Nuryana (32) warga Dusun Bojongeureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Sumedang menemukan sepucuk senjata api usang di rumahnya. Senjata itu ditemukan di dalam lemari milik mendiang ayahnya.
Sepucuk senjata yang diketahui sudah berusia puluhan tahun itu kemudian diserahkan kepada pihak TNI. Berikut fakta-faktanya:
1. Senjata Milik Ayah Nurjana
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senjata api yang ditemukan Nuryana merupakan pistol jenis Mitraliur M/45 buatan Swedia. Senjata ini diketahui peninggalan ayah Nuryana yang bernama Darja'i, mantan pejuang saat menumpas pemberontakan DI/TII.
Dalam sebuah piagam, ayah Nuryana tercatat sebagai anggota TNI dari Divisi IV Siliwangi dengan pangkat terakhir Sersan dan bertugas di Kodim Kota Bandung.
2. Diserahkan ke Kodim Sumedang
Penyerahan senjata dilakukan di rumah kontrakan di Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (3/4/2023) sore. Di rumah kontrakan itulah Darja'i tinggal dan menghembuskan napas terakhirnya.
Penyerahan senjata itu turut dihadiri Dandim 0610 Sumedang Letkol Inf Hendrix Fahlevi Rangkuti, Danramil 1005 Jatinangor Kapten Arh Ateng Jaelani, beberapa anggota TNI, dan keluarga almarhum.
3. Ditemukan di Lemari Misterius
Nuryana mengaku senjata api peninggalan almarhum ayahnya itu ditemukan berawal saat dirinya tengah mencari sebuah dokumen untuk mengurus pensiunan ayahnya.
"Jadi pas sedang mengurus surat-surat pensiunan, ada yang kurang terkait dokumennya itu," ungkap Nuryana kepada detikJabar di lokasi.
Ia saat itu teringat wasiat ayahnya yang mana jika terdapat kesusahan, maka bongkarlah sebuah lemari misterius yang ada di dalam kamar ayahnya. Selain itu, ia diperintahkan untuk segera melapor kepada kantor Koramil terdekat.
"Lemari ayah saya itu dari sejak saya kecil tidak boleh dibongkar. Namun karena teringat pesan ayah saya, jadi lemari itu saya bongkar dan saya saat itu langsung menghubungi anggota karena di dalam lemari ternyata didapati senjata api," paparnya.
4. Baru Tahu Ayahnya Pejuang
Nuryana sendiri mengaku belum terlalu paham akan sosok ayahnya yang sudah meninggalkannya sejak masih kecil. Dia juga menyatakan baru mengetahui jika ayahnya adalah seorang pejuang kemerdekaan.
"Saya baru tahu bahwa ayah saya pejuang setelah melihat beberapa piagam penghargaan dan piagam-piagam itulah yang menjelaskan siapa sosok ayah saya setelah diterangkan oleh anggota TNI," ungkapnya.
5. Bukti Darja'i Pejuang
Danrem 062/TNI Kolonel Inf Asep Sukarna mengungkapkan, senjata yang diserahkan merupakan bukti bahwa almarhum Darja'i adalah pejuang. Hal itu lantaran senjata tersebut hadiah bagi almarhum lantaran telah turut serta dalam menumpas pemberontakan DI/TII.
"Senjata ini sebagai bukti bahwa beliau mendapatkan senjata ini hasil dari perjuangan sendiri saat bergerilya melawan DI/TII dan beliau dihadiahi senjata ini disertai sertifikat yang ditandatangani pada tahun 1949 dan menjelaskan bahwa senjata ini adalah miliknya beliau," ungkap Asep.
Penyerahan senjata ini juga, sambung Asep, sebagai bukti bahwa TNI manunggal bersama rakyat. "Penyerahan senjata ini juga sebagai bukti bahwa rakyat selalu dengan TNI, ini buktinya saat masyarakat melaporkan dan menyerahkan senjata peninggalan kepada TNI," terangnya.
6. Senjata Jenis Pistol Mitraliur M/45
Asep menyebut, senjata yang diserahkan merupakan jenis Pistol Mitraliur M/45 buatan Swedia beserta 42 butir peluru dan dua buah magazine.
"Semua senjata dan perlengkapan lainnya selanjutnya akan diamankan untuk kemudian dilaporkan kepada pimpinan atas kami di Kodam lalu selanjutnya akan dilaporkan kepada satuan Angkatan Darat," ungkapnya.
7. Meninggalkan Seragam Kebesaran
Selain meninggalkan senjata, almarhum Darja'i juga meninggalkan seragam kebesarannya dengan lencana yang menjelaskan bahwa almarhum sebagai anggota RPKAD (Kopassus) dan juga anggota intelijen.
Asep berkomitmen akan mengurus segala hak-hak bagi almarhum sebagai pejuang TNI AD. "Kami pun akan segera mengurus yang menjadi hak bagi almarhum," ucapnya.
8. Senjata Perang Dunia
Dikutip dari berbagai sumber, senjata api jenis Pistol Mitraliur muncul pada akhir perang dunia I. Senjata ini menggabungkan kemampuan menembak serupa senjata mesin dengan isi amunisi pistol.
Kala itu, beberapa negara yang memproduksi senjata jenis ini dengan beragam namanya, di antaranya Italia (villar perosa), Jerman (Bergmann MP18), Amerika (Thompson), Inggris (Lanchester), Uni Soviet (PPD-34), dan beberapa negara lainnya.
Di Indonesia sendiri, Pistol Mitraliur mulai populer pada saat perang kemerdekaan. Pistol Mitraliur yang banyak dipakai, satu di antaranya adalah Pistol Mitraliur Carl Gustaf M/45 buatan Swedia.
9. Ciri Khas Senjata
Ciri khas dari senjata ini memiliki pegangan belakang yang dilapisi kayu. Sementara pegangan depannya bertumpu pada sebuah magasen tempat di mana peluru bersemayam.
Carl Gustaf M/45 mampu menembakan peluru kaliber 9 mm dengan putaran magasen antara 24 sampai 36 putaran. Tembakan itu sepenuhnya otomatis dengan laju tembak pada kisaran 600 rpm. Inilah yang membuatnya mudah dikendalikan dengan jarak tembak paling efektif pada kisaran 200 meter.
10. Senjata Standar TNI AD
Danrem 062/TNI Kolonel Inf Asep Sukarna memaparkan, senjata tersebut adalah senjata standar TNI AD dan digunakan pada waktu dulu termasuk pada saat melawan DI/TII.
"Ini jenis senjata PM Mitraliur M/45, ini senjata standar TNI, ini digunakan pada saat dulu, pada saat DI/TII pun menggunakan ini," ungkap Asep kepada detikJabar, Senin (3/4/2023).
(bba/dir)