Semua orang tergila-gila dengan emas. Logam mulia ini bisa jadi perhiasan sekaligus investasi jangka panjang. Namun perlu diingat, emas juga merupakan sumber daya yang tidak bisa diperbaharui. Ketersediaan emas di Bumi lambat laun akan terbatas dan suatu hari akan habis.
Lalu bagaimana ketersediaan emas di bumi saat ini? dilansir dari detikEdu yang mengutip artikel IFL Science pada Selasa (25/4/2023) yang menjelaskan cadangan emas meningkat sekitar 1,8 persen setiap tahunnya selama 100 tahun terakhir.
Para ahli mengatakan meskipun penambangan emas terus dilakukan, sebanyak dua per tiga telah diproduksi pada tahun 1950-an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Periode "demam emas" di seluruh dunia pernah terjadi di Amerika Utara dan Selatan hingga Afrika Selatan sepanjang abad ke-19.
Penambangan emas pun sempat banyak terhenti karena pandemi Covid-19 sehingga industri tidak mampu memenuhi permintaan emas karena kurangnya penemuan deposit emas dalam jumlah besar pada beberapa tahun terakhir.
Penambang emas terbesar hingga kini adalah negara Cina, sedangkan kompleks pertambangan emas tunggal terbesar adalah Tambang Emas Nevada milik Barrick Gold, yang menghasilkan 99.223 kilogram (218.749 pon) per tahun.
Namun saat ini, banyak bermunculan perhiasan lainnya yang tak kalah populer misalnya perak atau berlian. Maka, para ahli memperkirakan hingga saat ini emas yang ditambang berjumlah sekitar 169.643 ton dengan total yang berhasil ditemukan sekitar 221.353 ton.
Survei Geologi AS memperkirakan cadangan yang masih ada di bawah tanah sekitar 51.700 ton. Para ahli memperkirakan bahwa potensi penambangan semua cadangan emas yang diketahui saat ini hanya dalam waktu 17 tahun.
Kemajuan teknologi pertambangan membuat emas lebih mudah untuk ditemukan dan lebih ekonomis pula. Jadi sepertinya kita tidak akan mengalami kehabisan semua emas Bumi dalam waktu dekat.
Ditambah emas bisa didaur ulang dan sulit dihancurkan, sehingga diperkirakan hampir semua emas masih ada di Bumi ini.
Industri pun menggunakan cara daur ulang emas untuk menyikap angka defisit tersebut. Hasilnya, masih bisa diproduksi sekitar 1.150 ton emas daur ulang dan menjadikan penurunan hasil penambangan imbang serta industri tetap bisa memenuhi permintaan pasar.
Artikel ini sudah tayang di detikEdu, baca selengkapnya di sini
(aau/dir)