Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menanggulangi permasalahan sampah. Salah satunya melalui program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan Sampah) yang sudah digulirkan dari tahun 2018.
Program ini menjadi program unggulan yang dibuat untuk menanggulangi permasalah sampah yang menumpuk di Kota Bandung. Kang Pisman juga diyakini bakal membantu kemudahan operasional TPA Darurat Cicabe yang rencananya bakal digarap pada Mei ini.
Dalam rencananya, Plh Wali Kota Bandung bakal melakukan penggalian ulang di lahan Cicabe. Setelah itu, akan dilakukan penimbunan sampah organik di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudy Prayudi, mengatakan sudah ada 180 RW di Kota Bandung yang menjalankan program Kang Pisman. Namun saat libur Lebaran, sampah di Bandung naik drastis.
"Bisa dilihat dari adanya data, waktu liburan ini ada kenaikan sampah sebanyak 12% dari bulan biasa. Pastinya Kang Pisman terus kita giatkan. Saat ini ada sekitar 180 RW yang juga sudah menerapkan Kawasan Bebas Sampah di Kota Bandung," kata Dudy kepada detikJabar Senin (1/5/2023).
Kang Pisman sendiri dirasa bisa jadi solusi paling efektif untuk mengurangi sampah di Kota Bandung. Harapannya, sampah bisa berakhir di tempat pembuangan sementara (TPS) setelah adanya pemilahan sampah dan pengolahan sampah di masyarakat.
Namun kenyataan di lapangan, ditemukan beberapa kendala. Salah satunya seperti di RT 06 RW 14 Cicabe, yang saat ini belum menjalankan program Kang Pisman.
"Kang Pisman di sini belum ada. Sosialisasi sih pernah, tapi kalau pembinaan belum ada karena ya pengelolanya juga nggak ada," kata Dadang (49), Ketua RT 06 RW 14 Cicabe.
Saat disinggung soal rencana Pemkot yang bakal menimbun sampah organik, Dadang menyangsikan hal tersebut. Sebab memilah sampah organik bukan hal mudah.
"Dulu tahun 2005 waktu Leuwigajah longsor, sampah apapun ditimbun kesini. Lagian nggak ada berita (timbun sampah organik) ke pengurus setempat. Cuma bilang bakal ada antisipasi sampah sisa Hari Raya," kata dia.
"Sampah organik dari Pemkot setiap hari mah udah masuk ke sini, kan ada bank sampahnya untuk pengelolaan. Tapi kalau saya pribadi, yang masuk ke sini nggak mungkin sampah organik aja, sampah apapun pasti masuk. Ini aja baru kemarin-kemarin uji coba kedalaman kan kurang lebih ada 5 meteran lubang, baru uji coba masukin mungkin 3-4 kubikan sampah, ada sampah plastik yang dimasukin," lanjut Dadang sambil menunjukkan salah satu lubang galian.
Padahal, ratusan ton galian tanah di Cicabe bekas timbunan sampah 2005 lalu, masih banyak yang belum terurai. Sebab, sebagian besar berupa sampah non organik seperti plastik.
Kembali soal Kang Pisman, Dudy mengatakan pihaknya setiap hari telah melakukan sosialisasi. Hanya saja ia tidak bisa menjamin semua masyarakat bisa konsisten melakukannya. Ia pun tak memberikan janji bahwa sampah yang bakal ditimbun adalah sampah organik saja.
"Sosialisasi Kang Pisman sebetulnya setiap hari, setiap saat kita lakukan. Ada kader pendamping yang terus lakukan sosialisasi. Tapi faktanya di lapangan perlu peran serta aktif dari masyarakat. Kalau masyarakat belum bergerak, ya ini problemnya di situ," ujar Dudy.
"Kemudian soal timbunan sampah di Cicabe, nanti kita lihat dulu sampah-sampahnya. Sebisa mungkin memang dipilah, tapi kalau tidak memungkinkan ya mengingat karena masalah kedaruratan, kita harap masyarakat bisa memaklumi," tambahnya.
(aau/orb)