Momen Rhoma Irama Siap Mati Saat Lawan Lotre Porkas dkk

Lorong Waktu

Momen Rhoma Irama Siap Mati Saat Lawan Lotre Porkas dkk

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 11 Apr 2023 10:30 WIB
Raja Dangdut Rhoma Irama dan Soneta group beraksi meriahkan kampanye akbar di lapangan terbuka Poncol Sawangan  Depok , Jawa Barat, Kamis (28/3/2019) . Kampanye akbar Partai Amanat Nasional (PAN) yang bertema Doa dan Dendang Kemenangan tersebut mengajak simpatisan dan kader PAN untuk memenangkan pasangan Prabowo-Sandi pada 17 April mendatang.  ANTARA FOTO/ Kahfie Kamaru/foc.    *** Local Caption ***
Rhoma Irama (Foto: ANTARA FOTO/ Kahfie)
Bandung -

Musisi dangdut legendaris Tanah Air Rhoma Irama punya kisah tersendiri soal Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah alias SDSB. SDBS merupakan judi lotre yang dilegalkan pemerintahan era Soeharto.

Kala itu masyarakat Indonesia dibuat demam, entah di kampung atau di kota. Baik tua maupun muda, semuanya tergila-gila oleh kupon lotre tersebut. Pasalnya, ketika itu masyarakat seolah menemukan jalan pintas untuk menjadi seorang hartawan dengan modal menebak nomor buntut.

Raden Haji Oma Irama tergerak untuk membuat sebuah lagu berjudul Sumbangan dan Judi. Di dalam bait-bait lagunya, sang Satria Bergitar mengkritik soal SDSB, Porkas dkk yang menggunakan sumbangan sebagai kedok perjudian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengkritik tentang fenomena dimana orang-orang berbondong-bondong memberikan sumbangan, tetapi membuat perhitungan angka demi mendapatkan sejumlah Rupiah. Padahal sejatinya, dalam lirik lagu tersebut, menyumbang itu hanya mengharapkan ridho Tuhan.

Seperti diketahui, kupon undian SDSB ketika itu menebak nomor-nomor di sejumlah gerai penjual kupon SDSB. Semakin banyak nomor yang tembus, semakin besar pula hadiah yang didapatkan. Berikut penggalan liriknya :

ADVERTISEMENT

Dermawan sebenarnya dermawan
Orang yang punya ketulusan
Dermawan sebenarnya dermawan
Tidak mengharap keuntungan

Memberi seribu mengharap sejuta
Itu 'kan ingin cepat kaya
Memberi ribuan mengharap miliaran
Sudah jelas bukan dermawan

Janganlah kau menipu dirimu sendiri
Dalam menggunakan uang
Tanyakan hatimu di saat memasang
Mau judi atau nyumbang

Seperti itulah penggalan lirik dari lagu 'Sumbangan' yang diciptakan Rhoma Irama. Tak hanya soal kebijakan pemerintah pusat soal perjudian yang dikritik Rhoma tetapi juga pejabat daerah lainnya yang melegalkan perjudian.

Mengutip dari buku Rhoma Irama: Politik Dakwah Dalam Nada, pria kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1946 itu juga membuat telinga Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin merah. Peristiwa itu terangkum dalam buku autobiografinya.

"Hai Rhoma, memang kamu sudah memiliki lumbung apa sampai berani melawan pemerintah," kata Ali Sadikin seperti dikutip detikNews dari buku karangan Moh. Shofan tersebut.

"Saya tidak punya uang," jawab Rhoma.

"Apa kamu siap mati?" tanya Gubernur Ali Sadikin.

"Saya siap mati," kata Rhoma dengan suara tenang.

Tak hanya lagu Sumbangan dan Judi, sederet lagu juga diciptakan Rhoma untuk mengkritik pemerintah. Misalnya pada pertengahan tahun 1980-an dia mencipta lagu 'Hak Asasi Manusia'. Tembang ini diciptakan pria kelahiran Tasik Malaya, Jawa Barat 11 Desember 1946 itu untuk mengkritik sikap Orde Baru yang tak menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Dikutip dari detikX, Soeharto melegalkan SDSB dengan dalih untuk mengembangkan dana olahraga di Indonesia. Tapi, kenyataannya, sistem sumbangan itu mirip judi yang sudah ada sebelumnya di Indonesia.

"Kami turun ke jalan mendemo kebijakan itu," kata Hasyim Asy'ari, yang kini menjadi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu, 13 April 2022, lalu.

Aksi demonstrasi memprotes SDSB tak hanya terjadi di Purwokerto. Demo mahasiswa dalam jumlah besar juga muncul di Makassar (Sulawesi Selatan), Jember dan Surabaya (Jawa Timur), Solo dan Pekalongan (Jawa Tengah), Yogyakarta, dan Jakarta. Di samping mahasiswa, banyak organisasi kepemudaan dan Majelis Ulama Indonesia menyuarakan hal yang sama: tutup SDSB.

Para penentang kupon SDSB tambah geram ketika pemerintah begitu lamban menangani masalah tersebut. Buntutnya, gelombang protes makin memuncak dan panas. Sejumlah kios penjualan kupon SDSB dibakar di beberapa wilayah di Jakarta dan daerah lainnya. Akhirnya, dalam rapat di DPR, Menteri Sosial Endang Kusuma Inten Soewono mengumumkan penghapusan kupon SDSB.

Peredaran kupon SDSB, yang dikelola Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS) sesuai Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor BS-10-4/91 yang diteken Mensos Haryati Soebadio, akhirnya bisa berhenti pada 24 September 1994. Sejak saat itu, SDSB menghilang dari Indonesia.

Menjelajahi Masa Lalu Lewat Artikel khas Jabar: Lorong Waktu

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads