Jumlah pengangguran di Kota Bandung masih tinggi. Beragam langkah dilakukan Pemerintah Kota Bandung untuk memangkas angka pengangguran.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung Tahun 2023, jumlah penduduk Kota Bandung dari hasil sensus penduduk tahun 2022 sebanyak 2.461.533 jiwa.
Namun dalam data terakhir, masih ada sekitar 137.100 orang atau setara 9.55% pengangguran di kota Bandung. Angka ini lebih sedikit ketimbang saat pandemi tahun 2021 yang angkanya mencapai 147.081 orang pengangguran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang waktu pandemi itu melonjak ya, kemudian akhir tahun 2022 karena kami adakan pelatihan, pemagangan, dan padat karya, jadi menurun 130.000 orang an lah. Ya masih banyak sih, tapi targetnya sampai akhir tahun ini bisa jadi 8.7 persen, atau seperti sebelum pandemi," kata Kepala Bidang Penempatan Kerja Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung Marsana saat dihubungi, Senin (8/5/2023).
Marsana mengatakan pengangguran terbanyak yakni dari lulusan LPK, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Menurutnya, hal ini disebabkan adanya dampak covid. Ia belum bisa menyebut angka pasti berapa angka pengangguran yang turun sampai Mei 2023 ini, mengingat data dari BPS baru muncul per Agustus.
Sementara itu Andri Darusman Kadisnaker Kota Bandung menyebut ada banyak cara yang sedang dipersiapkan Disnaker untuk mencapai target penurunan satu persen di tahun ini.
Seperti mengadakan Padat Karya, Pelatihan, dan rencananya bakal ada Job Fair di bulan Juni 2023. Baru-baru ini, langkah yang dilakukan ialah melaksanakan Padat Karya yang merupakan usulan perencanaan tahun lalu.
"Padat Karya ini sesuai hasil usulan perencanaan pembangunan tingkat kecamatan atau kewilayahan lah. Targetnya untuk kebersihan lingkungan yang nggak bisa dikerja baktikan. Jadi jika ada lahan kurang tergarap, sungai kecil, dibersihkan oleh para tenaga Padat Karya, kan ini resikonya nggak terlalu berat kemudian diarahkan ke lingkungan pemukiman," kata Andri.
Ia menjelaskan target Padat Karya selain untuk membersihkan lingkungan yang membawa manfaat bagi lingkungan, juga memberi pekerjaan sementara untuk warga dengan penghasilan minim atau baru saja di PHK. Disnaker memberi upah Rp 133.600 per hari bagi para tenaga.
Program ini dilakukan dengan berpindah-pindah lokasi, sesuai titik yang sudah masuk dalam daftar usulan dan menjadi prioritas untuk dipadat karyakan.
"Padat Karya biasanya per paket anggarannya 100 jutaan, kemudian Tahun kemarin sudah dilaksanakan di 30 Kecamatan. Sampai Mei ini sudah 5 titik yang digarap, pengerjaan setiap titik oleh 50 orang selama 10 hari," kata Andri.
Pihaknya saat ini juga tengah merancang Job Fair yang akan digelar Juni 2023 ini. Menurutnya, biasanya antusias warga melebihi kuota. Seperti tahun lalu, 4.000 lowongan pekerjaan diperebutkan oleh 17.000 pendaftar.
"Nah guna membekali, kita berikan banyak pelatihan sesuai usulan masyarakat dan aspirasi Dewan guna membekali skill. Ada tata rias, catering, jahit-menjahit. Pelatihan ini kerjasama dengan LPK sesuai bidangnya, pesertanya sudah diusulkan dari masing-masing Kecamatan dan Kelurahan," kata Andri.
(aau/dir)