Namun hal sebaliknya dilakukan Ismaya Safitri, pemilik warung nasi yang ada di Jalan Natuna, Kota Bandung. Bukannya sibuk melayani pembeli, Ismaya justru sibuk membagikan nasi bungkus kepada orang-orang di jalanan.
Dia berkeliling menggunakan sepeda motor dengan membawa kantong plastik besar berisi ratusan bungkus nasi. Setiap sore, Ismaya dibantu beberapa rekannya mengitari jalanan Kota Bandung untuk mencari orang yang dia anggap memerlukan nasi bungkus tersebut. Dia juga punya nama untuk menu makanan yang dibagikan, yakni 'Nasi Bungkus 2000'.
Pada siang hari, Ismaya mulai membuat ratusan nasi bungkus dengan menu yang bervariasi. Nasi tersebut kemudian disiapkan untuk dibagikan kepada masyarakat.
Pengemudi ojek online, petugas kebersihan, petugas keamanan dan pekerja lainnya jadi sasaran Ismaya. Dengan cuma-cuma dia memberikan nasi bungkus lengkap dengan minum dan kurma.
Kepada detikJabar, Ismaya mengaku apa yang dilakukannya itu murni merupakan aksi kemanusiaan. Bukan cuma saat Ramadan, memberikan nasi bungkus gratis rutin dia lakukan di bulan-bulan biasa.
"Kami atas dasar kemanusiaan. Bukan cuma Ramadan, bulan biasa juga rutin kami lakukan," kata Ismaya, Kamis (30/3/2023).
Ismaya menuturkan, dalam sehari dia bisa membuat sekitar 200 bungkus nasi. Setiap harinya menu yang dia buat selalu berganti-ganti. Namun sayur-sayuran tidak pernah luput dia buat.
![]() |
Bukan tanpa alasan, sebab Ismaya ingin semua orang yang menikmati nasi bungkus buatannya selalu sehat setelah mengkonsumsi sayur.
"Kami variatif, yang pasti ada sayuran, lauk dan nasi putih dengan minum air putih dan buah kurma. Kalau es-es gitu takut sakit, lebih baik air putih," ungkapnya.
Awalnya Ismaya mengungkapkan tidak berkeliling untuk membagikan nasi bungkus. Tahun lalu, orang-orang lah yang datang ke tempatnya di Jalan Natuna untuk mengambil nasi. Namun kali ini, dia yang berkeliling membagikan langsung.
Menariknya, Ismaya menegaskan tidak akan memberi nasi bungkus kepada seorang pemulung. Dia punya anggapan, pemulung hanya berpura-pura susah. Karena itulah, pengemudi ojol dan petugas kebersihan jadi sasaran utamanya.
"Kami sekarang tidak membagikan di pinggir jalan di sini, tapi muter, saya punya tim sendiri dibantu mereka ikut membagikan nasi," ungkap Ismaya.
"Biasanya ke sekuriti, ojol, pekerja, lalu seperti tukang sampah. Kami tidak mau kasih ke pemulung," sambung dia.
Untuk biayanya, Ismaya memang banyak menggunakan uang pribadi pada awal memulai kegiatan berbagi nasi bungkus itu. Namun lama kelamaan, mulai datang donatur yang berbaik hati membantu Ismaya.
"Kami untuk modal ini kami dari donasi masyarakat, kami biasanya buka donasi di sosial media atau mulut ke mulut. Alhamdulillah," ujar Ismaya. (bba/orb)