Jabar Hari Ini: Kader Demokrat di Jabar Pindah Haluan

Jabar Hari Ini: Kader Demokrat di Jabar Pindah Haluan

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 04 Mei 2023 22:15 WIB
Logo Partai Demokrat.
Foto: Logo Demokrat. (Ari Saputra/detikcom)
Bandung - Sejumlah peristiwa terjadi di Jabar hari ini, Kamis (4/5/2023). Mulai dari kader Partai Demokrat pindah haluan, pemukulan sopir bus Trans Metro Pasundan (TMP), hingga kondisi rumah dokter Wayan yang jadi tempat wisata dadakan.

Berikut sejumlah berita yang dihimpun dalam Jabar hari ini

1. Kader Demokrat Pindah Haluan

Kader Partai Demokrat di Jawa Barat ramai-ramai pindah ke Partai NasDem menjelang Pemilu 2024. Setelah ditinggalkan ratusan kader di Purwakarta, sejumlah petinggi Partai Demokrat Jabar juga dipastikan berlabuh ke Partai NasDem.

Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustofa membenarkan sejumlah petinggi Demokrat Jawa Barat sudah pindah ke partainya. Salah satunya yaitu Asep Wahyuwijaya yang berencana maju sebagai caleg DPR RI dari NasDem.

"Yang udah pasti di Kabupaten Bogor, itu ada namanya Asep Wahyuwijaya. Dia udah fiks terdaftar di NasDem untuk daftar menjadi caleg DPR Ri di dapil Jabar V," kata Saan saat dikonfirmasi detikJabar, Kamis (4/5/2023).

Kemudian, ada nama Dodi Setiawan, anggota DPRD Kota Bogor Fraksi Demokrat yang dipastikan sudah berlabuh ke NasDem. Saan menyebut, Dodi pada 2024 mendatang akan mencalonkan diri sebagai bacaleg DPRD Jabar dari dapil Kota Bogor.

"Ada Andi Rizal, dia nyaleg di Kabupaten Subang. Terus ada Iwan Setiawan, incumbent yang mau nyalon lagi di DPRD KBB," ungkapnya.

Selain Demokrat, salah satu kader PAN bernama Ade Kaca juga sudah dipastikan bergabung dengan NasDem. NasDem memproyeksikan Ade Kaca nyaleg di DPR RI dari dapil Garut.

"Ade Kaca itu DPRD Jabar dari dapil Garut, tapi sudah PAW di PAN. Sebelum di-PAW dia menyatakan gabung sama NasDem," ungkapnya.

Saan mengungkap saat ini NasDem paling banyak menerima perpindahan kader dari Partai Demokrat. Meski beberapa di antaranya ada juga yang berasal dari Gerindra.

"Tapi Demokrat yang paling banyak sementara ini. Nah kalau untun Purwakarta, itu memang ada. Cuma belum pasti dia mau nyalonnya di mana," pungkasnya.

2. Aksi OTK Pukul Sopir Bus Trans Metro Pasundan

Viral di media sosial (medsos) soal aksi pemukulan yang dilakukan orang tak dikenal terhadap seorang sopir bus Trans Metro Pasundan (TMP). Saat ini kasus tersebut kabarnya tengah diselidiki pihak kepolisian.

Video singkat aksi pemukulan yang dilakukan seorang pria terhadap sopir bus TMP viral di jagat maya. Dalam video yang beredar, awalnya seorang pria masuk ke bus. Pria tersebut mengenakan kaus putih lengan panjang dan bertopi hitam. Tiba-tiba, pria bertopi hitam itu langsung melayangkan pukulan ke wajah sopir.

Setelah pukulan mendarat ke wajah sopir. Setelah memukul, pria itu langsung berbicara kepada sopir sembari memegang gawai.

Video viral itu menarasikan kejadian pemukulan sopir bus TMP terjadi pada Rabu (3/5/2023) di BIP Bandung. Pelaku pemukulan dinarasikan sempat memarahi sopir bus dalam kejadian itu.

Setelah kejadian itu, pelaku pemukulan langsung turun dari bus. Sekadar diketahui, TMP dikelola oleh pemerintah pusat yang bekerja sama dengan Peruma DAMRI dan PT Big Bird.

Dishub Jabar membenarkan kejadian tersebut. Saat ini, sopir tengah dimintai keterangan.

"Sedang ditangani kepolisian dan sedang di BAP di lokasi," kata Kabid Angkutan Jalan Dishub Jabar Agus Didik Suseno kepada detikJabar, Kamis (4/5/2023).

3. Rumah Dokter Wayan Jadi Lokasi Wisata Dadakan

Rumah dokter Wayan yang viral di Kampung Pasirwaru, Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, mendadak jadi pusat perhatian warga. Lokasi rumah ini jadi tempat wisata dadakan.

Pasalnya, ribuan warga memadati setiap sudut kediaman dokter Wayan sejak viral beberapa waktu. Pantauan detikJabar di lokasi pada Kamis (4/5/2023), sejak pagi banyak warga yang datang menonton proses pembersihan rumah dokter Wayan.

Tak hanya warga sekitar, ada warga dari luar kota yang memadati rumah tersebut, seperti dari Bekasi dan Purwakarta.

Asmi (34), warga asal Bekasi yang mendatangi rumah dokter Wayan menuturkan, ia sengaja datang karena penasaran ingin melihat langsung kondisi dan suasana rumah dokter Wayan.

"Ya pengen tahu aja, bosen nonton di hp terus. Makanya tadi pagi sengaja datang ke sini sama ade saya," ujar Asmi kepada detikJabar.

Ia mengaku tahu kisah dokter Wayan setelah melihat video di media sosial dan membaca artikel pemberitaan di internet. Oleh karenanya, rasa penasaran muncul dan ingin melihat secara langsung.

