Banjir merendam Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Beberapa warga terpaksa mengungsi di atap rumah.
Pantauan detikJabar, Sabtu (6/5/2023) terlihat hampir seluruh pemukiman di kampung tersebut terendam banjir. Warga terlihat kesulitan dalam beraktivitas.
Beberapa warga yang memiliki lantai dua terlihat mengungsikan barang-barangnya ke area yang aman dari banjir. Namun, terdapat beberapa warga yang tidak memiliki lantai dua harus menempati atap rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga RT 05/RW 10 Sopyan (38) mengaku, telah meninggikan area kamar dengan menggunakan papan. Sehingga dirinya bersama keluarga bisa tetap tidur dengan tenang.
"Iyah saya sengaja meninggikan kasur untuk evakuasi. Soalnya di RW 10 di Cijagra nggak ada tempat evakuasi. Makanya saya inisiatif bikin panggung biar selamat dari air banjir," ujar Sopyan, saat ditemui detikJabar.
Pihaknya menyebutkan dirinya telah bersiaga dengan menyiapkan atap rumahnya untuk tidur. Menurutnya area tersebut digunakan untuk istirahat anak-anaknya.
"Ada juga saya bikin evakuasi darurat di atap. Kalau air tinggi, karena mungkin biar anak-anak aman disimpan di atas," katanya.
Sopyan mengungkapkan banjir tersebut diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi. Dia menyebut, air mulai meluap ke permukiman warga pada dini hari.
"Banjir memang sering. Soalnya kalau dari sekitar Bandung hujan gede, pasti ke sini ke Cijagra banjir," jelasnya.
Dia berharap ada tempat pengungsian. Dia meminta pemerintah bisa segera turun tangan.
"Keinginan dari warga mah disiapkan tempat evakuasi sementara. Terus buat pemerintah untuk turun tangan langsung. Jangan sampai ada kejadian warga gimana-gimana, baru pada turun," bebernya.
Sementara itu, Ketua RT 07 Uus Rohendi (56) mengungkapkan, banjir yang melanda Kampung Cijagra saat ini lebih besar. Pasalnya hujan dengan intensitas tinggi terjadi dalam beberapa hari terakhir.
"Banjir dari jam setengah tiga pagi, sampai sekarang terus-terusan airnya naik. Ini aja ada sekitar 1 meter 30 cm. Kalau di ujung sana mah bisa sampai 2 meteran lah," kata Uus.
Uus menilai banjir kali ini disebabkan adanya luapan dari dua sungai. "Ini luapan dari sungai Cikapundung sama sungai Citarum. Sehingga meluap ke pemukiman warga. Hampir semua kampung yang ada di RW 10 terdampak. Hampir seribu lebih warga yang terdampak," ucapnya.
Uus menambahkan saat ini warga berharap bisa direlokasi ke wilayah lain. Pasalnya banjir tersebut telah lama kerap terjadi.
"Keinginan warga mah kalau pemerintah misalnya aya kanyaah lah (ada perhatian) ke warga. Pengennya seperti Cienteung bisa dibeli semua atau direlokasi warganya. Warga ingin sekali direlokasi. Bosen soalnya dari 20 tahun yang lalu lebih, pas saya masih kecil banjir juga udah banjir," ungkapnya.
Menurutnya saat ini para warga membutuhkan adanya tenda darurat. "Warga sekarang pengen adanya tenda darurat. Soalnya buat kebutuhan tidur warga. Kalau kaya gini warga susah tidurnya," pungkasnya.
(mso/mso)