pengawasan petugas, karena sebelumnya petugas gabungan dan Polhut Perhutani sudah menutup areal tambang ilegal tersebut," tegas Maruly.
![]() |
Korban saat ini sudah dibawa kerumah duka guna diserahkan kepada keluarganya untuk pemulasaraan jenazahnya.
"Saya minta masyarakat untuk segera menghentikan kegiatan penambangan emas tersebut, agar tidak terjadi kecelakaan lagi karena kondisi areal pertambangan sangat rentan terjadinya kecelakaan sehingga sangat berbahaya," pungkasnya.
Aksi perambahan lahan milik Perhutani di Blok Cibuluh, Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi masih berlangsung hingga hari ini. Meski berkali-kali dibubarkan, para gurandil alias penambang ilegal masih mendatangi lokasi itu.
Pantauan detikJabar di lokasi tersebut, Rabu (17/5/2023), sejumlah penambang masih beraktivitas memasuki lubang-lubang yang mereka gali. Beberapa lainnya terlihat mengengkol beban (bahan emas) dari dalam lubang. Salah satu alasan, para penambang ingin mendapatkan hasil fantastis berkat cerita 'lubang viral' di lokasi tersebut.
"Di sini ada yang disebut lubang viral, disebut begitu karena pembuat lubang hasil bahannya meledak alias olahannya di atas 1 kilogram. Si penambang kadang memposting hasilnya ke media sosial, akhirnya viral," kata Et (40), salah seorang penambang kepada detikJabar, Rabu (17/5/2023).
Viralnya kisah sukses gurandil itu memancing penambang lain berdatangan. Hal itulah yang membuat lokasi tambang jadi mirip pasar. Mereka berdesakan, saling menggali lubang.
Jarak antara lubang saling berdekatan, lubang itu hanya sedalam 3-4 meter. Namun di bagian dasar terdapat lubang lain ke pinggir. "Penambang harus merangkak, nah posisi ini yang kadang rentan. Ketika bagian atas ambruk, ya tertimbun. Sudah dua kali kejadian penambang tewas seperti itu," tuturnya.
Penambang sebenarnya sepakat jika hasil tambang tidak sampai diunggah ke media sosial, hal itu yang kemudian memancing gurandil berdatangan.
"Hari pertama sampai ribuan orang, semua penuh numpuk. Dulunya ini area pinus, tapi setelah dirambah jadi gersang. Pohon-pohon ditebang, pohon masih muda. Gurandil tertarik ke sini karena dikasih tahu sama pemilik lubang viral," ungkap Nn, penambang lainnya.
Informasi diperoleh, sedikitnya ada 3 lubang yang viral karena hasil tambangnya melebihi 1 kilogram. "Kalau harga jual itu hitungannya pergram-perkadar, kalau kadar emas 93 karat Rp 920 ribu per gram. Nah rata-rata lubang itu viral hasilnya sampai ada yang 1 kilogram, ini yang bikin ngiler gurandil lain berdatangan," pungkas Nn.
(sya/yum)