Pekan ini jagat maya sempat diramaikan dengan beredarnya potongan video empat orang memegang senapan laras panjang. Salah seorang dalam video itu berpidato dengan nada provokatif.
Usut punya usut, sosok pria yang membacakan pidato dalam video itu merupakan Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi bernama Ujang Hamdun. Dia juga tercatat sebagai calon pengurus DKM Al-Jabbar Bandung sebagai anggota Divisi Kerjasama dan Lintas Masjid.
Ujang Hamdun dalam video itu membaca potongan surat Al-Anfal. Kemudian, di akhir video yang berdurasi 48 detik itu, pria tersebut menyampaikan kata-kata yang dinilai mengandung propaganda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadilah hamba yang membunuh bukan yang dibunuh. Perangi orang musyrik dimanapun mereka berada. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Takbir," seru pria tersebut.
Di depan awak media, Ujang Hamdun memberikan klarifikasi atas video viral itu. Awalnya dia menegaskan dia dan rekan-rekannya merupakan satu NKRI. Ujang juga mengakui, dia menjadi salah satu pembina narapidana teroris.
"Saya bersama rekan-rekan saya, ini ada Kang Anton, Kang Rozak dan David bahwa pertama saya sampaikan dulu secara tegas, saya NKRI dan kegiatan saya bagaimana membina narapidana dan napiter, kemarin baru deklarasi setia kepada NKRI, ikrar kembali setia kepada negara," kata Ujang Hamdun, Minggu (26/3/2023).
Dia juga membantah ada dugaan terafiliasi dengan kelompok teroris tertentu. Menurutnya, video itu dibuat untuk konsumsi pribadinya.
"Saya tentu tidak ada sedikitpun terafiliasi dengan aliran-aliran garis keras, barang tentu kami juga tidak ada sedikitpun niat untuk melawan NKRI atau apapun yang ditunjukan. (Tujuan) konsumsi pribadi artinya untuk internal teman-teman pengajian dan tidak ada tujuan disebarluaskan," ujarnya.
"Isinya pun dalam pemahaman kami tidak ada provokasi karena kami tidak punya latar belakang dari garis keras atau melawan negara, radikalis, makar, karena latar belakang kami tidak di situ semua," sambungnya.
Minta Maaf
Ujang mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kegaduhan yang diperbuat dengan rekan-rekannya. Dia menegaskan kembali jika video itu keisengan belaka, bukan karena faktor sengaja atas dugaan makar ataupun propaganda.
"Pertama dalam kesempatan ini, sekali lagi saya mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh warga Indonesia karena kekhilafan saya, tapi itu bukan karena faktor disengaja dan hanya kekhilafan saya," kata Ujang Hamdun dalam rekaman video yang diterima detikJabar, Selasa (28/3/2023).
Ujang juga menanggapi terkait statusnya di DKM Al Jabbar. Dia mengatakan, sejauh ini ia belum menerima Surat Keputusan (SK) yang menyatakan jika dia resmi sebagai anggota DKM masjid Al Jabbar.
"Kedua terkait masjid Al Jabbar, pertama saya pribadi belum menerima SK. Saya sampai sekarang belum dilantik karena saya kapan dilatiknya dan waktunya di mana (tidak tahu) dan saya belum terima SK, ke pribadi saya tidak ada undangan atau pelantikan," ungkapnya.
Ujang juga menuturkan, akan menyerahkan keputusan tersebut kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Terlebih setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil buka suara terkait viralnya video Ujang Hamdun.
"Kalau pandangan Pak Gubernur harus tinjau ulang, saya kira saya dengan ikhlas karena saya sendiri belum menerima SK apalagi dilantik selaku jajaran pengurus," kata dia.
"Adapun usulan yang diusulkan berdasarkan pengurus mungkin itu bisa ditinjau ulang kembali dan kami menyerahkan kepada Pemprov. Pada intinya kami ikhlas atas apapun keputusan pemerintah provinsi dan itu adalah yang terbaik bagi saya khususnya dan umumnya bagi warga Jawa Barat," tutup Ujang.
Terkait senapan laras panjang yang mereka bawa, Ujang mengatakan, senapan tersebut sudah diserahkan ke Kodim 0607 untuk ditelusuri. Dia juga menuturkan telah mengkonfirmasi video itu kepada pihak TNI dan Polri.
Disesalkan Ridwan Kamil
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengaku sangat menyesalkan video yang dibuat Ujang tersebut. "Mendapat laporan ada peristiwa yang dilakukan Sekum MUI Kabupaten Sukabumi, intinya saya menyesalkan," kata Gubernur Jabar yang akrab disapa Kang Emil.
Kang Emil juga baru mengetahui jika Ujang merupakan salah satu pengurus di DKM Masjid Raya Al Jabbar. Menurutnya sebagai seorang tokoh, Ujang harusnya bisa memberikan teladan yang baik.
"Sebagai tokoh dalam kepengurusan majelis ulama harus memberikan sebuah keteladanan yang baik, bahwa ternyata beliau ada di kepengurusan Al Jabbar," ucapnya.
Dia menjelaskan, pengurus DKM Masjid Raya Al Jabbar berasal dari perwakilan MUI di 27 kabupaten/kota se-Jabar dan ormas Islam. Karena itulah, dengan beredarnya video itu, Emil menegaskan bakal melakukan evaluasi di kepengurusan DKM Masjid Raya Al Jabbar.
"Bahwa ternyata di kemudian hari ditemukan ada hal yang sifatnya tidak baik atau tidak sesuai aturan, tentu bisa dievaluasi kepengurusan di Al Jabbar tersebut," jelas Emil.
"Masing-masing individu membawa sejarah perilaku dinamika setelah mempunyai jabatan maka. Akan jadi tanggung jawab," ujarnya.
(sud/orb)