Cerita Warga Sumedang Serahkan Senjata Buatan Swedia

Cerita Warga Sumedang Serahkan Senjata Buatan Swedia

Nur Azis - detikJabar
Senin, 03 Apr 2023 22:20 WIB
Nuryana (ketiga dari kiri) saat penyerahan senjata.
Nuryana (ketiga dari kiri) saat penyerahan senjata. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Nuryana (32), warga Dusun Bojongeureun, Desa Cibeusi, Kecamatan Jatinangor, Sumedang menyerahkan satu pucuk senjata api beserta puluhan amunisi kepada Danrem 062/TN Kolonel Inf Asep Sukarna.

Senjata jenis Pistol Mitraliur M/45 buatan Swedia itu diketahui peninggalan ayah Nuryana yang bernama Darja'i. Darja'i diketahui merupakan mantan pejuang saat menumpas pemberontakan DI/TII.

Dalam sebuah piagam, ayah Nuryana tercatat sebagai anggota TNI dari Divisi IV Siliwangi dengan pangkat terakhir Sersan dan bertugas di Kodim Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyerahan senjata dilakukan di rumah kontrakan di Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (3/4/2023) sore. Di rumah kontrakan itulah Darja'i tinggal dan menghembuskan napas terakhirnya.

Penyerahan senjata itu turut dihadiri Dandim 0610 Sumedang Letkol Inf Hendrix Fahlevi Rangkuti, Danramil 1005 Jatinangor Kapten Arh Ateng Jaelani, beberapa anggota TNI, dan keluarga almarhum.

ADVERTISEMENT

Nuryana mengaku senjata api peninggalan almarhum ayahnya itu ditemukan berawal saat dirinya tengah mencari sebuah dokumen untuk mengurus pensiunan ayahnya.

"Jadi pas sedang mengurus surat-surat pensiunan, ada yang kurang terkait dokumennya itu," ungkap Nuryana kepada detikJabar di lokasi.

Ia saat itu teringat wasiat ayahnya yang mana jika terdapat kesusahan, maka bongkarlah sebuah lemari yang ada di dalam kamar ayahnya. Selain itu, ia diperintahkan untuk segera melapor kepada kantor Koramil terdekat.

"Lemari ayah saya itu dari sejak saya kecil tidak boleh dibongkar. Namun karena teringat pesan ayah saya, jadi lemari itu saya bongkar dan saya saat itu langsung menghubungi anggota karena di dalam lemari ternyata didapati senjata api," paparnya.

Nuryana sendiri mengaku belum terlalu paham akan sosok ayahnya yang sudah meninggalkannya sejak masih kecil.

"Saya baru tahu bahwa ayah saya pejuang setelah melihat beberapa piagam penghargaan dan piagam-piagam itulah yang menjelaskan siapa sosok ayah saya setelah diterangkan oleh anggota TNI," ungkapnya.

Sementara itu, Dartini (33), kakak perempuan Nuryana, menyebut ayahnya itu memiliki 10 anak. Ia sendiri merupakan anak keempat.

"Ayah saya itu anaknya ada 10 orang, dua orang dari istri pertamanya dan 8 orang dari istri keduanya, saya yang nomor empat dari istri kedua," ucapnya.

Dartini menyebut, ayahnya meninggal setahun yang lalu dan di akhir masa hidupnya tinggal bersama adiknya yang bernama Nuryana di rumah kontrakan yang kini ditempati.

"Jadi dulu itu ayah saya berpesan kepada anak-anaknya jangan dulu membuka lemari sebelum ayah saya meninggal. Buka lemari itu jika ayah saya sudah meninggal agar mendapatkan hak dan bisa buat mengurus ayah saya," paparnya.

Danrem 062/TN Kolonel Inf Asep Sukarna mengungkapkan, senjata yang diserahkan merupakan bukti bahwa almarhum Darja'i adalah pejuang. Hal itu lantaran senjata tersebut hadiah bagi almarhum lantaran telah turut serta dalam menumpas pemberontakan DI/TII.

"Senjata ini sebagai bukti bahwa beliau mendapatkan senjata ini hasil dari perjuangan sendiri saat bergerilya melawan DI/TII dan beliau dihadiahi senjata ini disertai sertifikat yang ditandatangani pada tahun 1949 dan menjelaskam bahwa senjata ini adalah miliknya beliau," ungkap Asep.

Penyerahan senjata ini juga, sambung Asep, sebagai bukti bahwa TNI manunggal bersama rakyat.

"Penyerahan senjata ini juga sebagai bukti bahwa rakyat selalu dengan TNI, ini buktinya saat masyarakat melaporkan dan menyerahkan senjata peninggalan kepada TNI," terangnya.

Asep menyebut, senjata yang diserahkan merupakan jenis Pistol Mitraliur M/45 buatan Swedia beserta 42 butir peluru dan dua buah magazine.

"Semua senjata dan perlengkapan lainnya selanjutnya akan diamankan untuk kemudian dilaporkan kepada pimpinan atas kami di Kodam lalu selanjutnya akan dilaporkan kepada satuan Angkatan Darat," ungkapnya.

Selain meninggalkan senjata, almarhum Darja'i juga meninggalkan seragam kebesarannya dengan lencana yang menjelaskan bahwa almarhum sebagai anggota RPKAD (Kopassus) dan juga anggota intelijen.

Asep berkomitmen akan mengurus segala hak-hak bagi almarhum sebagai pejuang TNI AD. "Kami pun akan segera mengurus yang menjadi hak bagi almarhum," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia pun mengimbau kepada masyarakat yang tidak berhak memegang senjata api peninggalan agar segera melaporkan kepada pihak berwenang.

"Siapa tahu di masyarakat masih ada yang megang senjata api (peninggalan) silahkan laporan ke kita sehingga dapat kita tertibkan dan amankan. Jadi otomatis tidak ada proses hukum," ucapnya.

(mso/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads