Meski sudah larut malam, toko-toko kecil di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista), Kota Bandung, masih buka. Tempatnya cukup menarik perhatian. Bukan lampu atau kiosnya, tapi cantiknya bunga-bunga memberi warna di tengah gelapnya malam.
Cahaya itu datang dari area toko bunga di ujung jalan Karang Anyar atau lebih dikenal dengan Gang Makam Bupati Bandung dan Dewi Sartika. Kios-kios bunga itu tak hanya buka di malam hari. Pagi, siang, bahkan sore toko-toko di sana tak pernah tutup.
"Iya kalau di sini mah buka terus 24 jam. Dibilang capek mah capek, seharian terus ganti-gantian ngejaga. Tapi gimana, bukanya 24 jam biar kalau malem kan suka ada yang ngelayat atau pas ngubur gitu," ucap Imas, pemilik kios bunga Larasati mengawali cerita kepada detikJabar belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pedagang menjadikan toko bunga miliknya sebagai rumah kedua termasuk bagi Imas. Mereka beristirahat, menjaga toko sembari memilah bunga, atau mengerjakan orderan 24 jam di tempat yang sama.
Di bulan puasa ini, segala aktivitas seperti berbuka bahkan sahur mereka lakukan di dalam toko. Lelah pasti dirasakan, namun tak mengurangi semangat untuk tetap beribadah.v"Alhamdulillah masih kuat masih puasa. Ya sahur di sini (toko), buka di sini, istirahat disini. Ganti-gantian ngejaganya (dengan suami)," kata Imas.
Kala itu waktu menunjukkan sekitar pukul 16.00 WIB. Saat jalanan terasa mulai padat dan warga sibuk mencari menu buka puasa, Imas masih fokus memilah bunga. Ia tak memikirkan soal menu berbuka yang diinginkan. Biasanya sang suami, Apih Hendra, yang langsung membelikan sebungkus nasi di warung nasi terdekat saat azan hampir tiba.
Pandangannya tertuju pada kelopak mawar putih yang mulai kecoklatan. "Lagi sedih, ini kalau bulan puasa sepi banget. Bunga banyak yang layu, harus pada dibuangin, sedih banget. Kan kalau kayak gini nih jatuhnya utang, soalnya udah ngambil bunga tapi uang bayarnya enggak ada," keluh Imas sembari membuang kelopak bunga yang telah layu.
Apih menimpali keluhan sang istri. Ia bercerita, bahwa bulan puasa orang jarang melayat atau memberi buket bunga. Karena bunga terlalu lama disimpan, lambat laun kelopak bunga semakin mudah rontok dan tentunya berubah warna. Mereka pun harus membuangnya.
"Biasanya nih yang rame tuh munggahan kemaren lumayan, orang pada ziarah dulu. Terus valentine, wisuda, nikahan gitu lumayan banget bikin buket lebih untung gede. Kalo puasa gini sepi banget, ramenya baru lebaran," terang Apih sembari membantu istrinya.
Belum lagi saat tidak laku, keduanya harus putar otak untuk membuat bunga-bunga ini tetap segar. "Ini kan sebenernya tangkainya (mawar) itu panjang, nah terus harus dipotongin biar nanti seger lagi. Pusing lah kalau enggak laku mah. Kalau enggak puasa yah, itu sebenernya suka rame, ada aja yang beli," imbuh Imas menimpali.
Kios milik Imas terbilang kecil, koleksi bunganya pun tak begitu banyak. Hanya ada sedap malam, mawar putih, mawar merah, mawar biru, dan gerbera. Tapi dari kios mungil ini, keduanya merajut asa untuk menyambung hidup.
Keduanya baru menggeluti bisnis ini sejak dua tahun yang lalu. Kios bunga tersebut baru berdiri setelah keduanya tak dipekerjakan lagi oleh pabrik. "Iya emang parah banget dulu pandemi mah. Nah terus emang dari dulu pahamnya jualan bunga, makanya langsung jualan bunga. Ngambil bunganya dari Lembang sama Cianjur gitu. Stoknya juga enggak banyak, yang sekiranya laku aja enggak kayak di Rawa Belong (Jakarta)," terang Apih.
Beberapa strategi pun mereka lakukan agar usahanya semakin ramai pembeli. Pertama yakni bunga sedap malam yang selalu jadi incaran dipasang di bagian depan, harapannya agar semerbak harumnya bisa memikat.
"Terus kalau ada pesenan dekor tuh digarap, wah itu lumayan banget sih gede dari dekor mah. Sekarang mulai jualan online. Whatsapp bisa, e-commerce juga ada, tapi masih sepi da yang online," terang Apih.
Keduanya masih semangat untuk terus mengembangkan kios bunga meski dengan kemampuan ala kadarnya. Saat ditanya harapan, muncul celetuk dari Imas yang mengharap kiosnya semakin tenar.
"Sekarang cuma berharap kalo pejabat kayak Pak Wali Kota gitu mampir kan jarang ya ke sini. Semoga kapan-kapan Presiden aja gitu lah ke sini, nah pasti bakal langsung rame tuh," kata Imas diiringi tawa.