Jabar Hari Ini: 6 Orang Ditangkap di Balik Pria yang Tewas Dimassa

Jabar Hari Ini: 6 Orang Ditangkap di Balik Pria yang Tewas Dimassa

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 01 Mei 2023 22:00 WIB
Pelaku Main Hakim Sendiri di Cikakak  Sukabumi
Pelaku Main Hakim Sendiri di Cikakak Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (1/5/2023) dari mulai wilayah Cianjur diterjang banjir hingga pelaku main hakim sendiri hingga korban tewas di Sukabumi ditangkap polisi.

Kabupaten Cianjur Diterjang Banjir

Banjir melanda Kecamatan Ciranjang dan Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur. Bencana banjir ini membuat sejumlah kendaraan hanyut terbawa banjir dan rumah warga alami kerusakan.

Seperti di Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, satu rumah hanyut akibat diterjang banjir. Selain itu, banjir juga menghanyutkan delapan sepeda motor dan satu unit mobil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di desa saya ada sekitar 97 rumah yang terendam. Ada satu rumah yang hanyut, bangunannya sampai tidak tersisa. Bengkel motor di dekatnya juga rusak parah, menyisakan dua bagian tembok," kata Kepala Desa Ciranjang Deden, hari ini.

Selain menghanyutkan satu rumah, banjir juga menyebabkan delapan unit motor yang berada di dalam bengkel hanyut. Termasuk satu mobil ikut hanyut.

ADVERTISEMENT

"Beberapa ditemukan di tepi sungai, tapi beberapa unit sepeda motor hilang terbawa arus banjir," ucap Deden.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Rudi Labis mengatakan pada, akses dua kecamatan terputus sementara akibat banjir yang merendam badan jalan setinggi 50-70 centimeter malam tadi. Meski sudah surut, tetapi akses belum dibuka lantaran Jembatan penghubung yang mengalami kerusakan.

"Kalau banjir sudah surut sejak pukul 03.00 WIB. Tapi jalan belum bisa dilalui, aksesnya masih tertutup karena jembatan rusak," kata Rudi kepada detikJabar.

Menurutnya, BPBD masih melakukan pengecekan terkait kondisi jembatan. Dikhawatirkan kerusakan jembatan tersebut bertambah parah apabila dilalui kendaraan berat. Oleh karena itu, jembatan yang menghubungkan dua kecamatan tersebut ditutup sementara.

"Ada kerusakan di jembatan. Kita tutup sementara jalannya. Akses lalulintas kendaraan juga ditutup sementara. Khawatir kalau dilalui kendaraan berat, atau mobil bisa semakin parah hingga mengakibatkan korban," ungkap Rudi.

Pihaknya libatkan PUPR untuk penanganan jembatan putus. Selain itu, untuk sementara akses kedua kecamatan dialihkan ke jalur alternatif. "Masih ada beberapa akses alternatif, melalui Jati dan Cipeuyeum. Jadi tidak menghambat aktivitas masyarakat," pungkasnya.


Puluhan Kios Pasar di Tasikmalaya Terbakar

Puluhan kios di Pasar Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat terbakar pada Senin (1/5) dini hari tadi. Ada 22 kios terbakar dalam kejadian ini.

Kebakaran ini menimpa blok Pasar Salak yang menjual barang barang elektronik, termasuk bekas. Banyaknya material yang mudah terbakar membuat api cepat merambat. Beruntung, hujan deras yang melanda membuat kobaran api tidak semakin ganas.

Pasca kebakaran, tim inafis Polresta Tasikmalaya bersama Polsek Cineam masih melakukan olah tempat kejadian perkara pada Senin pagi. Selain memasang garis polisi, sejumlah saksi turut dimintai keterangan.

"Kami belum bisa simpulkan dari apa penyebabnya karena masih dalam penyelidikan. Anggota Inafis sedang bekerja untuk ungkap penyebab kebakaran," kata Kapolsek Cineam AKP Dede Darmawan kepada detikJabar.

Sejauh ini, polisi masih mendalami penyebab pasti kebakaran. Namun dugaan sementara penyebabnya berasal dari kios elektronik.

Sementara itu, Damkar Kabupaten Tasikmalaya menduga kebakaran terjadi akibat korsleting arus pendek listrik. Api berasal dari salah satu kios pedagang elektronik.

"Dugaan memang konsleting listrik, api dari salah satu kios," kata Engking, Kepala Regu Pemadam Kebakaran BPBD Kabupaten Tasikmalaya.

Proses pemadaman dilakukan sejak pukul 03.00-05-30 WIB. Namun proses pendinginan dilakukan sampai pukul 07.00 WIB. "Pendinginan sampai jam tujuh pagi. Antisipasi supaya tidak kemunculan api lagi," pungkas Engking.


Tewas Dianiaya, Warga Sukabumi Jadi Korban Main Hakim Sendiri

Malang nasib Kamat Adijaya alias KA (40). Dia tewas karena dituduh menjadi korban pencurian dan dihakimi massa pada Kamis (27/4) lalu.

Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede mengatakan, jumlah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada kasus tewasnya Kamat berjumlah 4 TKP. Dimana salah satu TKP menggambarkan Kamat dianiaya usai diinterogasi dan mengaku sebagai pencuri kendaraan bermotor.

"Kronologinya dimulai tanggal 27 April 2023 lalu kurang lebih pukul 17.00 WIB, saat itu korban sedang mengunjungi rumah mertuanya. Tidak lama dijemput oleh dua orang pelaku di rumahnya dibawa ke TKP kedua, TKP pertama di rumahnya, TKP kedua dijemput kurang lebih 7 kilometer dari TKP rumahnya," kata Maruly hari ini.

Saat dalam perjalanan membawa korban, selain dua orang yang menjemput pelaku ada dua orang lainnya yang ikut selama perjalanan, total ada 4 orang yang membawa korban.

"Dari 4 orang itu melakukan interograsi dan penganiayaan terhadap korban terkait dugaan tindak pidana pencurian yang dilakukan korban. Karena korban mengalami penganiayaan dan tekanan, korban akhirnya mengakui kalau berdasarkan keterangan pelaku, korban melakukan pencurian kendaraan bermotor," ujar Maruly.

Setelah itu, korban dibawa ke TKP lain yang berjarak 4 kilometer, di tempat itu korban kembali mendapat penganiayaan oleh para pelaku lainnya.

"Kemudian sudah selesai di TKP ketiga, korban dibawa kembali ke TKP ke empat oleh pelaku. Sampai dengan di TKP 4 korban ditemukan oleh aparat kepolisian setelah mendapatkan informasi dari warga. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit, karena kondisinya terlalu parah dan kritis, nyawa korban tidak dapat diselamatkan," ungkap Maruly.

Prihal tudingan Kamat sebagai pelaku pencurian, hingga saat ini kepolisian tidak mendapatkan informasi tersebut. Berikut kabar yang menyebut Kamat adalah seorang residivis.

"Nah itu, karena para pelaku ini menduga yang bersangkutan telah melakukan pencurian. (Terkait bukti pencurian) Kalau sampai saat ini pendalaman yang dilakukan oleh penyidik terhadap asal atau motifnya melakukan penganiayaan adalah berdasarkan kecurigaan, setelah melakukan penganiayaan, korban ini sempat mengaku mencuri. Namun, itu belum bisa didalami lebih detail karena korban sudah keburu diamuk massa," jelas Maruly.

Kabar soal korban adalah resedivis juga dibantah polisi. "Kalau latar belakang korban sampai saat ini kita belum mendapatkan informasi apakah yang bersangkutan pernah terlibat tindak pidana atau tidak," tuturnya.

Polisi sudah menetapkan ada 10 orang tersangka dalam kasus tersebut, mereka juga disebut sebagai pelaku utama di balik tewasnya Kamat.

"Penyidik melakukan pendalaman, memeriksa saksi-saksi, mengumpulkan alat bukti, sampai dengan ditangkap saat ini 6 orang kasus penculikan dan atau penganiayaan secara bersama-sama Dari 6 tersangka, penyidik menetapkan 4 orang DPO yang saat ini masih dalam pengejaran," jelasnya.

"Jadi ini (dilakukan) secara bersama-sama, pelaku utamanya adalah 10 orang, baik itu TKP di awal, kemudian di TKP 2, TKP 3 terus bertambah sampai ada 10 tersangka di TKP 4. Jadi kalai berdasarkan keterangan tersangka, korban ini adalah pelaku pencurian dari salah satu tersangka, namun hal tersebut belum terungkap karena baru pengakuan korban pada saat dianiaya di TKP pertama," jelasnya.


Perkembangan Terbaru Buruh Ludahi Imam Masjid di Bandung

Hingga saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap warga negara asing (WNA) Australia Brenton Craig Abbas Abdullah McArthur, pelaku peludahan imam masjid di Kota Bandung belum lama ini.

Kombes Budi Sartono, Kapolrestabes Bandung mengatakan, hingga saat ini polisi masih terus memeriksa motif dari aksi peludahan yang dilakukan Brenton.

"Dari kasus perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan warga negara asing terhadap imam masjid di Buahbatu, yang bersangkutan tersangka kita kemarin sudah dinaikan status tersangka sudah dilakukan pemeriksaan tersangka," kata Budi hari ini.

"Dan berdasarkan alat bukti yang kita dapat berdasarkan saksi, ahli dan alat bukti sudah dilakukan penahanan terhadap yang bersangkutan kurang lebih 2 hari, setelah ini akan kita lengkapi pemeriksaan ini dan berkoordinasi dengan kejaksaan," tambahnya.

Menurut Budi, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan lengkap terhadap Brenton. Jika proses hukum selesai kata dia, Brenton bakal langsung dideportasi.

