Dinas Perhubungan Kota Bandung cukup kewalahan mengatasi masalah parkir liar. Padahal berbagai upaya telah dilakukan demi menyelesaikan salah satu masalah di Bandung.
Upaya penertiban itu nyatanya belum terlalu berdampak. Contohnya di titik-titik dilarang parkir seperti di Jalan Asia Afrika, Jalan Otto Iskandar Dinata dan Jalan Dalem Kaum masih saja ditemui kendaraan yang parkir seenaknya.
Kepala UPT Parkir Dishub Kota Bandung Yogi Mamesa mengakui jika parkir liar masih jadi pekerjaan rumah yang belum berhasil diselesaikan. Saat akhir pekan biasanya parkir liar akan semakin menjamur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya seolah sudah tradisi ya (parkir liar), terutama di Dalem Kaum. Jadi biasanya di weekend itu parkir liar ramai. Berapa kali ditindak sehari, besoknya ada lagi. Anak-anak (Dishub) kami taruh sampai jam 20.00 WIB, jam 21.00 WIB lebih itu biasanya marak parkir. Kami sekarang sudah woro-woro sejak hari pertama puasa. Dari imbauan harapannya mereka semakin mengerti," ujar Yogi ditemui di Pendopo Kota Bandung, Kamis (6/4/2023).
Yogi menyebut bahwa kewenangan terkait parkir liar ada pada Bidang Pengendalian dan Ketertiban Transportasi (PDKT).
Sementara itu, Kepala PDKT Dishub Kota Bandung Asep Kuswara menjelaskan, bahwa sebetulnya ketertiban parkir bukan hanya kewenangan Dishub semata, melainkan kesadaran masyarakat juga perlu ditingkatkan.
"Bukan masalah cepetnya tapi kesadarannya. Pengennya saya itu punya attitude lah punya rasa memiliki. Ada parkiran di basement, padahal kita sudah pasang spanduk dilarang parkir, kenapa masih parkir di bahu jalan," ucap Asep ditemui detikJabar di Balai Kota Bandung belum lama ini.
Sementara itu dari kacamata petugas lapangan, Dadang SIP Petugas PDKT Pengedalian Operasional (Dalops) menyebut penertiban kini hanya sebatas imbauan. Sebab permasalahan utamanya juga karena warga masih mau parkir liar.
"Sebetulnya kami sudah melakukan imbauan, tapi kadangkala yaitu satu mungkin budaya juga di Indonesia nggak mau ribet. Sebetulnya ada parkir dalem di bawah basement, tapi ya itu tadi males. Sekarang ini cuma diimbau saja kalau dulu diderek," ujar Dadang.
Ia menjelaskan, di bulan puasa, pihaknya menjaga agar tidak memancing keributan. Namun setelah Lebaran, Dadang mengaku pihaknya rajin keliling.
"Karena kan bulan puasa ya, kita membatasi jangan sampai ada konflik. Kalau dulu biasanya kita sesuai SOP saat ada yang parkir liar kita tunggu 15 menit, kalau tidak ada pemilik kendaraan diderek. Sekarang humanis aja. Bulan Ramadan kan kalau puasa tensinya lebih tinggi ya, lebih baik imbau dengan kondusif," ucap Dadang sambil tertawa kecil.
Dia juga mengaku kerap mendapat laporan dari masyarakat terkait penderekan kendaraan.
"Kalau ada laporan masyarakat kami biasa turun. Selain itu biasanya muter keliling empat hari dalam seminggu. Kalau ada, baru lakukan penderekan," katanya menutup percakapan.
(aau/mso)