Hari Minggu (24/4/2023) menjadi hari yang tidak terlupakan bagi Heri (45). Kepala bagian belakangnya tiba-tiba ditabok oleh preman inisial E alias Samson, padahal saat itu Heri tengah mengurus jenazah tetangganya.
Saat itu kondisi sekitar lokasi kejadian tengah ramai, Heri bersama tiga orang lainnya sedang berniat mengangkat jenazah. Sampai kemudian tanpa basa-basi, Samson datang dan langsung dihajar Samson.
"Saya padahal enggak ada apa-apa, enggak punya dosa kenapa tiba-tiba dipukul. Itu (kejadiannya) pada saat saya mengurus meninggalnya tetangga, saya dipukul di belakang kepala dua kali," lirih Heri, warga Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, kepada detikJabar, Kamis (27/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti biasa, warga tidak ada yang berani memberikan perlawanan, karena Samson dikenal temperamental. Begitu juga dengan Heri, ia hanya melongo usai dihajar Samson.
"Enggak melawan, situasi juga sedang ramai. Hanya percuma di lawan juga enggak akan benar," tuturnya.
Preman Samson memang pemarah dan kerap mengamuk tidak jelas, informasi dihimpun dari warga pria berbadan kekar itu sudah sering kali menang ketika diserang keroyokan. Baru-baru ini ia juga dibacok di kedua tangannya, dilihat detikJabar, bekas bacokan itu masih terlihat saat dia bertelanjang dada di Polres Sukabumi.
Kades Cidadap, Deden Anta bercerita Samson pernah diminta pergi dari Kampung Cihurang, diketahui ia punya istri dan anak di Sukabumi. Namun selang berapa lama, ia kembali lagi ke kampung dan berbuat onar.
"Sempat diminta pergi ke Sukabumi mengungsi ke rumah mertuanya sekitar tahun 2020 ternyata balik lagi mungkin pihak keluarga berpikir dia bakalan berubah. Ketika datang ke sini awal-awal ada perubahan pakai pakaian koko, pakai sarung, ke masjid," cerita Deden.
Deden menceritakan, sikap Samson hanya bertahan selama beberapa saat. Ia kembali berubah usai berguru ke daerah Banten.
"Tiba-tiba jadi berubah beda, ngalap ilmu lagi. Merusak tembok perusahaan, mobil, dua bulanan yang lalu. Karena katanya dia kerap mendapat bisikan-bisikan, udah begitu eh, tambah alot. Dia juga kerap memarahi orang enggak jelas pakai bahasa kasar," tuturnya.
"Malam takbiran kemarin dia marahin ustaz, sedang menghitung zakat ke untuk disetor ke BAZIS jam 00.00 WIB, saat jam 01.00 WIB pak ustaz dan sekretarisnya tiba-tiba dimarahin, enggak ada masalah apa-apa. Omongan kasar keluar katanya sia, sia begitu," kata Deden menambahkan.
(sya/yum)