Hutan memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan manusia, baik fisik maupun mental. Hutan melindungi daerah aliran sungai dan mengeratkan tanah sehingga mengurangi erosi, membantu menjaga kualitas dan kuantitas sumber daya air.
Tepat pada Hari Hutan Internasional kali ini, Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) meminta masyarakat mengingat kembali pentingnya hutan bagi kehidupan. Apalagi hutan juga adalah rumah bagi beragam spesies tumbuhan dan hewan, termasuk tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat obat.
"Diperkirakan sekitar 820 juta orang hidup di hutan tropis dan savana di negara berkembang, termasuk Indonesia," ujar Rajendra Aryal, Kepala Perwakilan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Selasa (21/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya sebagian besar masyarakat yang hidup berdekatan dengan hutan sangat bergantung pada apa yang di dalamnya. Sehingga alamnya bisa dimanfaatkan untuk melangsungkan kehidupan.
"Sebagian besar dari orang-orang ini bergantung pada barang dan jasa hutan untuk penyediaan makanan, bahan bakar kayu, bahan bangunan, obat-obatan, pekerjaan, dan penghasilan," katanya.
Menurutnya jutaan pemilik hutan di negara maju mendapat manfaat dari sejumlah besar petak hutan kecil yang mereka kelola. Ketika petani kecil yang mempraktikkan agroforestri dimasukkan dalam jumlah orang yang dapat dianggap bergantung pada hutan, angka totalnya mencapai sekitar 2,5 miliar.
"Peran hutan dalam kesehatan populasi ini sangat penting. Hutan menyediakan pangan, penghidupan, dan peluang penghasilan yang berkontribusi pada ketahanan pangan dan gizi," jelasnya.
Rajendra mengungkapkan hutan Indonesia telah menghadapi ancaman yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Ancaman tersebut datang akibat deforestasi.
"Adanya penebangan liar, dan kebakaran hutan yang didorong oleh ekspansi pertanian, penebangan, dan aktivitas pertambangan," ucapnya.
Luas hutan negara menurun sekitar 6,02 juta hektar antara tahun 2000 dan 2020. Namun, laju deforestasi menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut diketahui dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia.
"Dari tahun 2021 hingga 2022 deforestasi bersih adalah 113.000 ha, yang terendah selama lebih dari 30 tahun," tuturnya.
Dia menambahkan hutan telah memberi banyak kemanfaatan bagi manusia. Menurutnya masyarakat saat ini harus menjaga hutan agar tetap lestari.
"Pandemi COVID-19 telah memberi kita pengingat penting, bahwa manusia, hewan, dan lingkungan saling berhubungan erat. Jadi, dengan bekerja sama dengan pemerintah, FAO akan bekerja menghadapi tantangan untuk berkontribusi membuat hutan Indonesia lestari," kata Rajendra.
"Hutan yang sehat sangat penting bagi kesehatan kita. Keberadaan hutan yang sehat tak tergantikan," pungkasnya.
(mso/mso)