"Kemarin-kemarin saya lihat di TikTok, baca berita online juga. Tapi kan gak puas yah, makanya sengaja kesini kebetulan gak ada kerjaan cuma ibu rumah tangga. Jaraknya juga agak deket kan," kata dia.

Asmi rela menempuh jarak 42 kilometer dari rumahnya di Bekasi menuju Karanganyar, Karawang hanya untuk melihat rumah dokter Wayan yang viral.

Hal senada juga dikatakan Janah (27) warga sekitar yang saat itu tengah melihat proses pembersihan di rumah dokter Wayan, sepengetahuannya sejak viral rumah dokter Wayan setiap hari banyak warga yang datang untuk melihat.

"Setahu saya sejak viral itu emang banyaj yang datang. Tapi khusus kemarin sama sekarang ini memang membeludak, kayaknya lebih 2.000 orang ini," ucap Janah.

Ia mengaku, selain warga, banyak juga content creator yang datang dari luar kota hingga menyewa penginapan di Kampung Pasirwaru.

"Bukan cuma warga, YouTuber juga banyak yang bikin konten itu. Ada sekelompok yang nyewa rumah di samping rumah saya hanya untuk membuat konten," ungkapnya.

4. Bocah SD Korban Sodomi Sejoli Kembar

Sejoli kembar asal Garut melakukan pelecehan seksual terhadap bocah berusia 6 tahun. Dua remaja lelaki itu kini telah dijatuhi hukuman penjara.

Aksi sodomi yang dilakukan remaja asal salah satu kecamatan di Garut itu, dilakukan pada tahun 2021 lalu. Korban yang masih berusia 6 tahun, diketahui dicabuli oleh keduanya.

"3 kali dilakukan sodomi itu. Awalnya dirayu, dibelikan layangan sama muncang (kemiri)," kata orang tua korban, kepada wartawan, Kamis (4/5/2023).

Menurut orang tua korban, aksi pencabulan yang dilakukan pelaku, itu terjadi beberapa kali. Para pelaku, disebut bergiliran melakukan pencabulan terhadap bocah lelaki itu.

"Setelah dirayu, dibelikan layangan, anak saya ngaku dibawa ke makam. Terus digituin sama si pelaku," katanya.

Aksi pencabulan bocah itu, baru terungkap ke publik minggu ini, setelah orang tua korban mengadu ke lembaga bantuan hukum (LBH). Orang tua mengadu, lantaran mengaku mendapatkan intimidasi dari keluarga pelaku.

"Orang tua korban mengadu kepada saya belum lama ini. Mereka mengaku mendapatkan intimidasi dari keluarga pelaku," kata Yudi Kurnia, Ketua LBH Serikat Petani Pasundan kepada detikJabar.

Divonis Bui

Kasus ini, diketahui sudah ditangani penegak hukum. Kedua pelaku, yang saat ini diketahui berusia 18 tahun sudah dijatuhi hukuman oleh Pengadilan Negeri Garut.

Hukuman yang diterima keduanya dibacakan majelis hakim dalam sidang beragendakan putusan, yang digelar di PN Garut pada Rabu (3/5) kemarin.

Menurut Kasi Intel Kejaksaan Negeri Garut Jaya P. Sitompul, kedua pelaku yang melakukan aksinya ini saat mereka masih berusia di bawah umur itu, dijatuhi hukuman yang berbeda.

"Divonis masing-masing dua tahun dan pelatihan kerja selama 6 bulan, serta divonis 3 tahun dan pelatihan kerja juga selama 6 bulan," kata Jaya, kepada detikJabar.

5. Jejak Terakhir Bocah Subang

Kehilangan Darel Gaisan Rafasa bocah berusia tiga tahun di Kampung Cikaso RT 028/003, Desa Kalijati Timur, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang masih misterius. Hilangnya bocah itu sempat menghebohkan warganet.

Darel yang merupakan anak bungsu dari pasangan Haerudin dan Kurnaesih itu, awalnya hendak mudik dari Jakarta ke Subang bersama dengan keluarga dari Haerudin. Sebelum hilang, sang ayah mengaku bahwa anaknya sempat mondar mandir ke dalam rumah yang sedang dibersihkan untuk mengambil biskuit.

Namun, tak lama kemudian tepatnya sekitar pukul 13.30 WIB, Haerudin menanyakan keberadaan dari Darel kepada istri maupun keluarga yang berada di lokasi. Dari saat itu, Darel pun secara misterius hilang.

"Anak saya itu hyper aktif, saya nanya ke orangtua saya yang lagi istirahat di dalam rumah 'Darel mana?' terus dijawab ibu saya katanya tadi keluar, terus saya keluar nanya ke istri saya sama mertua saya Darel kemana, terus saya cari ke dalem rumah bibi saya tapi enggak ada," ujar Haerudin saat dikonfirmasi detikJabar di lokasi kejadian beberapa waktu lalu.

Dari pengakuan Haerudin, sebelum hilang, istrinya sempat melihat bahwa Darel mengejar anak ayam yang berada di sekitaran rumahnya. Saat itu, dia juga menduga bahwa sang anak sedang bermain dengan saudara-saudaranya.

"Waktu dicari-cari nggak ada terus kata istri saya ngomong katanya terakhir ngejar-ngejar anak ayam," katanya.

Sementara itu, hingga Kamis (4/5/2023), pencarian yang masih dilakukan oleh petugas gabungan belum menemukan titik terang terkait dengan keberadaan dari Darel. SAR gabungan dari BPBD, Damkar, Tagana, TNI, Polri maupun relawan pun masih melakukan proses pencarian dengan menyasar jalur darat maupun jalur aliran sungai. (sya/orb)



Hide Ads