Kobaran api mengepulkan asap hitam terlihat dari depan kantor Wali Kota Cimahi. Sumbernya yakni ban yang dibakar sekelompok mahasiswa yang sedang berunjuk rasa pada Selasa (2/5/2023) sore.
Puluhan mahasiswa dari Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) Kota Cimahi menggelar aksi unjuk rasa bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Tak hanya membakar ban, massa aksi juga membentangkan spanduk di pagar kantor wali kota dengan tulisan 'Mimbar Bebas dan Terbuka. #Suaraanakjenderal dan #Sudahtidakpercaya'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ichsan Nurdiansyah, Presiden Mahasiswa BEM KM UNJANI sekaligus kordinator aksi mengatakan aksi tersebut sebagai keresahan mereka akan kondisi dunia pendidikan termasuk di Kota Cimahi.
"Kita memanfaatkan momentum Hardiknas menggelar aksi ini, yang juga buah refleksi kami sebagai mahasiswa. Ada beberapa poin yang kami sampaikan tapi sayangnya Pak Wali tidak hadir langsung," kata Ichsan saat ditemui usai aksi.
Ia mengatakan poin tuntutan yang disampaikan pada aksi unjuk rasa tersebut yakni soal komersialisasi pendidikan, lalu perihal kesenjangan pendidikan, dan kesejahteraan pendidik dalam hal ini guru honorer.
"Tadi kami sedikit tercerahkan dengan data-data perihal kondisi pendidikan di Kota Cimahi yang kami dapat. Seperti angka putus sekolah, bakal menjadi bahan kajian kami yang akan dikembangkan lagi. Karena selama ini keterbukaan informasi sulit didapat," kata Ichsan.
Harapan mewujudkan generasi emas di Indonesia tahun 2045 mendatang, perlu dimulai dari memperbaiki kualitas pendidikan dan kesejahteraan pendidik di Indonesia.
"Dengan angka putus sekolah di Cimahi yang lumayan tinggi, harus dibarengi dengan kualitas SDM-nya agar tujuan generasi emas di 2045 bisa tercapai," ucap Ichsan.
Ketidakhadiran Pj Wali Kota Cimahi dalam aksi unjuk rasa dan audiensi dengan mahasiswa menjadi kekecewaan mereka. Sebab jawaban dari pihak perwakilan Pemkot Cimahi dianggap mengambang.
"Karena hari ini tidak ada pak wali, jawaban dari Sekda dan Kadisdik tidak konkret. Masih mengambang solusi yang ditawarkan karena dilempar ke sana kemari, solusinya tidak ada," kata Agustinus Moris Kristanto, Wakil Presiden Mahasiswa BEM KM UNJANI.
(dir/dir)