"Ya ini setelah ini, setelah proses hukum selesai. Proses hukum seperti apa kita lihat dulu, memang ini masih berkembang dan kita lakukan penahanan," tuturnya.

Polisi juga telah memintai keterangan delapan orang saksi dalam kasus yang sempat viral di media sosial ini. Polrestabes Bandung juga akan menghadirkan pihak kedutaan besar Australia untuk Indonesia guna pendamping terhadap Brenton. "Sudah kita hubungi dari pihak konsuler, sudah bersurat, dari kedutaan akan mendampingi," pungkasnya.


Anjing Pelacak Dikerahkan Cari Bocah Subang Hilang Misterius

Anjing pelacak sempat diturunkan untuk mencari Darel Geisan Rafasa, bocah berusia tiga tahun yang hilang misterius di Kampung Cikaso RT 027/008, Desa Kalijati Timur, Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang.

Darel dinyatakan hilang sejak Senin (24/4) lalu dan hingga saat ini belum ditemukan. Hilangnya Darel sempat viral dan menghebohkan warganet.

Kapolsek Kalijati AKP Endang mengatakan, pada hari kedua hilangnya balita tersebut pihaknya bersama dengan SAR gabungan masih berupaya mencari korban. Selain melibatkan personel Polsek Kalijati, anjing pelacak juga turut diturunkan dari Polda Jabar maupun POM AU.

"Di hari kedua pencarian, pada pukul 16.45 WIB bantuan dari Satwa Dit Samapta Polda Jabar diturunkan untuk membantu pencarian dengan satu anjing pelacak dan anggota Satwa Dit Samapta Polda Jabar, pengendusan anjing pelacak mulai dari TKP rumah tinggal dan menyusuri area kebun warga sekitar TKP dengan radius Β± 200 meter dari TKP," ujar Endang hari ini.

Endang menuturkan, upaya pencarian yang dilakukan SAR gabungan masih belum membuahkan hasil. Sementara itu proses pencarian rencananya akan terus dilakukan dengan memperluas titik-titik dari pencarian sebelumnya.

"Anjing Pelacak Satwa Dit Samapta Polda Jabar yang dibantu Warga setempat belum ada tanda-tanda hasil pencarian sampai dengan saat ini," tutur Endang.

Sebelumnya, Haerudin, ayah dari Darel menceritakan, dia bersama dengan istri serta ketiga anaknya awalnya hendak mudik dari Jakarta ke wilayah Kampung Cikaso. Mereka sampai ke tujuan pada Senin (24/4) sekira pukul 10.00 WIB. Menurutnya, di Kampung Cikaso, Subang tersebut merupakan rumah milik istrinya yang hanya disinggahi saat Lebaran saja.

"Awalnya saya dari Jakarta niatnya mau mudik pulang kampung ke mertua, saya dari Jakarta nyampe ke Subang sekitar jam 11-an. Namanya juga satu tahun sekali ditempati, pada kotor. Nah saya inisiatif lah ngebersihin rumah kayak nyapu sama ngepel," ujar Haerudin saat dikonfirmasi detikJabar di lokasi kejadian, Minggu (30/4).v

Saat sedang bersih-bersih rumah, sang anak sempat mondar-mandir masuk ke dalam rumah untuk mengambil biskuit. Haerudin pun menegor anaknya untuk tidak bolak-balik ke dalam rumah karena kondisi sedang dibersihkan.

"Anak saya masuk ke dalam rumah ngambil biskuit, terus balik lagi ke luar terus masuk lagi ke dalam, terus saya bilang jangan lari-larian aja saya bilang, soalnya ayah lagi ngepel, nanti kamu jatuh," katanya.

Setelah itu, Haerudin mengira sang anak sedang bermain bersama dengan saudara-saudaranya di halaman rumah. Dalam kurun waktu 15 menit, Haerudin sempat menanyakan kembali keberadaan anaknya kepada sang istri. Namun, saat itu anaknya sudah tidak terlihat dan hilang hingga saat ini.

"Anak saya itu hyper aktif, terus saya nanya ke orang tua saya yang lagi istirahat di dalam rumah, 'Darel mana?', terus dijawab ibu saya katanya tadi keluar. Terus saya keluar nanya ke istri saya sama mertua saya, Darel kemana, terus saya cari ke dalem rumah bibi saya tapi nggak ada, waktu dicari-cari nggak ada, terus kata istri saya ngomong katanya terakhir ngejar-ngejar anak ayam," jelasnya.

Sejak saat itulah Darel hilang dan belum ditemukan. Pihak keluarga langsung melaporkan hilangnya anak mereka ke Polsek Kalijati, Polres Subang.

"Setelah lapor langsung tuh dari Tim SAR gabungan sama warga sekitar sampai nyari-nyari 24 jam, sampai malem juga nyari ke hutan-hutan gitu, barangkali jatuh ke empang atau sumur-sumur gitu, tapi tidak ada hasilnya nihil," kata Haerudin.

(yum/yum)


Hide Ads