Jepang yang Terancam Punah

Kabar Internasional

Jepang yang Terancam Punah

Tim detikInet - detikJabar
Senin, 01 Mei 2023 02:00 WIB
Seorang pria berjalan melewati shelter berisi boneka yang dibuat dengan tangan dan ditempatkan di sekitar desa oleh penduduk lokal Tsukimi Ayano untuk menggantikan populasi lokal yang semakin berkurang pada 22 April 2016 di desa Nagoro, di Miyoshi, Jepang.
Krisis populasi Jepang (Foto: Financial Review).
Jakarta -

Jepang sedang dihadapkan ancaman mengerikan. Negara yang terkenal dengan julukan Negeri Sakura tersebut terancam kekurangan populasi kependudukan secara ekstrem lantaran terus mengalami penyusutan.

Dilansir detikINET, sebagaimana diketahui, Jepang bermasalah dengan tingkat kelahiran bayi yang rendah hingga populasinya terus menurun. Bahkan dalam proyeksi baru dari Pemerintah Jepang sendiri, penduduk Negeri Sakura bakal berkurang drastis di tahun 2070.

Riset statistik dari The National Institute of Population and Security Research Jepang memprediksi jika tidak ada antisipasi, populasi Jepang diperkirakan akan turun menjadi hanya 87 juta pada tahun 2070, menyusut 30% dari tahun 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan para penduduk asing, termasuk pelajar dan pekerja yang tinggal di Jepang selama lebih dari tiga bulan, diproyeksi menjadi 10,8% dari populasi menjadi 9,39 juta di tahun 2070, meningkat dari hanya 2,2% pada tahun 2020.

Seperti dikutip detikINET dari Kyodo News, populasi Jepang yang sebanyak 126,15 juta di 2020, akan berada di bawah 100 juta orang pada tahun 2057 dan terus merosot. Jumlah kelahiran, yang anjlok di bawah 800.000 pada 2022, kemungkinan akan turun lebih jauh jadi di bawah 700.000 di 2043 dan di bawah 500.000 pada 2070.

ADVERTISEMENT

Prediksi seram lain, jumlah lansia terus naik sementara orang berusia 15 hingga 64 tahun, populasi usia kerja, diperkirakan menurun tajam menjadi 45,35 juta pada tahun 2070 dari 75,09 juta pada tahun 2020. Mereka yang berusia 14 tahun ke bawah diperkirakan turun jadi 7,97 juta pada tahun 2070 dari 15,03 juta di 2020.

Tak heran jika Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyebut Jepang di ambang tidak dapat mempertahankan fungsi sosial. Sementara penasihat Perdana Menteri mengatakan jika fenomena itu terus berlanjut, bukan tidak mungkin Jepang akan lenyap di masa depan.

"Jika kita terus begini, negara ini akan lenyap," kata Masako Mori, mantan menteri dan penasihat PM Jepang. Ia khawatir anak-anak dan generasi muda akan menghadapi potensi lenyapnya negara.

Berbagai upaya pun dilakukan agar warga Jepang mau menikah dan menghasilkan keturunan. Pemerintah Jepang berupaya memberikan semakin banyak insentif biaya hidup bagi mereka yang mau memiliki anak.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.

(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads