Waspada Abrasi Saat Mudik Via Jalur Pansela Pangandaran

Waspada Abrasi Saat Mudik Via Jalur Pansela Pangandaran

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Minggu, 09 Apr 2023 23:00 WIB
Ruas jalan pansela yang paling dekat dengan pesisir pantai Ciparanti
Ruas jalan pansela yang paling dekat dengan pesisir pantai Ciparanti (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Jalur Pantai Selatan (Pansela) jadi jalur alternatif mudik Lebaran 2023. Namun, pemudik harus waspada terhadap potensi abrasi tahunan di jalur Pansela, Pangandaran.

Jalur yang berpotensi terkena abrasi air laut berada di pesisir pantai Ciparanti yang berdampingan dengan Jalan Pansela Pangandaran menuju Kabupaten Tasikmalaya, Garut hingga Sukabumi.

Pantauan detikJabar pada Sabtu (9/4) siang, jalur pansela Pangandaran masih terbilang mulus untuk dilalui. Akan tetapi di blok Ciparanti ruas jalan sangat dekat dengan pesisir pantai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Desa Ciparanti Mastur mengatakan memang sudah sejak lama abrasi menghantui warga setempat. Saat abrasi, gelombang ombak bisa sampai menyentuh badan jalan.

"Abrasi terjadi saat musim pasang air laut atau rob musiman. Akibatnya gelombang ombak menyentuh badan jalan," kata Mastur kepada detikJabar, Minggu (9/4/2023).

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan setiap musim air pasang tinggi jalan selalu terhantam gelombang ombak. Hal ini menyebabkan aktivitas jalan terganggu.

"Tahun lalu jalan tertutup sampah dari laut, bahkan sejumlah ruas jalan bisa ikut terkikis," ucapnya.

Mastur menuturkan air pasang laut musiman tersebut kerap menyebabkan abrasi yang berdampak cukup parah. Bahkan dahulu, jarak antara ruas jalur Pansela ke pantai 50 meter. Namun kondisinya saat ini kian menyempit dan hanya 5-10 meter ke jalan.

"Ada diantaranya sepanjang ruas jalan Ciparanti," katanya.

Pihaknya pun menyambut baik apabila jalur Pansela direkomendasikan untuk alternatif mudik. Sebab hal itu akan berimbas pada meningkatnya perekonomian warga. Akan tetapi, pemerintah juga perlu membahas lebih jauh soal potensi abrasi yang mengancam.

Menurut Mastur, pihak desa sempat mengusulkan pembatas abrasi kepada Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum saat kunjungan tahun 2019 lalu. Namun hingga kini pembatas tersebut belum terealisasi.

"Beliau berjanji akan membuat benteng atau penahan abrasi pantai pemecah ombak di pantai Ciparanti. Namun belum realisasi hingga sekarang," katanya.
Mastur mengatakan pembatas abrasi dibutuhkan untuk bisa menahan ombak. Sehingga gelombang air tak sampai masuk ke ruas jalan.

"Biasanya air pasang musiman itu terjadi diantara bulan April-Mei-Juni. Sedangkan libur lebaran kan masuknya akhir April awal Mei," kata Mastur.




(dir/dir)


Hide Ads