Melihat Khusyuknya Siswa Tuna Netra di Majalengka Mengaji Braille

Melihat Khusyuknya Siswa Tuna Netra di Majalengka Mengaji Braille

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Sabtu, 01 Apr 2023 14:00 WIB
Siswa SLB-A Yayasan Pendidikan Luar Biasa Tujuh Dua, Majalengka, tadarus Al-Quran braille di bulan Ramadan.
Siswa SLB-A Yayasan Pendidikan Luar Biasa Tujuh Dua, Majalengka, tadarus Al-Qur'an braille di bulan Ramadan. (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Umat muslim di seluruh dunia tengah berlomba-lomba mencari keberkahan di bulan Ramadan. Tak terkecuali bagi para penyandang disabilitas.

Seperti di SLB-A Yayasan Pendidikan Luar Biasa Tujuh Dua yang berada di Kelurahan Babakan Jawa, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, para siswa tunanetra di sekolah tersebut begitu bersemangat membaca Al-Qur'an dengan huruf braille, setiap hari di bulan Ramadan.

Saat detikJabar mengunjungi sekolah tersebut, sejumlah siswa tunanetra itu tengah membacakan Al-Qur'an braille yang dipandu oleh gurunya. Mereka kompak saat melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan merdu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Guru ngaji SLB-A Yayasan Pendidikan Luar Biasa Tujuh Dua, Mustofa mengatakan, aktivitas tadarus Al-Qur'an braille itu dilakukan setiap hari usai salat Subuh. Ia tak menjelaskan berapa surat yang biasa dibacakan setiap harinya. Namun, yang pasti aktivitas tadarus ini dilakukan hingga pukul 06.00 WIB.

"Nggak banyak sih (ayat Al-Qur'an yang dibaca), cuma tiap hari. (Baca Al-Qur'an) difokuskan habis subuh sampai jam 6 (pagi) kurang lebih," kata Mustafa saat diwawancarai detikJabar, Sabtu (1/4/2023).

ADVERTISEMENT

Mustafa tidak bisa memastikan anak didiknya itu dapat mengkhatamkan Al-Qur'an atau tidak, selama Ramadan. Akan tetapi, ia hanya berharap para pelajar di sekolah ini, setidaknya mahir dalam membaca Al-Qur'an setelah lulus sekolah.

"Insyaallah (sampai khatam). Tapi saya mempunyai tujuan, murid-murid yang di sini setidaknya keluar dari sini harus bisa membaca Al-Qur'an. Maka saya fokuskan di bulan suci Ramadan ini untuk mempelajari Al-Qur'an braille," ujar dia.

Sementara itu, salah seorang murid, Rahmat Fauzi berharap bisa mengkhatamkan Al-Qur'an braille selama Ramadan tahun ini. Bagi dirinya hal itu akan menjadi pencapaian baru, sebab selama ini Fauzi belum pernah mengkhatamkan Al-Qur'an.

"Kalau saya sebenarnya di sini baru satu tahun. Alhamdulillah dalam satu tahun ini sudah bisa membaca sambil belajar tajwid juga. Jadi ya alhamdulillah sudah lancar," ucap Fauzi.

"Di dalam membaca (Al-Qur'an braille), alhamdulillah dalam satu tahun ini sudah tamat satu juz. Sekarang mengulang lagi. Semoga (di bulan Ramadan ini) bisa khatam dengan anak-anak di sini," sambungnya.

Disinggung terkait kesulitan membaca ayat Al-Qur'an braille. Untuk bisa membaca Al-Qur'an braille, Fauzi berujar, butuh kepekaan lebih dibanding tulisan biasa. Sebab, dalam membaca Al-Qur'an braille insting indra perabanya harus bisa dimaksimalkan agar dapat membaca dengan baik.

"Ada sih (kendala) waktu awal-awal. Kesulitannya itu membedakan hurufnya gitu, kadang tanda bacanya gitu. Karena bacanya kalau braille suka ada yang sama-sama gitu. Lebih sulit ini (Al-Qur'an braille) dalam membedakannya," kata Fauzi.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads