Pantauan detikJabar, Sabtu (6/5/2023) sore, warga yang tinggal di RT 1/RW 8, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap membangun jembatan darurat dari bambu. Jembatan itu dibuat sebagai akses penghubung antara pemukiman dan jalan raya.
Selain itu, pembangunan jembatan darurat itu dilakukan untuk mempermudah akses jalan warga. Karena akses jalan lainnya cukup jauh dan warga harus berputar ke jalan yang ada di RT lainnya.
"Kejadiannya tadi pukul 01.00-02.00 WIB dini hari, ada yang lewat, bilang ada longsor dan bilang ke hansip ke sini (ngasih tahu warga), kejadian pas hujan deras. Ini kejadian yang ketiga kali, hingga yang ini yang paling parah," kata Encang Gunawan (40) kepada wartawan.
Encang mengungkapkan, jembatan itu dibangun hasil swadaya masyarakat. Warga berharap jembatan itu dicor, karena saat ini di bawah jembatan bambu itu hanya dilapisi karung berisikan tanah.
Menurutnya, warga lebih banyak memilih jalan tersebut karena jika harus berputar balik posisinya jauh. Jalan ini menghubungkan pemukiman ke lima RT atau sekitar 300 KK, namun jalan ini kerap digunakan warga di 2-3 RT.
"Warga ada yang ke sini, ke sana ada, enak ke sini lebih dekat. Kalau gini harus berkeliling agak jauh," tambahnya.
Encang menyebut, hingga kejadian ke tiga dan membuat jalan ini longsor ke bawah tebing yang cukup dalam, belum ada perhatian lebih dari Pemkot Bandung.
"Belum pernah (diperbaiki), hanya diberi karung, harusnya dicor sama semen supaya kuat, pas musim hujan tanahnya labil, roboh lagi, roboh lagi. Belum ada (bantuan), cuman karung," paparnya.
"Harapan kita kepada pemerintah atau siapapun, dapat bantuan material pengecoran supaya warga di sini nyaman," pungkasnya.
Masih di Kelurahan Ciumbuleuit, tak hanya di RW 8, laporan kejadian longsor juga terjadi di RW 1 dan RW 11. Kejadian cukup parah terjadi di RW 8. (wip/mso)