Penjelasan Badan Geologi soal Semburan Api di Rest Area Tol Cipali

Penjelasan Badan Geologi soal Semburan Api di Rest Area Tol Cipali

Sudirman Wamad - detikJabar
Kamis, 27 Apr 2023 15:50 WIB
Semburan api di Rest Area Tol Cipali KM 86.
Semburan api di rest area Tol Cipali Subang (Foto: Istimewa).
Bandung -

Badan Geologi telah mengkaji fenomena semburan api di rest area Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 86. Badan Geologi menyebut semburan api itu merupakan gas yang keluar dari puncak antiklin atau lapisan batuan sedimen.

Penyelidik Bumi Muda Bidang Sumber Daya Miga Pusat Survei Geologi Iwan Sukma Gumilar mengatakan, wilayah utara Jabar memiliki lapangan migas. "Jadi, kita lihat dari struktur bawah permukaannya itu memang ada antiklin yang memungkin migas terakumulasi," kata Iwan Sukma kepada detikJabar, Kamis (27/4/2023).



"Titik sumur (semburan) itu berada di puncak antiklin. Nah, seperti kayu atau penggaris yang dibengkokkan atau melengkung. Maka, puncaknya itu kan banyak rekahan atau zona lemah," ucap Iwan menambahkan.

Iwan mengatakan gas keluar dari zona lemah tersebut. Ia mengatakan lapisan aluvial atau tanah yang terbentuk karena endapan terbilang tipis. Sehingga, tanah tersebut merekah dan mengeluarkan secara alamiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apalagi posisinya di puncak antiklin atau zona lemah. Namanya fluida itu kan terus mengalir mencari zona lemah untuk keluar," kata Iwan.

Iwan mengaku perlu kajian mendalam untuk mengetahui zona lemah. Namun, lanjut Iwan, adanya semburan api itu bisa dijadikan sebagai kontrol saat mengisolasi wilayah. Ia mengatakan, isolasi sulit dilakukan ketika tak ada semburan api.

ADVERTISEMENT

"Justru kalau tidak ada api itu yang justru sulit, karena larinya ke mana kita tidak tahu. Dengan adanya api, istilahnya melihat situ rembesannya. Karena gas itu kan tidak berwarna dan berbau," tutur Iwan.

Saat ditanya mengenai radius isolasi, Iwan mengatakan aparat keamanan yang memiliki kewenangan tersebut. Menurut dia, perlu ada koordinasi yang baik dari berbagai bidang terkait fenomena tersebut.

Kejadian serupa juga pernah terjadi di Indramayu. Semburan api pernah muncul. Di Indramayu, dikatakan Iwan, bisa dimanfaatkan karena gas yang keluar bisa diidentifikasi.

"Di Indramayu itu biogenic. Tapi, kita harus lihat dulu ini, apakah gas apa. Kemarin itu saya mau ambil sampel gas. Apakah biogenic atau thermogenic. Saya nggak bisa ambil sempel, wong apinya di mana-mana," ucap Iwan.

Semburan api yang muncul dari dalam sumur di Rest Area Km 86 B Tol Cipali belum padam. Terhitung sudah 24 jam lebih api masih menyala.

Semburan api tersebut muncul sejak Rabu (26/4/2023) pukul 09.30 WIB. Kepala Penyelidik Bumi Ahli Muda Bidang ESDM Kabupaten Subang Ivan mengatakan semburan api tersebut belum menunjukkan tanda-tanda menurun atau masih sama dari awal semburan api muncul.

"Api masih menyala. Betul (semburan api masih sama kayak kemarin) dan terus di pantau dan dievaluasi intensitas semburannya," ujar Ivan saat dihubungi detikJabar.

(sud/mso)


Hide Ads